Angkasa mendengus, "Bukannya lo mutusin semua kontak sama kita."
Renata terdiam, "Maaf."
Sebenarnya ia tidak pernah mencoba menjauh dari orang-orang baik disekitarnya. Apalagi Angkasa, orang pertama yang mengulurkan tangan dan percaya tanpa bertanya apapun tentangnya dan Laskar, padahal lelaki itu sahabat sekaligus orang terdekat Laskar.
"Em Ren, kita pulang ya." Bianca mengintrupsi keheningan di antara mereka.
"Kenapa?"
Regita tersenyum menenangkan, "Kita tau lo berdua butuh waktu buat bicara."
Bianca mengangguk dan ikut menambahkan, "Gue kenal kok sama dia, jadi gue nggak khawatir lo sama Angkasa."
Renata berdiri, "Nggak minum dulu?"
"Nggak usah Ren, gue juga mau latihan." Bianca menghampiri gadis itu dan memeluknya.
Regita ikut menghampiri gadis itu, "Gue ada urusan keluarga."
Bianca mengusap surai hitam Renata, "Kita pulang, lo selesain ya semuanya. Gue dan Regita bakalan selalu ada buat lo jadi jangan takut."
Renata mengangguk beberapa kali, "Makasih."
Gadis itu kembali duduk di sebelah Angkasa saat kedua sahabatnya tidak terlihat lagi di balik pintu.
"Ren,"
"Kenapa?"
"Lo nyalahin diri selama ini?"
Renata mengangguk, "Gue nggak punya orang lain buat disalahin ketika semua orang juga menganggap gue yang salah."
Angkasa mendekat dan mengusap pelan bahu gadis di sebelahnya itu, "Maaf karena gue terlambat."
"Gue tau, masing-masing dari kita butuh waktu buat sembuh."
Angkasa mengangguk.
"Tapi Sa, gue harap lo bener-bener sembuh."
"Harus, gue harap lo juga gitu Ren."
Renata tersenyum tipis, "Eh lo mau minum apa?"
"Terserah deh."
"Kayak cewek juga lo."
"Terlalu lama sendiri gue." Ia terkekeh.
"Pantesan, tunggu bentar."
Selang beberapa menit Renata kembali dengan nampan dengan sebuah jus di tangannya. Ia memperhatikan Angkasa dari jauh yang terlihat sedang menelpon dengan serius di depan pintu.
"Kenapa Sa?" Ucapnya meletakkan nampan di atas meja.
Lelaki itu menoleh ke arahnya dan mematikan ponsel, "Gapapa kok."
"Eh Ren, kayaknya gue nggak bisa lama-lama soalnya ada urusan."
Renata mengangguk, "Dari ekspresi lo itu pasti urusan penting sih, Yaudah pulang sana."
Lelaki itu terkekeh canggung, "Gue pergi kalo gitu."
Ia menyeruput jus di atas meja lalu meraih jaketnya dan pamit dengan terburu buru pada Renata.
Gadis itu menoleh dan menemukan ponsel di atas meja, ia berniat mengejar Angkasa tapi lelaki itu sudah tidak terlihat.
Itu sebabnya kini gadis dengan sweater putih itu hanya duduk memperhatikan ponsel di depannya. Ponsel itu seperti tidak asing tapi itu tentu model lama, maksudnya orang sekelas Angkasa tidak mungkin memakai ponsel yang mungkin dikeluarkan setahun yang lalu.
Jika ia melihat sekilas saat lelaki itu menelpon tadi, Angkasa jelas tidak memakai android tapi ponsel di depannya terlihat sengaja ditinggalkan.
Renata memberanikan diri membuka ponsel di depannya. Gadis itu terkejut saat melihat wallpapernya merupakan foto dirinya.
"Laskar?"
Ia merasakan degup jantungnya kini berada di atas batas normal, itu ponsel Laskar. Ia tentu tau desain dan wallpaper yang lelaki itu pakai.
"Ya biar gue inget punya sahabat yang harus diurusin." Ucap lelaki itu saat Renata bertanya kenapa ada fotonya di ponsel Laskar.
Tangan gadis itu gemetar, ia tidak ingin membuka ponsel seseorang yang sudah tidak ada tapi ia tidak punya pilihan.
Setidaknya ia harus tau kenapa alasan Laskar pergi, dan itu mungkin terjawab di dalam ponsel itu.
Renata tidak bisa menghentikan jarinya yang gemetar bahkan saat baru mengetik pin di layar. Pertama, gadis itu membuka aplikasi chat, meski ia takut ia menemukan sesuatu yang menyakitkan, tapi kini ia merasa harus.
Renata tidak apa sakit lagi, asal dia menemukan alasan Laskar pergi, agar dia bisa sembuh lagi.
"Sial."
Ia mendesah frustasi saat menemukan room chat kosong.
Itu pasti sudah dihapus..
.......
Rasanya susah banget buat update, maaf ya guys. Soalnya aku sibuk persiapan UAS jadi bener-bener gak sempet mikirin ini.
Tapi aku usahain update deh Minggu depan.
Makasih mau nunggu
See you next part ♡
YOU ARE READING
[RGL#2] Change ✓
Teen FictionS E L E S A I Aaron tidak suka berinteraksi, dia lebih suka mengamati. Renata tidak pandai menyapa, dia lupa bagaimana caranya berteman setelah terluka. Mereka tidak cocok bersama karena kesamaan, oranglain bisa bersatu karena mereka melengkapi perb...
Change '18'
Start from the beginning
![[RGL#2] Change ✓](https://img.wattpad.com/cover/228430803-64-k454661.jpg)