17

1.4K 118 13
                                    



Bakugou merasakan kehangatan menghampiri bibirnya dengan tiba tiba, rasanya lembut dan manis. Midoriya mencengkeram bajunya dan menariknya kebawah dengan pelan.

Perlahan Midoriya melepaskan tangannya dari kerah baju Bakugou, menatapnya berkaca- kaca seolah ingin mengis saat itu juga.

" Kau tidak bodoh, sama sekali tidak kacchan!"

Midoriya menunduk, merasakan air mulai melewati sudut matanya dan jatuh ke tanah. Tak berani menatap orang di depannya.

" Itu aku, aku yang bodoh. terlalu bodoh, hiks.."


Belum sempat bicara, Bakugou merasakan pundak yang lebih kecil darinya bergetar menahan tangisan yang terbendung lama. Tanpa sadar tangan nya menyentuh wajah midoriya perlahan, mengangkatnya di depan wajahnya dan..

cup~

Tangan satunya mulai merangkul pinggang mungil Midoriya, membawanya melewati waktu untuk melupakan semuanya. Menciumnya lebih dalam hingga tak bisa bernafas.

Perlahan wajahnya ia jauhkan dari Midoriya, menatap tatapan sayu dari Midoriya. Jarinya perlahan mengusap bibir Izuku, setelah itu beralih mengusap dan mencium matanya yang memerah.

" Ku mohon, berhenti menangis. Aku pikir aku tidak akan penah terpaksa melihat pemandangan yang menyayat hati ini seperti dulu."

Midoriya menatap kembali Katsuki
"apa maksudmu dengan 'terpaksa'?"

Katsuki sedikit tersentak, menatap Midoriya sejenak lalu menghembuskan nafasnya.

Tanpa aba-aba dia menggendong Midoriya ala bridal style di tangannya.

" T-Tunggu! Kaachan, apa yang kau lakukan?!"

"Aku sudah lama menunggu kesempatan untuk berbicara empat mata dengan mu. dengan begitu kita bisa saling meluruskan apa yang sudah terjadi kan?"

Midoriyaa tidak mendengarkan, dia masih sibuk lepas dari gendongan katsuki yang kuat.
"Ini terlalu tiba tiba. dan juga, apa maksudmu dengan menunggu kesempatan?"

Tanpa basa basi Bakugou membawa Midoriya menuju kamarnya tanpa diketahui siapapun. Beruntung saat itu semua orang sudah berada di kamar masing masing untuk menikmati malam.

.


.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Bakugou membuka pintu kamarnya perlahan, setelah itu menurunkan Midoriya dari gendongannya.

"Kaccha--"
Belum sempat ia bicara Bakugou langsung memeluknya kembali dengan erat.

"aku sudah lama ingin mengatakan ini tapi, Maaf Deku. Maaf sudah membuat memori menyakitkan pada hati mu."

Midoriya terdiam, dia sedikit demi sedikit mencerna perkataan Bakugou barusan.

*BLUUSHH~

Midoriya merona, merasakan degupan jantung katsuki membuatnya tidak bisa berkata-kata sema sekali.

" Ka- kacchan, itu tiba tiba sekali. ada apa??"

My Love Under My Tears | BKDK | 💦Where stories live. Discover now