| 16 |

435 38 1
                                    

Chanyeol yang tadinya memandang kota Seoul menjadi teralihkan karena suara kenop pintu yang terbuka. Chanyeol membalikan tubuhnya melihat siapa yang datang tengah malam begini.

"Apa saya boleh menginap disini?"

Satu pertanyaan yang membuat Chanyeol bingung untuk menjawabnya. Bukan tidak boleh tapi ini sudah larut dan besok ia harus sekolah.

"Bukannya kamu harus sekolah besok Mark?"

"Enggak om, Jaehwa enggak ada jadi gak seru aja." Balas Mark lalu tidur disofa dan memejamkan matanya.

"Sebegitu sukanya kamu dengan anak saya? Sampai-sampai kamu ingin bolos untuk tetap bersama Jaehwa." Kata Chanyeol, Mark yang mendengar langsung duduk.

"Bisa dibilang begitu?" Gumam Mark, Chanyeol duduk disamping Mark. Memegang bahu laki-laki itu,

"Tidur, sudah larut besok pagi biar saya yang antar kamu ke sekolah." Kata Chanyeol sambil tersenyum menampilkan dimpel milik-nya.

Mark langsung membaringkan tubuhnya ke atas sofa, Chanyeol berdiri lalu berjalan mengambil selimut.

"Selamat malam." Chanyeol memakai-kan Mark selimut tebal, lalu mengelus rambut legam milik Mark.

•••

Sudah pagi, Mark membuka mata lalu melihat sekeliling. Pengecekan rutin, beberapa dokter sedang memeriksa Jaehwa. Dan Mark gagal fokus karena melihat Chanyeol yang sedang berbicara pada seseorang yang memakai jas sama seperti Chanyeol.

"Lai Guanlin?" Gumam Mark, mata-nya tergelak kala melihat jam yang ada di dinding.

"Gila telat!" Mark langsung meminjam toilet yang berada di kamar Jaehwa, lalu bersiap-siap menuju sekolah. Chanyeol hanya bisa menggelengkan kepalanya,

Hari ini hari adalah hari pertama Guanlin tiba di Korea, semenjak ia bertemu dengan Jaehyun di Jerman ia tak menampakan diri nya lagi.

Ini kali pertama ia muncul setelah kejadian itu. Dan ia orang yang paling patah hati mendengar Jaehwa terbaring koma di atas bankar rumah sakit.

"Aku enggak nyangka kalo wanita keji itu bisa sekejam itu sama Jaehwa." Kata Guanlin,

"Yang ada di pikirannya hanya dendam." Balas Chanyeol, ia sebagai ayah hanya bisa terus berjuang walau keadaan memaksa.

Ayah siapa yang akan hanya menangis disisi anaknya tanpa berjuang? Menangis tak ada guna nya, karena itu membuang tenaga, Chanyeol menyimpan air matanya nanti saat Jaehwa berdiri di altar berjalan bersamanya dan memberikan Jaehwa pada orang lain. Nanti.

"Oh iya om, aku mau lamar Jaehwa setelah dia sadar."

Duk!

"Mark?" Chanyeol mendapati Mark berada dibelakang-nya yang mengusap usap ponselnya yang jatuh kerena terkejut.

"Iya?" Tanya-nya balik, Guanlin bersikap acuh. Ia duduk disamping bangkar, mengelus tangan pucat itu dengan pelan.

"Guanlin, aku berangkat dulu, tolong jaga Jaehwa kalau ada apa-apa tolong panggil aku." Guanlin mengangguk sambil tersenyum.

"Ayo Mark kita berangkat, nanti kamu telat."

•••

Doyeon berusaha melepaskan diri dari ruangan yang gelap dan panas itu, tak ada jendela atau pendingin ruangan disana. Hanya ada mereka bertiga disana Doyeon, Hyunjin dan Jaemin.

My Mafia Brother || Jung Jaehyun ✔Where stories live. Discover now