déka (10)

458 101 0
                                    

Beberapa jam yang lalu dikamar Salea

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Beberapa jam yang lalu dikamar Salea.

Sehabis pulang dari menemani Aletha di Kerajaan, sampai rumah Salea langsung mengambil susu dan cemilan kedalam kamarnya sambil mengawasi sang sahabat.

Sejak semalam Salea merasa aneh dengan dirinya, dia seperti sering mendengar bisikan bisikan tidak jelas, juga tubuhnya yang sekarang menjadi cepat lelah, sepertinya dia tidak enak badan sekarang.

Lea menyaksikan bola ajaib yang menampakan Yelena dan 5 Pangeran tengah berjalan pelan. Lea melihat keanehan disana.

"Astaga! Apa itu darah? Kenapa mereka semua penuh darah?" Lea bergerak gusar dan khawatir karena dia tidak bisa mengulang kejadian apa yang sebelumnya terjadi, dia belum bisa menguasai semua sihir termasuk melihat masa lalu. Tapi perasaannya perlahan tenang ketika melihat sahabatnya baik baik saja tanpa noda darah ditubuh dan pakaiannya.

"Tapi mengapa mereka berlima berdarah sebanyak itu? Apa mereka melindungi Yelena dari sesuatu? Tapi apa? Bukannya death forest adalah hutan mati yang tidak ada kehidupan disana? Tanya Lea menerka-nerka kepada dirinya sendiri.

Salea melihat mereka sedang mendekati danau.

Dia sempat melihat adegan dimana Sebastian mengeluarkan kekuatannya untuk membalas kejailan Chris dan Teon.

"Demi apa? Sebastian bisa melakukan itu? Ah.. tentu saja dia kan anak Hades" Salea sempat kagum lalu terkekeh kecil karena sedari tadi dia bertanya dan menjawab sendiri pertanyaannya.

Lea melihat mereka berkumpul lalu membuat lingkaran.

"Sepertinya mereka akan berdiskusi, aku harus ikut" Lea memejamkan matanya dan berkonsentrasi kearah mereka, hingga akhirnya terdengar suara dipikirannya.

"Aku ingin membicarakan sesuatu"

"Sepertinya penyihir keparat itu tahu kita sudah terbangun, mengingat para imp tadi berusaha membawanya" Lea membulatkan matanya saat mendengar Sebastian bilang ada imp yang berusaha membawa Yelena?

"Kenapa dia mengincar Yelena?"

"Tentu saja karena Yelena lah yang membangunkan kita"

"Oleh karena itu, kita berlima akan menjagamu. Kau hanya perlu menjaga ramuan itu tetap bersamamu"

"Apa? Jadi ada imp yang menghampiri mereka? Apa penyihir itu sudah tahu kalau 5 Pangeran telah bangun? Dan Yelena yang diincar?"

"Tidak, ini tidak boleh, Yelena harus baik-baik saja" Lea menggeleng-gelengkan kepalanya, sampai ada ide yang muncul di otaknya.

"Bukankah ini danau menuju rumah Javiero? Keluarganya kan pemuja 5 Pangeran dan Kakeknya adalah peramal, dia pasti bisa membantu mereka" Lea mengangguk setuju dengan idenya sendiri, lalu dia melihat Sebastian yang mengambil peta dan kompasnya.

"Jadi kemana kita selanjutnya?"

Lea memejamkan matanya lalu otaknya fokus kepada Sebastian, Teon, Chris, Sean, Evan, dan Yelena. Dia akan berbicara melalui pikirannya.

"Kalian berjalanlah sekitar 4 kilometer kearah barat, disana ada pemukiman. Lalu carilah orang yang bernama Javiero. Dia akan membantu kalian untuk perjalanan selanjutnya"

Lalu Salea menyisakan Yelena di otaknya.

"Yelena, sekarang hanya kau yang bisa mendengarkanku. Ingatlah, kau harus terus berada didekat mereka. Karena apa yang dikatakan Sebastian benar, kau harus terus menjaga ramuan itu tetap aman. Aku akan terus menjagamu dari sini".

