"Kita hampir sampai pada teka-teki yang akan membunuh para pemilik mimpi."
Happy reading ❤️
.
....
"Bi," Renata menahan lengan sahabatnya itu saat mereka sedang makan di meja kantin.
Bianca menaikkan alis, "Kenapa Re?"
"Gue mau nanya sesuatu." Ucapnya ragu.
Regita yang sibuk sendiri dengan jus miliknya kini ikut menatap Renata.
Mereka mendekatkan diri masing-masing, "Nanya apa?"
"Aaron, apa lo satu sekolah terus sama dia?" Tanya Renata.
Keduanya terdiam sebelum Regita menjawab lebih dulu, "Gue dari SMP satu sekolah kok, pernah sekelas juga."
"Kenapa lo tiba-tiba nanyain dia?" Ujar Bianca penuh selidik.
Renata hanya mengangkat bahunya acuh, "Nggak papa."
"Gue nggak tau banyak soal dia, tapi Angga pernah cerita kalo Aaron pernah kehilangan sahabatnya." Ujar Regita.
Renata menatap Regita, "Siapa?"
Gadis itu menggeleng, "Entahlah, dia orangnya tertutup, bahkan nggak ada yang tau tentang keluarganya kecuali sahabatnya sendiri."
Bianca yang sibuk memakan baksonya kini tiba-tiba menepuk bahu Renata cukup keras.
"Lo liat cewek itu?" Tunjuknya pada salah satu gadis di tepi lapangan.
Renata menaikkan alisnya, "Natasha?"
Bianca mengangguk, "Hm, cewek itu tau segala tentang Aaron."
........
Aaron duduk di ruang perpustakaan sambil melamun, lelaki itu disuruh untuk belajar sebagai persiapan olimpiade-nya.
"Aaron kamu boleh istirahat." Ucap Bu Anin yang menjadi guru pembimbingnya.
Lelaki itu mengangguk, "Saya permisi." Ucapnya lalu keluar.
Sepanjang koridor, Aaron memilih memasang earphone hitam miliknya dan mengabaikan tatapan tatapan memuja dari kaum hawa.
Lelaki itu hanya fokus dengan ponselnya sampai akhirnya seseorang menumbruk bahunya.
"Maaf." Ujar gadis itu lalu segera berlalu.
Aaron mengenali suara itu, ia menahan lengan yang terlihat buru-buru menghindarinya.
"Gue rasa kita perlu bicara." Bisiknya di telinga gadis itu membuat tatapan di sekitar mereka heboh.
Gadis yang tak lain adalah Renata itu menepis kasar lengan Aaron.
"Nggak ada yang perlu dibicarain."
Aaron tersenyum tipis, dan menarik Renata ke arah perpustakaan. Membuat semua orang menatap mereka dengan tatapan penuh selidik, siapapun yakin sebentar lagi pasti akan muncul rumor tentang hubungan keduanya.
........
"Apaan sih Ron?!" Renata menepis kasar lengan lelaki yang kini berdiri di depannya.
Aaron menatap gadis itu tajam, "Lo tau sesuatu tentang Laskar kan?"
Renata terdiam, matanya menatap balik Aaron dengan tatapan tak suka.
"Kenapa emangnya?" Ujar gadis itu menantang.
Aaron terdiam saat sorot mata gadis di depannya itu tiba-tiba berubah gelap, seperti ada yang ia sembunyikan.
"Kenapa kalo gue tau tentang Laskar?!"
Renata berteriak di depan Aaron membuat lelaki itu sedikit terkejut. Ia tidak menyangka dengan respon yang dikeluarkan gadis di hadapannya.
"Gue nggak tau kenapa respon lo jadi kayak gini, tapi gue yakin lo juga bingung sama alasan kematian Laskar?" Aaron akhirnya bersuara setelah melihat Renata sedikit tenang.
"Laskar kecelakaan, gue tau itu." Ucap Renata tegas.
Aaron mengangkat sebelah alisnya, "Apa lo yakin Laskar kecelakaan?"
Tanpa diduga Renata menggeleng lemah, menatap sorot mata Aaron dengan putus asa.
"Gue yang bikin Laskar meninggal."
"Gila, Lo bilang apaan?" Aaron menggelengkan kepalanya tak percaya.
Gadis itu mendongak, menekankan kembali kata-katanya, "Gue yang bikin Laskar Bagaskara ninggalin dunianya."
Aaron terdiam beberapa saat, tapi lengannya menahan Renata kembali saat gadis itu ingin pergi dari sana.
"Gue nggak sebodoh itu buat percaya."
Renata menepis tangan Aaron, "Lo-"
Belum sempat gadis itu menyelesaikan ucapannya, seorang lelaki dengan hoodie hitam berlari dari arah samping menubruk bahu Renata cukup keras.
Gadis itu hampir saja terjatuh jika Aaron tidak segera memegang lengannya.
"Lo, hm gapapa?" Ucap lelaki itu canggung.
Renata tidak menjawab, ia melepas tangan Aaron dan berjongkok. Ada dua kertas putih yang sepertinya sengaja dijatuhkan oleh lelaki tadi.
Aaron yang melihatnya ikut berjongkok, ia membuka kertas itu dan ikut melihat kertas yang dipegang Renata.
Isinya sama...
23
Hanya dua angka itu yang tertulis di balik kertas.
Renata mendongak, "Ron.."
Aaron menatap Renata, sepertinya pikiran mereka kini tertuju pada hal yang sama.
"Sial!"
........
Terima kasih sudah membaca:)
Jangan lupa tinggalkan jejak
See you next part!!
YOU ARE READING
[RGL#2] Change ✓
Teen FictionS E L E S A I Aaron tidak suka berinteraksi, dia lebih suka mengamati. Renata tidak pandai menyapa, dia lupa bagaimana caranya berteman setelah terluka. Mereka tidak cocok bersama karena kesamaan, oranglain bisa bersatu karena mereka melengkapi perb...
![[RGL#2] Change ✓](https://img.wattpad.com/cover/228430803-64-k454661.jpg)