-04- Rumah baru

4 2 0
                                    

Note:
        Cerita ini hanyalah fiktif belaka, apabila terdapat kesamaan harap dimaklumi. Tidak ada unsur menghina, ataupun menjiplak. Jika merasa ini mirip dengan karya anda, ayo kita rundingkan dengan baik-baik bagian mana yang sama.

Jadilah manusia cerdas dan berakhlak!

Maaf jika cerita ini terlalu lempeng dan mudah ditebak.

Maaf jika cerita ini terlalu lempeng dan mudah ditebak

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


☔☔

Setelah berpamitan dengan bu Tika, akhirnya disinilah Alya berada. Duduk didalam mobil bersebelahan dengan sang papa. Rasanya masih canggung bagi Alya untuk memanggil lelaki itu dengan embel-embel papa. Karena seumur hidupnya, ia tak pernah sanggup untuk memimpikan saat-saat seperti ini.

"Apa yang kamu pikirkan nak?" Arman mulai memecah keheningan dengan memulai obrolan bersama anak gadisnya itu. Sedari panti tadi, Alya hanya diam tak sepatah katapun keluar dari bibirnya.

"Nggak ada kok, paa?" Lirih Alya, ia masih begitu canggung akan panggilan tersebut.

Arman tentu saja cukup memahaminya.

"Sebaiknya kamu istirahat dulu, sini papa peluk." Tawar Arman, Alya yang masih canggung dengan ragu merapatkan tubuhnya mendekati sang papa dan mulai memeluk dengan erat. Ini sungguh adalah mimpinya yang dulu hanya terkubur di lubuk hati yang terdalam.

Dilain tempat, Nilam dan Lisa sedang sibuk menata makanan diatas meja makan. Sesekali mereka melirik jam dinding saking tidak sabarnya menunggu kedatangan anggota baru keluarga mereka.

Reza pun ada di antara orang-orang yang menunggu kehadiran adiknya, akhirnya keinginannya untuk mempunyai adik perempuan bisa tercapai.

Nico pun tak kalah antusias, seperti halnya sang sepupu- Reza - yang sangat antusias, diapun sama bersemangatnya.

Hingga sapaan salam terdengar dari arah pintu depan, mereka - Nilam, Lisa, Reza, Nico dan Oma nita - buru-buru berjalan kedepan untuk menyambutnya.

Dari kejauhan terlihat Ardi yang berjalan di depan yang disusul oleh Arman yang menggandeng tangan remaja berparas hampir serupa dengan Arman. Gadis itu dengan malu-malu berjalan disisi Arman.

"Assalamualaikum." Sapa Arman dengan semangat.

Semua orang di dalam sana serentak menjawab, "waalaikum salam."

"Coba lihat, papa bawa siapa?" Tanya Arman yang tentu saja jawabannya telah didapati oleh seluruh anggota keluarganya.

"Ya ampun. Halo sayang, ini Mami Lisa, kamu cantik banget sih." Lisa mulai mendekati Alya dan memperkenalkan dirinya dengan embel-embel 'Mami.

"Ahh.... Hai... Ma... mi... Aku Zefanya Alyanita. Biasa dipanggil Alya. Se.. senang bisa bertemu dengan ma.... Mi." Dengan gugup Alya membalas salam perkenalan mami-nya itu.

𝐓𝐡𝐞 𝐣𝐨𝐮𝐫𝐧𝐞𝐲 𝐨𝐟 𝐀𝐥𝐲𝐚Where stories live. Discover now