-06- Bullying

4 2 0
                                    

Note:
Cerita ini hanyalah fiktif belaka, apabila terdapat kesamaan harap dimaklumi. Tidak ada unsur menghina, ataupun menjiplak. Jika merasa ini mirip dengan karya anda, ayo kita rundingkan dengan baik-baik bagian mana yang sama.

Jadilah manusia cerdas dan berakhlak!

Warning :

TERDAPAT KATA KATA KASAR YANG JANGAN PERNAH UNTUK DITIRU.

TERDAPAT KATA KATA KASAR YANG JANGAN PERNAH UNTUK DITIRU

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

☔☔

Bisik-bisik terdengar di sepanjang koridor sekolah, tatapan sinis dan meremehkan mereka berikan kepada si siswi baru yang seminggu ini bersekolah disana.

Dari mulai bersembunyi-sembunyi hingga terang-terangan menggunjing Alya, si anak baru yang kebenaran kehidupan masa lalunya mulai terungkap.

"Eh eh, itu tu guys si anak haram."

"Kasihan yaa, udah lahir diluar nikah, ditelantarin lagi sama bapak kandungnya."

"Gue rasa, emaknya tuh cewek bokingan. Mangkanya mau nuntut tanggung jawab nggak bisa, udah dibayar soalnya. Hahahaha,"

"Gue sering liat dia pulang pergi pake mobil mewah plus sopir, keknya dia jadi baby sugar deh."

Masih banyak lagi kata-kata kasar dan tuduhan-tuduhan yang dilontarkan di sepanjang koridor yang dilalui Alya, mereka dengan yakinnya menjelek-jelekan si murid baru ini setelah melihat sebuah kertas yang didalamnya menjelaskan siapa Alya sebenarnya, walaupun kebenarannya belum tentu benar, tapi mereka tetap percaya.

Rasanya, kuping Alya tidak sanggup mendengarkan semua cacian. Cacian-cacian ini bahkan lebih menyakitkan dibandingkan dengan cacian di sekolah lamanya.

Saat masuk ke dalam kelasnya pun, penderita seolah tak ada hentinya. Seluruh teman kelasnya memandang nya dengan pandangan jijik, seperti ia adalah sampah yang lebih menjijikkan daripada sampah itu sendiri.

"Permisi, kak Niel. Alya mau duduk," dengan kepala menunduk memandang sepatunya, Alya tetap meminta izin si teman sebangku. Alya takut jika ia asal duduk saja akan menggangu Daniel, ia juga tak yakin bahwa teman sebangkunya ini mau duduk bersamanya setelah mendengar desas desus tentang dirinya.

"Hm," gumam Daniel dengan memiringkan tubuhnya memberi jalan agar Alya bisa mencapai bangkunya.

Alya tentu sedikit bernafas lega karena Daniel tidak mengusirnya, ia juga tidak bisa membayangkan jika hal itu terjadi.

"Daniel sayang, mending lo duduk sama gue disini deh, daripada lo duduk sama anak yang nggak diharapkan itu,  jauh lebih baik kan sama gue," suara Putri mulai terdengar dan mendominasi ruang kelas.

Iya, Putri yang beberapa hari yang lalu adalah teman baiknya Alya kini berubah tiga ratus enam puluh derajat menjadi Putri yang sebenarnya. Ia juga dari tadi tak ada habisnya mengganggu Alya dengan kata-kata kasar, ia seolah melupakan bahwa yang ia bicarakan pernah menjadi temannya.

𝐓𝐡𝐞 𝐣𝐨𝐮𝐫𝐧𝐞𝐲 𝐨𝐟 𝐀𝐥𝐲𝐚Where stories live. Discover now