Part 23

2.7K 255 15
                                    

.
.
.
Kini perang lagi² berlangsung. Namun kali ini Siwon menang dari Bangtan. Mereka seperti kehilangan energi. Mungkin karena kejadian yang menimpa mereka. Apalagi mereka masih dalam masa berkabung atas meninggalnya kedua orang tua mereka.

"Sampai bertemu besok Pangeran. Aku tidak menyangka ternyata kekuatanmu tidak sekuat yang aku bayangkan." Siwon tersenyum remeh menatap Seokjin dan kemudian berbalik meninggalkan  area pertarungan.
.
.
.

BANGTAN SIDE

Bangtan tengah berkumpul di salah satu tenda.

"Kita tidak bisa seperti ini. Kendalikan diri kalian." Seokjin. Semuanya diam. Mereka tidak menjawab ucapan Seokjin. Hingga Jungkook buka suara.

"Mianhae Hyung. Kita akan mengusahakannya." Jungkook sambil menunduk.

"Aku tau dan sangat mengerti apa yang kalian rasakan saat ini. Karena aku juga merasakan hal itu. Tapi cobalah untuk bangkit dari kesedihan kalian. Pikirkan bagaimana rakyat kita nantinya." Seokjin melihat adik²nya. Seokjin menghembuskan nafasnya berat.

"Baiklah kalian bisa kembali ketenda kalian untuk istirahat." Jin bangkit dari duduknya dan diikuti yang lainnya.  Baru saja Jin hendak melangkahkan kakinya, Jungkook memanggilnya.

"Hyung.." Jin menoleh kesamping melihat adik bungsunya itu. Jin melihat mata adiknya itu sedang membendung air mata. Jungkook berjalan mendekat dan memeluk Seokjin. Mulai terisak. Kemudian Taehyung dan Jimin juga memeluk Jin dan disusul yang lainnya.

"Tidak perlu mencoba terlihat kuat didepan kita Hyung." Jungkook.

"Kau bisa mengerti perasaan kita. Kita juga mengerti perasaanmu." Taehyung. Seokjin yang mendengar itu hanya diam sambil menahan airmata agar tidak menangis. Mereka saling menyalurkan kekuatan satu sama lain melalu pelukan.
.
.
.
.
Tanpa sadar peperangan sudah berlangsung hampir 1 bulan. Dan Bangtan berhasil melumpuhkan satu persatu kekuatan lawan. Sowon tidak terima dengan kekalahannya.

"Bagaimana sekarang?! pasukan kita benar² berkurang! Tidak mungkin mengalahkan mereka jika seperti ini?!" Siwon.

"Tenangkan dirimu yang mulia." Pria bertopeng.

"Bagaimana aku bisa tenang sekarang?! Sedangkan musuhku semakin kuat?!" Siwon.

"Yang mulia. Sebaiknya obati dulu lukamu." Yeonseok. Siwon melihat luka² ditubuhnya.

"Pangeran Mahkota itu ternyata cukup kuat. Biarkan saja luka ini. Aku tidak peduli. Yang terpenting sekarang adalah bagaimana caraku memenangkan pertarungan." Siwon.

"Yang muliya apa kau lupa kecerdasanku?" Yeonseok. Siwon menatap Yeonseok dan beberapa menit kemudian tersenyum licik.

"Apa rencanmu?" Siwon to the poin.

Di sisi lain...

NAMHYO

"Kenapa kau ada disini. Kau tau tempat ini sangat dingin." Namjoon menghampiri Jihyo yang duduk di dekat tebing yang tidak jauh dari tenda mereka.

"Aku hanya mencari ketenangan sebentar. Kenapa kau kesini. Seharusnya kau istirahat, besok kau akan memulai pertempuran lagi kan." Jihyo yang melihat namjoon duduk di sebelahnya.

"Bagaimana aku bisa tidur sedangkan kau sendirian disini." Namjoon. Jihyo enggan menjawab dan hanya menatap langit. Mereka saling diam dan bergelut dengan pikiran mereka masing².

"Kau tau.." Jihyo membuka pembicaraan. Namjoon beralih menatap Jihyo yang sedang memandang bintang.

"Ibuku dulu pernah bilang, dia pasti akan meninggalkan dunia ini. Dan juga mengatakan..kalau aku merindukannya..aku hanya perlu menatap bintang." Jihyo. Namjoon kini menatap bintang² dilangit.

Cool Prince With Cheerful Princess(End) Where stories live. Discover now