téssera (4)

782 163 1
                                    

"Uhuk uhuk"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Uhuk uhuk"

"Astaga kenapa setiap kita keluar selalu muncul asap?"

"Hey Julius, cepatlah selamatkan kita"

Saat asap mulai menghilang mereka mulai terkejut.

"Nona? Kau Siapa?" Ucap pria tampan berahang tajam.

"Istri Julius?" Semprot pria tampan berbadan errrr berotot besar.

Yelena seperti mendadak bisu saat melihat keempat pria tampan ini. Sebastian yang menyadari itu berdecak malas.

"Dia cucunya Julius"

"APA?!"

"Tapi kemarin-"

"Kemarin yang kau maksud itu sudah 40 tahun yang lalu" Jelas Sebastian seperti sudah tahu segalanya.

Mereka berempat terkejut mendengar penjelasan Sebastian. Rasanya baru kemarin Julius mendatangi mereka.

"Kak, jangan bilang kalau-" Itu ucapan menggantung dari pria tampan yang memiliki wajah seperti bocah.

"Ya, Julius sudah tiada"

Lagi-lagi mereka berempat terkejut mendengar jawaban Sebastian.

"Jadi dia tidak menepati ucapannya?" Tanya pria yang memiliki iris mata onyx yang kelam.

Sepertinya dia terlihat menahan kesal, terlihat dari urat urat yang keluar dari lehernya.

"Dia menipu kita?"

"Tidak" Lirih Yelena tiba tiba, semua mata otomatis terpusat padanya.

"Jika dihitung hitung, 40 tahun yang lalu adalah pernikahan Kakek dan Nenek, dan ditahun itu Kerajaan sedang diserang, dan Nenek terluka saat itu. Lalu jika dilihat dari pandangan Kakek, sepertinya Kakek tidak ingin membuat keluarganya terkena imbasnya. Karena aku tahu, Kakek adalah seorang yang tidak akan membiarkan keluarganya dalam bahaya, apalagi untuk Nenek" Yelena berbicara sambil menunduk dan menggigit bibirnya guna menahan air di matanya.

Entah apa yang merasuki Sebastian, tangan kirinya bergerak meraih tangan kanan Yelena seraya mengelusnya pelan menggunakan ibu jarinya guna menguatkan.

Biasanya dulu ketika mendengar korbannya menceritakan kisah pilu keluarganya untuk meminta belas kasih dia akan merasa jengah dan meludah tepat didepan muka sang korban karena jijik menurutnya.

Berlagak paling menderita agar dikasihani.

Tapi entah kenapa melihat air mata Yelena yang hampir jatuh, Sebastian justru merasa nyeri di dadanya.


~•~


Yelena sudah menjelaskan bagaimana dia bisa disini dan dia ingin membayar hutang mendiang Kakeknya yang tak sempat di bayar.

Ya, dia ingin menyelamatkan kelima Pangeran itu.

Kakek pasti selama ini tidak tenang, karena meninggalkan amanatnya untuk menyelamatkan mereka.

Dan Yelena akan menyelesaikannya, Yelena ingin Kakek bahagia di surga.

"Kau yakin? tapi ini tidak mudah, karena kami tidak akan terus menjadi manusia, setelah 5 jam kami akan kembali menjadi senjata" Ucap Teon seperti tak yakin, karena Yelena seorang wanita jadi ia merasa tak tega.

Ah iya, mereka sudah berkenalan tadi. Yelena sempat terkejut saat mendengar nama lengkap mereka. Ternyata mereka adalah leluhurnya yang selama ini masih dipuja-puja pengikutnya.

Ya, setelah berabad-abad lamanya, pengikut mereka mulai berkurang. Bahkan kisah mereka sekarang hanya dianggap mitos dan dongeng.

"Aku punya ide!" Seru Yelena semangat. Dia yakin ide nya pasti bagus.

"Aku punya seorang sahabat dan dia adalah seorang penyihir, dia pasti bisa membantu kalian agar lebih lama menjadi manusia bukan?"

"Apa? kau bersahabat dengan penyihir?" Tanya Sean heran.

Heyyy tidak kah aneh? Mereka menjadi seperti ini karena ulah penyihir, dan generasi sekarang malah bersahabat dengan penyihir yang mengutuk leluhurnya?? Batin Sean.

"Sahabatku tidak seperti penyihir yang kau bayangkan, Sean" Jawab Yelena seakan bisa membaca pikiran Sean.

"Yasudah, ayo keluar dari sini" Ucap Teon menengahi Sean dan Yelena yang dirasanya akan berlanjut dengan perdebatan.


~•~


"Sebenarnya Kerajaan apa ini?" Tanya Evan setelah keluar dari lorong dan sekarang berada di kamar Kakek.

Didalam hati Evan dan Sebastian merasa tidak asing dengan interior Kamar ini.

"Hm benar, sejak bertemu Julius aku lupa menanyakan itu" Ujar Chris mengiyakan.

"Selamat datang di Kerajaan Melscure" Seru Yelena dengan senyum yang cerah bagai mentari.

Sebastian mengernyit bingung. Apa ini Kerajaan baru? Dia rasanya belum pernah mendengarnya.

Yelena yang mengerti kebingungan pria pria tampan didepannya ini menjelaskan.

"Kerajaan Melscure dulunya adalah Kerajaan kalian semua" Yelena sengaja menggantungkan cerita guna melihat ekspresi kebingungan pria pria yang seharusnya sudah tua ini.

xixixixi canda ganteng gantengku😭

"Kerajaan Melscure adalah persatuan dari Kerajaan kalian masing masing. Kerajaan Herv, Zstue, Xazroy, Avdle, dan Kerajaan Thorabon menyatu menjadi Kerajaan Melscure".

Mereka berlima terkejut mendengar itu. Kerajaan mereka yang dulu berjauh jauhan sekarang menjadi satu wilayah? Itu artinya Kerajaan ini sangat-sangat luas bukan?

"Sekarang kalian sedang menginjakan kaki di Istana utama Melscure, yang dulunya ini adalah Kerajaan Thorabon".

Sebastian dan Evan lagi-lagi terkejut, pantas saja mereka tidak asing dengan interiornya, karena Kerajaan Thorabon adalah tempat mereka dibesarkan.

"Kamar ini.. "

"Ini kamar mendiang kakekku" Potong Yelena lalu tersenyum kepada Sebastian.

Sebastian yang melihat senyuman Yelena reflek ikut tersenyum tipis.





~tbc~





vote and comment for the next chapter :)

c yaaa

My Sword | Jisoo ft. BoysWhere stories live. Discover now