Sesudah mengatakan itu Salea pergi untuk beraktivitas. Rasanya akhir-akhir ini dia sering merasa cepat lelah, padahal dia tidak melakukan pekerjaan berat sama sekali.

Salea sekarang berada dikebun belakang rumahnya, Lea suka sekali berkebun. Bisa dilihat kebunnya yang besar dan terawat ini.

Disebelah kebun Lea ada kebun milik ibunya. Bedanya adalah kebun milik ibunya itu ditutupi oleh rumah kaca, karena kebun itu adalah kebun obat-obatan untuk dijadikan ramuan. Sementara kebun Lea ada di luar ruangan.

"Wah, lihat wortel-wortelku ini sudah hampir masak, sepertinya mereka sudah siap untuk dijadikan jus" Lea tersenyum sambil mengingat Yelena yang sangat menyukai jus wortel buatannya.

"Saat Yelena pulang kalian harus sudah masak ya, supaya aku bisa membuat jus wortel kesukaannya" Lea terkikik sendiri berbicara dengan wortel-wortel didepannya. Kewarasan Lea patut dibicarakan sepertinya.

Setelah beberapa jam berkutat dengan anak anaknya--

--maksudnya.. dengan kebunnya yang Lea anggap sebagai anak sendiri, Lea memutuskan untuk membersihkan tubuhnya lalu dia harus memeriksa keadaan sahabatnya lagi.

Ketika Lea sedang mandi, bola ajaib yang dibiarkan terus menyala itu tiba-tiba menjadi gelap.

Lea yang baru selesai dengan ritual mandinya segera menghampiri bola ajaib milik ibunya.

"Apa? Kenapa tiba-tiba gelap?" Lea menelan ludahnya takut, karena bola ajaib ini hanya akan menggelap jika objek yang diintainya terjadi sesuatu padanya, atau ada sihir yang sengaja menggelapkannya.

"Tidak mungkin Yelena kenapa-napa kan? Mereka seharusnya bertemu Javiero sekarang, jikalau ada sesuatu yang terjadi Yelena tidak mungkin kenapa-napa karena ada 5 Pangeran yang melindungi"

Lea menatap heran bola ajaib milik ibunya ini, karena jika ada sesuatu yang terjadi tetapi Yelena dalam keadaan baik-baik saja seharusnya bola ajaibnya akan tetap menyala.

Jantung Lea berdegup lebih cepat sambil menengok kanan kirinya, setahunya tidak ada penyihir lain selain keluarganya diwilayah dekat Istana Melscure ini.

Tiba-tiba Lea tertarik keatas, seperti ada tangan yang mencekik lehernya, tetapi tidak ada siapapun didepannya saat ini.

"S-siapa kau" Desis Lea dengan suara tertahan, tangannya mencoba melepas tangan yang mencekiknya, tetapi dilehernya tidak ada tangan orang lain sama sekali.

Tiba-tiba Lea melihat ada sebuah siluet yang berdiri didepannya, siluet itu semakin lama semakin jelas menjadi sesosok wanita tua yang berdiri sambil mencengkeram leher Lea.

Mata Lea melebar ketika melihat wujud orang yang sangat amat ia benci.

"Marion! Kau!.. Uhuk"

"Terimakasih little girl, karena kau telah mempermudah pekerjaanku. Aku tidak akan membiarkan 5 Pangeran biadab itu untuk hidup kembali" Penyihir itu, Marion mengencangkan cengkramannya membuat Lea semakin sulit bernafas.

Dengan sisa tenaganya, Lea memfokuskan Yelena di otaknya lalu memanggil nama sahabatnya itu.

"Y-yelena.. t-tolong"

"m-maaf"

Setelah mengatakan itu matanya tiba tiba menggelap.

Marion menghempaskan tubuh Lea kesembarang arah, lalu Marion menghilang dalam sekejap.


















'cklek'




"Lea ibu pulang--








--ASTAGA LEA?!"



~tbc~





vote and comment for the next chapter :)

c yaaa

My Sword | Jisoo ft. BoysWhere stories live. Discover now