7. Alasan sinting Alan

647 28 2
                                    

7. Alasan sinting Alan

"Gue sebenarnya rasain hal yang gak pernah lo rasain selama ini untuk gue Na. Bahkan dari jauh sebelum lo Pacaran sama Alan, gue udah jatuh cinta sejatuh jatuhnya sama lo" ungkap Leon sambil menggenggam tangan Anna. Wanita dengan dress Mocca itu hanya mengerjapkan matanya beberapa kali.

"Kenapa lo gak bilang dari awal Leon? Kenapa harus sekarang? Setelah gue ngandung anaknya Alan? Apa itu make sense?" tanya Anna bertubi-tubi. Leon hanya tertunduk menyadari kebodohannya "Tadinya gue mau ungkapin sebelum itu Na. But here we go, lo udah terlanjur jatuh cinta terlalu dalam sama Alan"

"Kata siapa?" Anna mengelak. Pelayan membawakan minuman yang mereka pesan langkahnya tidak beraturan. BYURR! Seluruh gelas beserta isinya menimpa Anna dan jatuh ke lantai membuat suara khas pecahan kaca.

Anna terbangun dari mimpinya terengah-engah. "Dan gue juga rasain itu Yon. Tapi rasa lo ke gue kan cuma mimpi" Gumam Anna pelan sambil bangkit dari ranjangnya. "Nona sudah bangun? Baru saja saya akan membangunkan nona" Aunty Mel tiba-tiba sudah ada di depan pintu.

"Ada apa Aunty?" kata Anna sambil tersenyum. "Hari ini Nona Anna mulai sekolah. Ini seragamnya aunty taruh disini ya" Aunty Mel meletakkan seragam di meja belajar Anna dekat pintu. "Thanks Aunty" ucap Anna, Aunty hanya mengangguk lalu pergi.

Anna segera mandi dan memakai seragamnya. Ternyata disini ada seragam khusus juga untuk musim salju. Sebuah jaket tebal dan kemeja panjang berwarna putih juga dasi berbentuknya sendiri dengan rok selutut kotak-kotak berwarna merah.

Anna memanaskan rambutnya dengan hairdryer agar cepat kering dan menyisirnya. Memasukan beberapa buku ke dalam tas lalu pergi dengan motor yang di mintanya kemarin ke Aunty Mel. Memakai helm bogo langsung dari Indonesia melalui pengiriman expres.

Anna melajukan motornya sesuai arahan map di hpnya. Saat dia sampai di sekolah dia memarkirkan motornya lalu segera masuk dan mencari kelasnya. Diluar sangat dingin. Ternyata Leon dan Jeno sudah ada di kelas menawarkan Anna secangkir kopi dan susu hangat.

"Mau Na? Gue bikinin. Lo mau apa?" tanya Leon.

"Gila, udah disediain?" Anna memandang takjub mesin pembuat kopi otomatis dan dispenser air yang sudah tersedia di kelasnya belum lagi rak cemilan yang ada di supermarket hampir ada di setiap kelas sejak dia berjalan tadi. "Hallo!" Sapa seorang perempuan berambut pirang lalu menghampiri Anna.

"Hai" jawab Anna sambil memperhatikan wajahnya yang sangat bule itu. "Hallo! Appa Kab-ar s-saya juga pernah tinggal di Indonesia" katanya dengan terbata. "Oh wow, Bahasa Indonesiamu bagus sekali" Anna tersenyum simpul. "Mhm, so we can be Friend? Or best friend maybe?" tanyanya antusias.

"Of course" Anna mengangguk. Jeno tiba-tiba menghampiri mereka "Anna baru sampai sudah dapat teman. Saya dan Leon dari tadi belum kenal siapa-siapa" gerutu Jeno. Anna terkekeh sambil melihat penampilan Jeno, memang agak cupu. Tapi tetap ganteng.

"Ya lo, besok gue yang dandanin biar ganteng maksimal" Anna tiba-tiba menjadi Alay.

"Seperti berani saja"

"Maksud lo?" Anna melirik Jeno tajam.

"Di apartement masih ada Alan"

Alan

Alan

Alan

Seperti bergema di telinga Anna. Tapi dia cepat mengendalikan dirinya. "Lo pikir gue takut sama Alan?" tanya Anna. Jeno hanya mengangkat satu alisnya dan tersenyum miring. "Besok gue buktiin sama lo. Liat aja" tantang Anna lalu kembali menepuk pundak teman Bule yang dia belum ketahui namanya tadi.

Bule itu menoleh "What's your name?" tanya Anna. Bule itu menjawab dengan senang hati "Putri" jawabnya. "Really?" Anna terheran Sangat merakyat. Bule secantik ini namanya Putri. "Yes, My name Elisa Putri. But saya lebih suka dipanggil Putri tapi teman-teman disini lebih gampang memanggil saya Elisa" jelas Elisa.

"Okay, my name is Anna" kata Anna sambil mengulurkan tangannya dan langsung di balas ramah oleh Elisa. Pelajaran sebentar lagi dimulai guru sudah masuk mengintruksikan agar semuanya duduk. Ada suara berderik selama beberapa menit lalu tiba-tiba kelas menjadi hangat.

Selain AC ternyata kelas ini memiliki 4 penghangat ruangan di setiap sudut. Sangat canggih sekali.

***

"Jen gue pengen ttoboki" Anna tiba-tiba ngidam di jam pulang sekolah. "Lo ngidam Na?" ini adalah makanan kedua setelah Jajangmyeon, Leon terheran dengan temannya yang anehnya doyan makan padahal aslinya Anna malas sekali untuk makan.

"Mau? Saya bisa buat" Jeno bagaikan penolong bagi ngidam seorang Anna yang candu akan Korea. Anna tersenyum sumringah "Mau banget dong Jen. Suami idaman banget deh Jeno" Goda Anna membuat Jeno menyembunyikan senyumnya.

"Tapi kamu harus ke Apartemen. Bahan-bahannya ada disana" Jeno melanjutkan ucapannya. "Oke, why not" Anna langsung memakai helmnya dan berjalan ke arah motor maticnya. Sedangkan Leon dan Jeno menggunakan mobilnya untuk pulang ke apart.

Anna duluan sampai di basement Apartement tapi dia tidak duluan masuk. Dia menunggu Leon dan Jeno, tapi sialnya Alan malah turun ke basement entah apa tujuannya. Anna berpura-pura bermain handphone di atas motor.

"Anna" Panggilan Alan tidak membuat Anna menoleh. Alan menghela nafasnya kasar "GUE HARUS GIMANA LAGI SIH? KENAPA LO MARAH GAK JELAS SAMA GUE? BAHKAN NGANGGAP HUBUNGAN KITA UDAH SELESAI!" Alan malah berteriak dan memaki Anna.

Anna menoleh pada Alan dan menatapnya nyalang "LO PIKIR LAH! SIAPA YANG GAK MARAH SAAT LO MENOLAK TANGGUNG JAWAB ATAS PERBUATAN LO?! ANAK LO SENDIRI. ANAK LO SENDIRI LAN,DAN LO MALAH MIKIRIN LO SENDIRI !! LO GAK PIKIRIN GUE SAMA SEKALI ATAU SETIDAKNYA ANAK LO!" Bentak Anna tak kalah keras sambil menunjuk perutnya sendiri.

"Itu salah lo Na. Bukan salah gue" Alan mengelak.

Logika Anna tiba-tiba mengambil alih Emosi Anna. Anna menarik napasnya perlahan dan menghelanya agar dia bisa setenang mungkin. "Terus sekarang lo mau apa? Gue udah gak permasalahan lagi tanggung jawab lo. Sekarang lo mau apa kesini Sat?" Anna sudah lelah berdebat dengan bajingan satu ini.

"Sat?" tiba-tiba Jeno dan Leon berjalan mendekati motor Anna. "Bang" kata Leon  bgst (ngerti lh ya). "Gue juga bingung Lan. Lo mau apa kesini?" Leon menyambung pembicaraan tadi. Alan mengeluarkan sesuatu dari balik jaketnya lalu menyodorkannya pada Anna.

Sebuah undangan?

***

┏━━━✦❘༻༺❘✦━━━┓

Jangan lupa untuk vote
karena itu membuat saya
semangat melanjutkan
cerita ini terimakasih

┗━━━✦❘༻༺❘✦━━━┛


Sebuah kesalahan [End] Where stories live. Discover now