Bagian 14

32.2K 4K 230
                                    

°°°
[New Airyn's Story]


Walau hanya sebatas teman, tak ayal membuat hati Rayhan berbunga-bunga. Melihat Airyn yang menerima keberadaannya, membuat Rayhan hampir dibuat jungkir balik. "Lo yakin Ryn mau nonton balap?" tanya Rayhan.

Ada rasa sedikit cemas dibenaknya, tempat area balap liar ini dipadati semua laki-laki, bisa dihitung pakai jari saat kedua matanya menangkap keberadaan para gadis yang berada di area balap ini. pandangan matanya kini beralih menatap gadis yang berada di sampinganya. Ia takut, jika Airyn risih dilihat para lelaki. Melihat betapa cantiknya Airyn, tak menutup kemungkinan Airyn akan menjadi tatapan para lelaki. Airyn menggelengkan kepalanya. "Gue lebih yakin, kalo gue gak mau balik lagi," ucapnya tak lupa dengan kekehan kecil, membuat Rayhan menggelengkan kepalanya.

"Kalo nanti lo risih bilang aja." Airyn hanya menganggukkan kepalanya saja. Airyn mengedarkan pandangannya, betapa senangnya ia bisa di sini. Walaupun, ia hidup bukan sebagai Sonia. Namun sebagai Layssie Lauryn Winata.

Gadis yang dikenal manja yang suka merengek bahkan mengemis cinta kepada Bagas, membuat Sonia ingin memaki Airyn Asli. Ia jadi penasaran dengan jiwa asli Airyn. Jika tubuhnya dipakai oleh dirinya, lantas Jiwa Airyn kemana? Dan, sampai kapan ia berada di tubuh Airyn? Ia menghela napas, sungguh baru beberapa hari di sini saja kepalanya hampir dibuat meledak.

"Ryn, gue haus. Lo mau ikut?" Pertanyaan Rayhan itu spontan membuatnya menoleh ke samping. "Enggak, lo pergi aja. Gue tunggu di sini."

Rayhan tampak berpikir lalu berkata, "Lo duduk di sini, jangan ke mana-mana, ya?" Dengan cepat dirinya menganggukkan kepalanya. "Oke, gampang itu mah. Yaudah sono," titahnya yang langsung diangguki Rayhan.

"Jangan kabur, ya." Dirinya hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat kelakuan laki-itu itu yang semakin menjauh darinya, lalu pandangannya kini beralih menatap ke sekeliling area balap, bibirnya menyunggingkan senyum miringnya mengingat dulu bagaimana bebas balap liar sesuka hati lalu pulang membawa duit. Andai saja dirinya tak kecelakaan, rahang bawahnya mengeras bersamaan dengan kedua tangannya yang mengepal kuat. Siapa orang yang berani-beraninya memutuskan kabel remnya, sehingga rem motornya tak berfungsi.

Baru saja dirinya berbalik badan, sebuah punggung besar membuatnya terhentak kasar. Meringis pelan mana kala dahinya kini terasa sakit, tak lupa sebelah tangannya mengusap pelan dahinya. "Nih orang atau gajah, sih?" geramnya.

Saat mendongak ke atas dirinya dibuat terpental kaget. "Anjim!" umpatnya.

Berbeda dengan orang di depannya yang menatap datar wajahnya. Laki-laki itu tersenyum miring, sebelah alisnya terangkat menilai pakaian gadis di depannya dari atas hingga bawah. "Murahan," cibir Bagas. Tak lupa tatapan matanya menghunus tajam. Namun, yang ditatap tajam bukannya takut justru menantang dengan cara menaikan sebelah alisnya.

"Gak sadar diri, udah ada cewek masih saja mau sama yang lain. Situ murah apa dilelang?" Pertanyaannya kali ini mampu membuat laki-laki itu melotot.

Airyn memutar bola matanya malas lalu tatapannya kini menatap tajam wajah Bagas. "Enggak ada cewek murahan yang setia sama satu cowok. Dulu gue suka sama lo, cuma lo. Lalu lo tiba-tiba mengklaim seenak jidat lo kalo gue cewek murahan? Lucu sekali epribadeh!" Airyn melipat kedua tangannya di dada lalu menggelengkan kepalanya. Bibirnya mendesis bagaimana rasa sakit hatinya Layssie saat itu. Untuk kali ini biarlah dirinya membalas kata-kata pedas laki-laki itu. Rahang bawahnya mengeras diikuti dengan kedua matanya yang menatap tajam.

"Harusnya lo bersyukur dicintai sama cewek cantik kayak gue, harusnya lo bersyukur tolol, ah sudahlah! Tapi Sekarang selera gue bukan lo lagi, target gue itu, Bos lo! Soalnya ... gak dapet anggotanya, sabilah dapatin Bosnya."

AIRYN'S  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang