Bagian 20

30.8K 3.5K 68
                                    

°°°
[New Airyn's Story]

"Ryn, lo hutang penjelasan sama gue." Devon tiba-tiba saja datang diikuti dengan kedua sahabatnya di belakang. Dilihatnya Devon langsung duduk sambil mengangkat sebelah kakinya di atas kursi. Di sampingnya ada Rayhan yang ikut duduk dengan kedua mata yang menatapnya penuh makna. Dan terakhir ada Farel yang menatapnya sekilas.

Airyn mengerutkan keningnya melihat sikap cuek Farel, laki-laki itu membuat dirinya penasaran dengan sikap dingin Farel. Tak bisa dibayangkan memang memiliki teman satu geng dengan Rayhan yang ternyata isinya kumpulan cogan. Mendengar ucapan Devon barusan mengingatkan dirinya dengan kejadian semalam. Ditatapnya wajah Devon lekat-lekat, ia bisa bernapas lega jika semalam itu ternyata Devon. Jika bukan laki-laki itu? Bisa mati dirinya.

"Yang semalam gue di jalan sepi itu, kan?" Ucapan Airyn mampu membuat Rayhan dan Farel mendongak. Kening kapten futsal itu mengerut mendengar ucapan Airyn, tatapan matanya beralih menatap Devon, yang ditatap justru menaikkan sebelah alisnya. "Kenapa lo?" Rayhan mendengkus lalu mengambil asal kentang goreng di piring Airyn.

"Ryn, lo semalam sama si ini?" tunjuk Rayhan ke Devon. Yang ditunjuk mengerlingkan bola matanya. Devon berdeham lalu menatap Airyn serius, tidak ada lagi wajah tengilnya. Entah motif apa Airyn menelponnya tengah malam, untung saja dirinya bergadang main game, otomatis notifikasi panggilan masuk dari Airyn langsung ia terima.

Kedua matanya menatap lekat gadis di depannya, tatapannya semakin menghunus tajam, yang terhunus justru mengangkat sebelah alisnya, menantang.

"Oh semalam, gue lagi nyari ATM berjalan." Dengan acuh tak acuh gadis itu merebut paksa minumannya di tangan Rayhan. Tidak memperdulikan tatapan tak percaya Rayhan dan Devon. Bahkan saat ini Devon membuka mulutnya lebar-lebar, terlalu syok dengan ucapan bar-bar Airyn.

"Lo udah kaya, ngapain nyari gituan." Rayhan menimpali ucapan Airyn yang dapat persetujuan oleh Devon.

Devon berdecak, "Ryn, serius bercanda mulu. Enggak lucu anjing, lo semalam ngapain keluar malem-malem? Mana jam satu pula, coba lo pada pikir," ucap Devon mengarah pada Rayhan dan Farel.

Berbeda dengan Rayhan yang masih diam mematung, Farel mengembuskan napas berat. Ditatapnya wajah Airyn lekat-lekat sambil mengulum bibir bawahnya. "Berubah," gumam  Farel sambil bangkit dari kursi. Langkah kakinya berjalan mendekati Airyn yang saat ini menatapnya tanpa ekspresi.

"Gue yakin, lo bukan Airyn, iya kan?" bisik Farel tepat di telinga gadis itu. Kelakuan Farel ternyata mampu mendapat tatapan tak percaya dari murid Wilston, terutama murid perempuan. Devon menggeram marah, di sampingnya Rayhan melotot tak percaya melihat kelakuan sahabatnya itu. Ada apa dengan Farel? Tidak biasanya laki-laki itu mau berdekatan dengan lawan jenisnya. Rayhan tesentak kaget saat Devon tiba-tiba bangkit dari kursinya lalu berjalan mendekat mendorong tubuh Farel, sehingga membuat laki-laki itu terpental ke belakang.

"Bukan mahram lo anjeng, gak usah deket-deket. Gak liat gue lagi nahan cemburu?" Airyn hanya mampu menggelengkan kepalanya. Tak berselang itu ia diam membisu, ucapan Farel sangat tepat sasaran. Laki-laki itu ternyata sangat peka terhadap sifat orang lain. Buktinya dia bisa melihat perbedaan dirinya dengan Layssie. Bibirnya bergumam lalu tertawa kecil membayangkan bagaimana sifat dirinya dan Layssie disatukan.

Tatapan matanya kembali menatap Farel, yang ditatap justru menaikkan sebelah alis, menantang. "Devil girl," tekan Farel spontan membuat Airyn mengerutkan keningnya.

AIRYN'S  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang