Part 19

3.5K 282 23
                                    

"Bagaimana keadaan pangeran?" Tanya Seulgi.

"Pangeran berhasil selamat Ratu. Bersyukurlah pada Tuhan. Ini keajaiban. Tidak banyak orang bisa selamat setelah mendapat tiga tusukan sekaligus bahkan cukup dalam. Sepertinya pangeran memiliki kemauan kuat untuk hidup. Tapi mungkin dia tidak akan sadarkan diri selaman 2 atau 3 hari" Tabib.

"Terimakasih Tuhan." Seulgi.
"Temakasih tabib. Kau akan mendapat hadiah atas kerja kerasmu." tabib itu membungkuk dan kemudian pergi.

Jennie segera masuk kedalam. Melihat Taehyung yang terbaring di ranjang dengan wajah pucat. Jennie duduk di tepi ranjang sebelah Taehyung. Mengelus kepala Taehyung lalu mengecup kening Taehyung sekilas.

"Jen sebaiknya kau membersihkan diri. Taehyung sudah baik² saja kan." Jisoo.

Jennie kembali menatap Taehyung.

"Kita akan tetap disini sampai kau selesai." Wendy yang seakan bisa membaca pikiran Jennie.

Bangtan? Mereka sedang menyelidiki siapa dalang di balik semua ini dan orang yang berani menyakiti Saudara mereka. Jika saja orang itu muncul sekarang juga, mungkin dia tidak akan bisa melihat hari berikutnya.
.
.
.

Jennie selesai dan kembali dengan pakaian yang sudah lebih baik.

"Bagaimana keadaannya?" Jin tiba² masuk ruangan dengan Bangtan lainnya.

"Tabib bilang dia akan sadar selama 2 atau 3 hari." Jisoo. Jin mendekati Taehyung. Menatap adiknya yang terbaring dengan wajah pucat.

"Bagaimana ini bisa terjadi?" Tanya Jungkook.

Jennie menceritakan semuanya. Jimin mengepalkan tangannya kuat mendengar ucapan Jennie. Rose yang menyadari itu segera menggenggam tangan Jimin berusaha menenangkannya. Jimin kemudian pergi begitu saja. Rose mengikuti Jimin.

"Jim!" Panggil Rose. Jimin tidak menghiraukan Rose sama sekali.

"Akhh!" Jimin menghentikan langkahnya ketika mendengar Rose meringis kesakitan. Dia berbalik dan melihat Rose menegak lengannya. Jimin kemudian melihat anak panah yang menancap didinding. Jimin segera menghampiri Rose.

Jimin mengecek lengan Rose yang tergores anak panah. Jimin melihat ada sebuah kertas di ujung anak panah itu. Dia melihat ada sebuah tulisan.

Tulisannya : 'Aku turut senang karena saudaramu masih bisa selamat. Tapi lain kali aku akan memenggal kepalanya langsung dan memgirimnya ke istana.'

Jimin meremas kertas itu dan hendak pergi. Tapi Rose mencegahnya.

"Jimin" Rose menahan lengan Jimin.

"Pergi Chae." Jimin tanpa menatap Rose dan melepaskan cekalan tangan Rose. Rose kembali mengejar Jimin, memeluknya daribelakang dan menyandarkan kepalanya di punggung Jimin.

"Appa akan mengurusnya. Kita akan mengurusnya bersama². Tolong jangan membahayakan dirimu juga." Rose.

"Tidak. Dia sudah menyakiti adikku." Jimin dingin. Rose semakin mengeratkan pelukannya.

"Masalah akan semakin rumit jika kau juga terluka. Aku bisa membayangkan bagaimana perasaan Jennie eonnie jika aku ada diposisinya. Tolong jangan membuatku benar² ada diposisi itu. Itu tidak baik untuk kandunganku." Rose.

Jimin yang awalnya sedikit menunduk, kini melihat lurus kedepan. Dia berbalik dan menatap Rose.

"Maksudmu?" Rose menggenggam tangan Jimin dan meletakkannya di perutnya yang rata.

Cool Prince With Cheerful Princess(End) Where stories live. Discover now