Part 13

3.7K 277 2
                                    

"Pangeran Seokjin?!" Teriak Raja Yeonseok saat melihat Namkyu yang sudah terjatuh tidak sadarkan diri. Yeonseok segera menghampiri putrinya.

Yeonseok memangku kepala putrinya.

"Pangeran Seokjin?! Apa yang kau lakukan pada putriku?!" Yeonseok meninggikan nada bicaranya dan menatap Seokjin penuh amarah.

"Aku hanya melakukan apa yang kau lakukan pada istriku juga waktu itu." Jawab Seokjin santai.

"Jadi kau menuduhku untuk kejadian yang menimpa putri Jisoo?! Dengar! Aku akan memberi tahu rakyat dan mereka akan tau kalau pangeran dari Black Diamond telah mencelakai tamunya sendiri di dalam istana?!" ancam Yeonseok.

"Aku menuduh orang yang benar. Dan untuk rakyat....adik²ku sudah mengurus mereka. Sekarang berikan obat penawar itu padaku." Seokjin.

"Aku tidak akan memberikannya." Yeonseok penuh penekanan di setiap kata²nya.

"Baiklah. Kita akan melihat akhir hidup putramu itu bersama." Seojun kembali duduk dan menatap Raja Yeonseok.

"Apa kau lupa? Jisoo akan mati lebih dulu dari putriku!" Raja Yeonseok.

"Jangan bodoh raja Yeonseok. Apa kau kira aku memberi putrimu dosis yang sama? Tentu saja tidak." Baru saja Jin berkata seperti itu, Namkyu mulai memuntahkan busa dati mulutnya. Yeonseok panik. Dia menatap Seokjin dan hanya di balas senyuman oleh Seokjin.

Yeonseok segera mengambil penawar di dalam peti kecil yang dia kunci. Jin segera merebutnya dari tangan Yeonseok.

"Kenapa kau ingin melukai Jisoo?" Kini Jin mengubah tatapannya menjadi dingin.

"Kau tidak perlu tau alasanku yang sebenarnya." Yeonseok membalas tatapan Seokjin.

"Kalau begitu bersiaplah untuk pergi hari ini." Seokjin berjalan kearah Namkyu. Memberikan penawar itu pada Namkyu dan melihat Namkyu sadar. Bukannya Jin kasian dengannya, hanya saja Seokjin tidak ingin mengambil resiko jika Yeonseok membohonginya.

"Pangeran Seokjin kau--" Belum sempat Namkyu melanjutkan ucapannya, Jin lebih dulu pergi dari sana.
.
.
.
.

Jin segera memasuki kamarnya dan melihat Jisoo yang tengah terbaring lemah dengan adik²nya dan adik² iparnya menemani Jisoo.

Lisa terus menangis melihat keadaan Eonnie nya. Wendy terus mencoba menenagkan Lisa.

Kemudian Jin berjalan mendekat. Semua kini beralih menatapnya. Tanpa babibu Jin segera memberikan Jisoo penawar itu. Dan beberapa detik kemudian Jisoo membuka matanya. Mengerjapkan matanya melihat kesekelilingnya. Lisa segera berhenti menangis. Menghapus jejak air matanya.

"Eonnie!" Para BP segera mendekat ke Eonnie mereka.

"Eonnie akhirnya kau sadar hiks" Lisa yang masih sedikit terisak. Jisoo tersenyum dan mengelus pipi adiknya itu.

"Berhentilah menangis kau semakin jelek saja." Jisoo dengan suara parau.

"Aku tidak peduli. Ejek saja aku sepuasnya, asal jangan seperti ini lagi." Jawab Lisa sedikit cemberut. Sebenarnya dia tidak suka dipanggil jelek. Hanya saja dia tidak ingin marah pada eonnienya yang baru sadar itu.

"Kenapa kau tidur lama sekali! Apa kau mimpi indah hingga tidak ingin bangun!" Jennie juga cemberut. Jisoo mengangguk.

"Aku bermimpi bertemu dengan pangeran. Dia terus berusaha menyelamatkanku dari Jurang yang sangat dalam." Jawab Jisoo.

"Benarkah? Siapa pangeran itu? Apa dia tampan?" Tanya Lisa.

"Dia sangat tampan. Dan kalian mengenalnya." jawab Jisoo tersenyum. Bp menatap Jisoo bingung. Jisoo kemudian mengalihkan pandangannya dan menatap Jin. BP tau ara pandangan Jisoo. Mereka tersenyum.

Cool Prince With Cheerful Princess(End) Where stories live. Discover now