a reason you left me

258 15 0
                                    

Tiar : jimin
Atta : Atta

'gue pergi Ti, ada dosa yang harus gue tebus'

'gue pasti balik, gue pasti bakal pulang ke loe lagi'

Tiar menghembuskan nafasnya pelan, ingatan tentang surat yang sudah 13 tahun itu masih membekas kuat, bahkan suratnya masih tersimpan rapi di bawah laci kerjanya. Tiar mana mungkin lupa dengan hari itu., hari dimana sahabat nya pergi tanpa pamit, tidak ada alamat yang bisa dikunjungi, pun tidak ada jejaring apapun yang bisa dihubungi..Atta sahabatnya dari umur 5 tahun itu pergi menghilang, tepat pada malam setelah kelulusan mereka dari SMA.

Detik setelah itu, hidup Tiar terasa kacau, dia tidak menyangka akan ada hari seperti itu, Tiar mengumpati Atta, menagih janji kelingking yang selalu mereka perbarui, janji utk tidak pergi, janji untuk sama sama menjalani usia dewasa bersama...janji untuk menjadi sahabat layaknya Rasulullah dan Abu bakr...

Tiar tahu, mereka bukan Anak alim, mereka bahkan ogah jika disuruh masuk pesantren alih alih menyambung kuliah...pengetahuan agama mereka hanya bersumber dari buku dan pelajaran sekolah saja...pertemanan mereka bukan layaknya pertemanan ala akhi akhi pesantren..Tapi Tiar ingat sekali, suatu hari Atta berseru senang padanya, katanya semalam dia baru saja membaca kisah persahabatan Rasulullah dan Abu bakr, bahkan menitikkan airmata saat abu bakr membiarkan kakinya kena gigitan ular demi menjaga kenyaman tidur rasulullah..Atta ingin yang seperti itu, Atta ingin persahabatan mereka sampai ke surga, Atta ingin mencintai Tiar seperti Abu Bakr mencintai Rasulullah.....

'ayoo sholat bareng...gue gak akan biarin lo sholat subuh jam 7 pagi....'

'Tiar jangan godain cewek mulu ih...itu matanya jangan jelalatan, dosa tahu'

'ya Allah Tiarr....ampunilah dosanya ya Allahhh'

Tiar rindu...demi allah Tiar sangat merindui Atta, Setiap malam, Tiar menitip doa pada Allah, agar Attanya segera pulang, Agar rasa hampaa yang ada di hatinya dapat terisi...

Sesayang itu dia pada atta..

"Ayahhhhhhhhhhhh ayahhh ayahhhh"

Lamunan Tiar buyar ketika suara menggemaskan putri kecilnya Luna menggema seraya menarik narik kaos yang dikenakannya, Tiar kemudian menunduk, menyamakan tingginya dengan sang putri

"hay sudah pulang ya?" Tiar tak menyadari bahwa dari tadi dia melamun di depan sekolah TK putrinya, wajar saja, dia melamun ketika melihat bangunan SMA di seberang jalan sana, SMA Atta dan Tiar.

"ayahhh, tangan luna sakitt" Luna mengerucutkan bibirnya sambil menunjukkan lengannya yang terluka pada Tiar

"loh kenapa bisa terluka ?? siapa yang membuat anak ayah terluka seperti ini?? Apa teman luna yang baru pindah itu??? Apa dia nakal lagi pada luna???" Tiar khawatir, ia langsung teringat cerita putrinya,,kalau ada anak laki laki baru yang suka sekali usil padanya...

Luna menggelengkan kepalanya lemah

"Vion gak salah ayah...vion bantu Luna saat Luna didorong dorong anak nakal" cicitnya kecil

Ooo jadi namanya Vion, batin Tiar

"lalu dimana anak anak nakal tadi, biar ayah marahin, beraninya buat putri kecil ayah luka"

Kali ini luna kembali geleng geleng kepala

"jangan Ayah...Vion sudah marah marahin juga, vion buat mereka nangis, Vion bantu luna..."

Tiar menghembuskan nafas lega

"lain kali luna harus berani melawaan, jangan terima saat dinakalin orang ya...untung ada Vion...eh berarti luna sudah tidak marah pada Vion lagi"

Luna tersenyum, lalu menganggukkan kepala

"Vion bilang...ingin berteman dengan luna, jadi superman lunaa"

Tiar tertawa, hingga garis lurus dimatanya terlihat, kemudian sebuah suara mengintrupsi keduanya

"Lunaaaa, pensil luna jatuhhh"

Tiar melihat asal suara, pada anak lelaki yang berlari ke arahnya

Jantung Tiar berdegub kencang, Tiar memperhatikan lekat wajah anak yang ternyata bernama Vion itu, matanya, hidungnya, bahkan smeua yang ada di wajah anak itu mirip sekali

Mirip dengan Atta kecil

Tiar bahkan mematung ditempat

"makasih Vion"

"sudah kubilang panggil Ion saja..."

"hihihi kalau begitu Vion panggil luna Una juga"

"baiklah baiklahhh, itu kalau kau tidak cengeng saja"

"aku tidak cengeng Vion jelek"

"nahkann kau marah lagi...kita sudah berteman loh"

"makanya Ion jangan nakal"

"hehehe, ini ayahmu Unaaa??"

"iyaaa..."

"Ayahhh ayahhhhh"

Tiar kembali sadar dari acara menatap Vion...ia menggelengkan kepalanya pelan

"hei Vion..."

Vion menatap wajah Tiar lamat lamat, Vion seperti mengenali wajah ini

"wajah paman mirip teman papa Vion"

Tiar kembali terdiam

Ia diam diam berharap sesuatu

"ah mirip tidak yaaa...vion lupaaa"

Tiar tersenyum, membuang jauh jauh pikiran yang sempat singgah

"Vion terimakasih ya sudah membantu luna"

"tentu paman, Vion kan anak hebat"

"Ionnn".............

Kini Tiar merasakan degupan jantungnya kembali tidak normal....suara ini...

"Papaaaaa....papa lamaaaa" Vion memeluk papanya

"maaf yaa...tadi papa harus antarkan mama dulu"

Adalah suara yang sangat familiar baginya...Tiar menolehkan wajah ke arah Vion, dan saat itu juga, kedua matanya bertabrakan dengan sepasang mata tajam milik papa Vion, dan saat itu pula, Tiar menjatuhkan airmata.....










"Apa khabar ti ?? Gue rindu"

About Our Friendship (VMIN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang