PART 12

3.9K 343 88
                                    

Suasana saat ini begitu canggung, itulah yang dirasakan oleh Hyecha terkecuali Jungsoo yang sedang asiknya menikmati kopi pahit yang dibuatkan Hyecha 15 menit yang lalu, itu artinya sudah 15 menit mereka berdua hanya diam tanpa berbicara sedikitpu...

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Suasana saat ini begitu canggung, itulah yang dirasakan oleh Hyecha terkecuali Jungsoo yang sedang asiknya menikmati kopi pahit yang dibuatkan Hyecha 15 menit yang lalu, itu artinya sudah 15 menit mereka berdua hanya diam tanpa berbicara sedikitpun setelah Hyecha mengajak Jungsoo untuk pergi ke kamar, saat mereka berdua berada di dekat danau saat itu.

Oke, agaknya Jungsoo harus lebih bersabar menunggu apa yang ingin wanitanya itu ucapkan padanya. Menyerup sedikit kopi pahit tersebut sehingga menyentuh perisai kopi itu, Jungsoo pun langsung menghela nafasnya sejenak sebelum memperhatikan Hyecha yang sejak tadi menunduk dengan jari yang saling bertautan diatas pahanya. Sepertinya Hyecha tengah dirundungi kegugupan, pikir Jungsoo.

Sejenak melirik jam yang berada ditangannya, "Duapuluh satu menit, apa kau akan terus diam seperti boneka yang kurang dibelai seperti itu?" canda Jungsoo sedikit terkekeh gemas setelah melihat ekspresi Hyecha yang begitu polosnya menatap dirinya.

"Aku..." Hyecha rasa ia butuh sesuatu yang mampu membuatnya terkejut agar apa yang ia ingin ucapkan terlontar begitu saja.

"Aku, apa? Katakanlah," titah Jungsoo.

"Baiklah, aku ingin berbicara serius denganmu perihal tentang kesepakatan dan perjanjian yang kau ajukan saat itu...aku—,"

"Aku harap ini keputusanmu yang tepat dan juga sesuai dengan kemauan isi hatimu tanpa embel-embel keterpaksaan. Han, aku percaya padamu...." Jungsoo berkata begitu saja, ia mencoba meyakinkan isi hatinya saat ini, Jungsoo takut sekali dengan keputusan yang Hyecha lontarkan saat ini. Ia ragu tetapi, ia percaya penuh dengan wanita ini.

"Aku, ingin berkata bahwa aku—"

"Bahwa kau menolak untuk tinggal dan membesarkan anak kita bersama-sama?" terka Jungsoo begitu saja mampu membuat Hyecha melebarkan kedua maniknya begitu lebar.

"Kenapa kau bisa berasumsi seperti itu, Jeon?!" cetus Hyecha dengan suara yang sedikit meninggi. Seperti yang dipikirkan Jungsoo barusan, ia hanya ragu dan tak yakin tetapi, hatinya berkata lain. Jujur saja Jungsoo takut sekali, takut Hyecha meninggalkannya pergi.

"Terus aku harus berasumsi seperti apa lagi? Bukankah itu yang kau inginkan, pergi meninggalkanku dan juga anak kita..." tanya Jungsoo sedikit terkekeh kecil dengan kepala yang menunduk, perasaan pria itu begitu kalut saat ini.

"Cih, dasar! Aku akan menjadi seorang Ibu biarpun umurku belum cukup untuk menimba hal berat ini seorang diri, tapi aku yakin bisa melewati hal ini dengan sangat baik. Setidaknya aku tidak sekejam wanita diluar sana yang seenaknya saja menelantarkan sang anak demi mencari kepuasan diri sendiri! Ya, Tuhan aku tidak sebejat itu sehingga, kau berani berpikir dangkal seperti itu mengenaiku Jeon." habis sudah kesabaran Hyecha saat ini, ia berucap begitu fasih sedikit berteriak demi membela dirinya dari pikiran buruk Jungsoo.

Hyecha tak habis pikir dengan perumpamaan yang dibenarkan oleh Jungsoo. Demi apapun, Hyecha tidak sanggup membayangkan bagaimana ia berpisah dengan darah dagingnya sendiri demi kepuasan dirinya sendiri. Hyecha paham dengan apa dirasakan oleh Jungsoo tetapi, perkataan Jungsoo barusan mampu membuat dirinya berpikiran negatif tentang dirinya sendiri, seolah apakah ia sejahat itu sebagai seorang manusia?

MY TIMEWhere stories live. Discover now