Sunbae - 2

299 23 26
                                    

Moonbyul melongokkan kepalanya lewat jendela. Didalam sana, banyak laki-laki anak UKM mapala berkumpul. Sahabatnya, Kim Seokjin menyuruhkan kemari jika sudah selesai dengan bimbingan skripsinya. Katanya ada hal yang perlu disampaikan secara langsung pada moonbyul. Sekaligus memberikan buku yang mau moonbyul pinjam untuk keperluan skripsinya.

Sebenarnya moonbyul paling anti menginjakkan kakinya di tempat ini. Selain karena isinya cowok semua, ada satu hal lagi yang membuatnya tidak mau ada disini.

"sedang apa"

"aa-kamchagiya!!" moonbyul terkejut saat ada yang berbisik ditelinganya. Dia terlalu fokus mencari seokjin hingga tidak sadar min yoongi ada di belakangnya.

"cari siapa" laki-laki itu kembali bertanya. Juga ikut melongokkan kepalanya lewat jendela.

"i-itu, seokjin" jawab moonbyul lirih.

"oh" dan min yoongi berlalu begitu saja. Masuk ke markas anak-anak mapala.

Tapi tak lama, seokjin muncul di hadapannya. Dengan senyum menawan yang dapat melelehkan setiap wanita di kampus ini, seokjin menarik tangan moonbyul untuk ikut masuk kedalam markas berisi anak-anak cowok tersebut.

Senyum canggung moonbyul sematkan saat semua mata tertuju padanya. Dia kikuk sendiri man! Ada hampir 15 orang didalam, dan semuanya laki-laki.

"hai nunna" jungkook. Hobbaenya di kelas menyapa moonbyul. Memang anak satu itu ramah pada semua orang, apalagi cewek. Saking ramahnya, bikin anak-anak cewek malah baper.

"duduk dulu bentar, aku ambil bukunya dulu" seokjin mendudukannya di sofa tak jauh dari pintu masuk.

"gimana skripsinya nunna? Lancar?" tanya jungkook ramah.

"well, lumayan. Kamu akan tau nanti di semester akhir" jawab moonbyul.

"masih lama, saya masih semester dua. Tiga tahun lagi lahh" jawab jungkook enteng.

Moonbyul hanya tersenyum mendengar jawaban jungkook. Lalu mereka berdua mengobrol masalah kuliah, dengan jarak yang berjauhan. Entahlah, jungkook tidak mau menghampirinya meski cowok itu mengajaknya bicara. Dan moonbyul terlalu takut mendekati kumpulan cowok itu. Setidaknya jungkook tidak membuatnya terlihat bodoh karena berdiam diri menunggu seokjin kembali.

"sorry lama. Nih bukunya, kamu yakin mau ngambil masalah ini buat skripsimu nanti?" seokjin datang dan memberikan dua buah buku yang lumayan tebal.

"yakinlah, prof. Ahn juga sudah setuju. Aku lagi proses di bab dua nih. Doain dong biar cepet beres" timpal moonbyul.

"iya iya, aku doain. Semoga skripsimu lancar. Terus cepet wisuda. Dan enyah dari kampus sialan ini"

"sialan kamu" balas moonbyul.

"yuk aku anter pulang, udah mau gelap. Rumahmu jauh" seokjin memakai jaketnya dan meraih kunci motor. Moonbyul tak menolak dan mengekori cowok itu dari belakang setelah berpamitan pada jungkook dan beberapa orang yang dikenalnya disana.

"OK FIKS YA GUYS MINGGU DEPAN KITA MUNCAK!! GUA UDAH BAWA SURAT JALANNYA!!"

Saat seokjin akan membuka pintu, tiba-tiba jimin masuk dan berteriak heboh karena proposal untuk mendaki guna penelitian sudah disetujui. Suaranya begitu menggelegar hingga jimin mendapat hadiah berupa lemparan sepatu yang penuh lumpur tepat di kepalanya.

"woy anjir!!! Sepatu sape nih?!!" jimin berteriak tidak santai.

"berisik" suara itu tidak nyaring, malah terkesan sangat rendah namun dingin.

Jimin sontak menutup mulutnya rapat karena mendapat teguran itu. Sedangkan anak laki-laki yang lain nampak menahan tawa. Mereka juga tidak mau jika dapat lemparan sepatu kotor.

Realita Where stories live. Discover now