CINTA YANG KU ANGAN

171 26 13
                                    

Tidak tahukah kamu? Hatiku berdesir kala mendengar namamu. Tapi bibirku membisu. Cintaku berkelut bersama kelabu. Akankah kamu mau? Mengusir kelabuku dan menerangi hatiku dengan cintamu?

• Meisya Syahzeeqava •

¤¤¤¤

Masih berada di tempat yang sama, yakni di rumah Meisya. Savierra tengah berbincang hangat bersama Meisya di ruang keluarga. Keduanya nampak sangat dekat. Sudah seperti adik dan kakak. Padahal, mereka belum cukup lama saling mengenal.

"Mbak," Panggil Meisya yang tengah memejamkan matanya sembari menyandarkan tubuhnya di sofa.

"Iya?"

"Mau tanya sesuatu,"

"Tanya apa?"

"Em, Mbak Savierra sama Pak Azzam nikahnya udah lama, ya?"

"Em, iya. Lumayan."

"Ketemunya dimana, mbak?"

"Kak Azzam itu dulu temen satu pesantren. Temen satu kampus juga."

"Oh, gitu. Habis wisuda langsung akad, ya?"

"Hehehe, kamu nih kenapa? Tiba-tiba nanya begitu loh."

"E-enggak. Nggak apa-apa. Cuma pengen tau aja, hehehe. Pak Azzam beruntung aja gitu bisa punya istri kayak Mbak Savierra."

"Kenapa kamu berpikir begitu?"

"Ya mungkin kebanyakan orang akan berpikir begitu, mbak. Habisnya Mbak Savierra baik banget, ramah, lemah lembut, shalihah, cantik, ya banyak lah pokoknya."

"Jangan berlebihan, Mei. Aku masih belum sebaik itu."

"Tapi menurut aku Mbak Savierra sudah sebaik itu."

"Ya Alhamdulillah kalau gitu."

Meisya tersenyum. Ia berpikir bahwa pantas saja Azzam sangat mencintai Savierra. Wanita yang kini sedang berada di sampingnya itu sangat rendah hati. Tidak sombong dengan segala yang dimilikinya. Bahkan jika dipikir-pikir, akan sulit menjadi sosok wanita seperti Savierra.

"Mbak,"

"Iya?"

"Ajari aku, ya."

"Ajari apa?"

"Ajari aku biar bisa seperti Mbak Savierra."

Savierra mengernyit. Lantas ia memposisikan badannya menjadi menghadap ke Meisya. "Seperti aku?"

"Iya. Seperti Mbak Savierra."

"Kenapa harus seperti aku? Aku nggak mesti lebih baik dari siapapun itu, Mei. Nggak lebih baik dari kamu juga. Apa yang bikin kamu jadi ingin seperti aku?"

Meisya pun melakukan hal yang sama. Menghadap ke arah Savierra dan menatap manik matanya yang cantik.

"Aku pengen bisa jadi wanita yang shalihah. Sama seperti Mbak Savierra."

Separuh ImankuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang