Born

463 26 1
                                    

Solar sedang menonton acara komedi di televisi. Dirinya begitu menikmati kesendiriannya sambil makan sukro kacang cap lima kucing.
Waktu masih menunjukkan pukul 7 malam. Solar sudah selesai membereskan  pekerjaan rumah. Sekarang adalah waktunya untuk bersantai ria.

Tanpa mengalihkan pandangannya dari televisi solar meraih ponselnya yang berdering.

"eohh, waeyo?" ucap solar saat menerima panggilan.

"..."

"aku sedang menonton tivi"

"..."

"gwencaha, hati-hati"

"..."

"jangan pulang terlalu malam"

"..."

"love you too" Solar kembali melempar ponselnya ke sembarang arah dan lanjut menonton.

Saat akan meraih gelas di atas meja solar merasakan perutnya sakit. Mungkin karena sedikit terhimpit membuat perutnya kram.

"ughhh,, shhhhh" kini solar merasakan mulas.
Membereskan makanan dan minuman yang berserakan di atas meja dan berjalan menuju dapur.

Solar memegang pinggiran meja dengan erat. Setelah membuang bungkus makanan ke tempat sampah mulas di perutnya semakin menjadi-jadi. Keringat sebesar biji jagung mulai muncul di dahinya.

Dengan langkah terseok solar menuju ruang tengah. Mencari ponselnya yang dia lempar tadi.
Setelah mendapatkan apa yang dicarinya, solar segera menghubungi seseorang.

"oppahhh,," panggil solar terengah.

"wae? Belum ada sepuluh menit yang lalu kau menelfonku"

"huhh,, huhh,, huhh,, tolong" perutnya semakin sakit.

"wae? Wae? Ada apa? Kenapa suaramu seperti itu?!" panik si penerima telpon.

"sepertinyahhh,,, aku akan segera melahirkan. Cepat pulanghh"

"tahan sebentar. Aku pulang sekarang"

"bagaimana bisa aku tahan! Ini sakitthh!!"

"iya iya, aku pulang sekarang"

***

Keadaan di ruang persalinan saat ini cukup ramai. Solar tengah berjuang untuk melahirkan satu makhluk kecil kedunia ini. Sudah 30 menit berlalu namun belum ada perkembangan berarti.

Jimin sebagai suami dan calon ayah terus mendampingi sang istri dalam masa persalinannya. Menyemangati solar yang hampir tidak sanggup lagi.

"ayoo, sebentar lagi anak kita akan lahir. Kau kuat! Kau pasti bisa!" jimin terus memberikan dukungan.

"eunghhhh!! Sahkitthhh!!" keringat membasahi wajah dan leher solar. Solar terus berjuang.

"sedikit lagi nyonya, kepala bayinya sudah terlihat" sahut dokter yang membantu persalinan solar.

"ayokk, terus sayang. Sedikit lagi! Mengedanlah! Seperti ini, heunghhh!!" jimin bahkan mempraktekkan bagaimana caranya mengedan saat melahirkan.

Solar yang melihat itu ingin tertawa karena kelakuan suaminya. Namun rasa sakit yang dialaminya membuatnya susah tertawa. Berakhir solar hanya mengeluh dan memukul lengan kekar suaminya.

"yahhhhh, dihh saat seperti ini kauhhhh, masihhhh melucuhhh!!" kesal solar.

"tidak ada waktu untuk tertawa. Kau sedang bertaruh nyawa sayang. Jangan bergurau. Ayok sedikit lagi!" bantah jimin.

"hahhhhh!! Kau pikhirrr inihhh tidak sakhiittt!" solar tak tahan dengan sakitnya. Wanita yang tengah melahirkan itu menjambak rambut suaminya.

"aahhhhhhhhhhhhh!!!!!!!!!!!" teriak jimin saat rasa sakit menjalar di kepalanya.

"aaahhhhhhhhhh!!!"

"akkkhhhhhhhhhhhhhh!!!"

Semakin kuat solar mengeluarkan tenaganya, semakin kuat juga jambakannya. Sehingga pasangan calon ibu dan ayah itu malah teriak bersamaan.

Sedangkan para suster dan dokter melihatnya ingin tertawa namun cemas juga disaat bersamaan.

***

Setelah menghabiskan waktu 2 jam lebih persalinan itu selesai. Jimin keluar dari ruang persalinan dengan tampang awut-awutan.

"wahhhh!! Inilah penampakannya ayah baru kita semua!" ucap jungkook begitu melihat jimin.

"bagaimana persalinannya? Lancar? Bagaimana solar unnie?" hwasa menodong jimin dengan berbagai pertanyaan setelah sebelumnya memukul punggung jungkook tidak santai.

Namun bukan jawaban yang hwasa dapat, melainkan isakan tangis jimin yang terdengar.
Keempat orang yang berada disana saling pandang dan merasakan aura tidak enak.

"w-wae? Kakakku tidak apakan?" tanya namjoon. Tangisan jimin malah semakin besar.

"yakkkkk!!! Cepat bicara! Jangan cuma menangis!" teriak hwasa kesal. Mata hwasa mulai berkaca-kaca.

"a-aku. Hiks. Akuhhh,,  hiks" jimin mulai bicara.

"kenapa? Kenapa? Solar nunna dan bayinya baik-baik saja kan" tanya taehyung.

"huuaahhhhhhh!! Hiks hiks" jimin malah kembali menangis.

Hwasa yang melihat itu ikut terisak. Dirinya langsung memeluk jungkook erat.
Sedangkan tiga pria yang lain matanya sudah memerah. Mencoba untuk tegar.

"akuhhh,, sudah jadi ayah. Hiks. Hiks. Huuaahhhhhhh" jimin menarik lengan taehyung hingga pria itu jatuh terduduk di hadapan Jimin. Taehyung meronta minta dilepaskan karena jimin memeluknya begitu erat hingga dia sulit bernafas.

"aku sudah jadi ayah tae!! Aku jadi ayah! Hahahaha" jimin mulai tertawa namun air matanya masih mengalir.

"yakkkk!! Kau membuatku panik saja! Aku fikir solar nunna kenapa-kenapa!" namjoon menggeplak kepala jimin hingga pria yang baru saja menjadi ayah itu mengadu kesakitan.

"aku hanya terharu hyung!! Jangan memukulku begini" sahut jimin.

"kau menangis meraung seperti tadi membuat kam,,,, "

"tuan park jimin?" panggil seorang suster membuat percakapan mereka terhenti.

"ya saya" jimin langsung berdiri dihadapan suster tersebut.

"nyonya solar sudah bisa dipindahkan keruang rawat. Silahkan anda mengurus berkas administrasinya" ucap suster tersebut.

"baik sus, terima kasih" jawab jimin.












I'm back ~~~~
Yuhuuuuuuuu

Realita Where stories live. Discover now