Part 0

9.9K 171 3
                                    

“Satu-satunya perasaan yang tersisa dalam diriku adalah perasaan bahwa aku tengah bermimpi.”

.

.

.

Seorang gadis tengah berkutat dengan komputernya, ditemani oleh seekor kucing putih berada di pangkuannya. Dengan penampilan bangun tidur ia giat beradu argumen dengan seseorang yang entah siapa di ujung sana.

“Apa-apaan orang ini?! Dia sangat menyebalkan!” Umpat gadis itu.

Ia lantas beralih rebahan di ranjangnya selepas lelah beradu komentar di sebuah situs internet.

“Sudah pagi saja, kukira masih tengah malam. Sebaiknya aku bergegas untuk bersiap pergi ke sekolah.” Gumamnya.

.

Hikari High School

Bel masuk berbunyi, ramai siswa siswi berbondong-bondong masuk ke dalam kelas. Seorang gadis pendiam nan anggun duduk di samping jendela, tampak seperti model lukisan yang nyata.

“Selamat pagi! Ecchan!” Sapa gadis lain padanya.

“Pagi, Maya.” Sahutnya tanpa ekspresi.

“Dingin seperti biasanya ya, dasar putri salju.” Protes gadis itu.

Namun yang diajak bicara sama sekali tidak menanggapi.

“Ecchan, kalau sikapmu terus dingin seperti itu tidak akan ada yang mau menjadi kekasihmu loh.” Lanjut gadis itu.

Namun tetap saja gadis yang diajak bicara sama sekali tidak bereaksi. Menyerah mencari topik pembicaraan, pada akhirnya ia hanya menghela nafas dan duduk diam pada bangkunya.

.

*Allysa POV*

Namaku Allysa Shiroyuki. Baru saja menginjak sebagai siswa tahun ketiga. Dari sekolah dasar hingga saat ini, aku tidak memiliki teman lain selain Maya. Kami bertetangga sejak aku pindah ke distrik itu saat usiaku 5 tahun. Singkatnya Maya adalah teman masa kecil sekaligus sahabatku. Ia jauh lebih pendek 7 cm dari tinggiku yang 168 cm.

Aku bukan tipe orang yang suka bergaul atau bersosial dengan orang-orang di sekitarku. Mereka bilang sifatku terlalu dingin dan wajahku tak memiliki ekspresi. Aku tinggal sendirian di rumah, karna Mamaku nyaris tak pernah pulang ke rumah sejak kematian Papa. Aku hampir tidak mendapat kasih sayang mereka selama hidup, kasih sayang itu hanya berlangsung selama 5 tahun dan berakhir tepat di hari kematian Papa.

Beliau adalah seorang Kepala Kepolisian, pada saat itu ia tewas di tempat setelah beradu tembak dengan teroris di distrik tempat tinggalku sebelumnya. Sedangkan Mama yang dulunya seorang guru pengajar, kini beralih profesi sebagai pegawai pemerintahan.

Tidak ada yang spesial dari diriku, hanya seorang gadis kesepian yang hampir setiap harinya menghabiskan waktu dengan menjelajahi internet. Aku mulai berteman dengan Maya karna keluarganya membantu kami semasa baru pindah di rumahku saat ini. Rumah kami bersebelahan, bahkan balkon kamarku berhadapan dengan balkon kamarnya. Berbeda denganku yang pendiam, Maya adalah gadis yang ceria.

Secara kapasitas otak aku lebih baik darinya, ia benar-benar berusaha dengan giat agar bisa satu sekolah denganku. Dan beginilah kita sekarang, bahkan kami berada dalam satu kelas.

“Ecchan, apa sepulang sekolah kamu sibuk?” Tanya Maya.

“Hm, seperti biasanya.” Jawabku singkat.

Bad Story, Bad RomanceWhere stories live. Discover now