PART 10

2.3K 333 64
                                    

Btw, aku kangen komenan kalian di lapak aku, terakhir rame banget di lapak TH 😭💔


"Jadi, kalian tidak sengaja bertemu di supermarket begitu?" tanya Jungsoo sehingga, mengalihkan perhatian Hyecha yang sibuk menatapi jalanan yang begitu padat.

"Iya, kau benar." jawab Hyecha dengan anggukan kepalanya mantap.

Sehabis rapat tadi, Jungsoo menuntut Hyecha agar menjelaskan mengenai pertemuan ketidaksengajaan antara Eunwoo dan Hyecha. Hyecha pun menjelaskan bagaimana ia bisa bertemu Eunwoo, pria yang membeli roti gandum untuk istrinya itu di supermarket. Ia juga menceritakan betapa kejamnya pegawai supermarket itu yang menghinanya berakibat dirinya yang secara langsung diusir dari supermarket tersebut. Semua Hyecha jelaskan agar Jungsoo tidak kembali bertanya-tanya mengenai dirinya sedang apa di supermarket.

"Tadi kau juga berkata bahwa pegawai supermarket itu menipumu, bagaimana bisa?" tanya Jungsoo.

Hyecha membolakan kedua maniknya malas sambil berdecak kesal, "Kan, sudah kujelaskan tadi Jeon, apa kau mendengar ceritaku tadi di kantor tidak? Pegawai itu menipuku karena, aku ingin membeli roti gandum dan disana aku tidak dapat menemukannya berakhir aku bertanya kepada pegawai supermarket perempuan disana, aku dapat melihatnya membawa beberapa roti gandum, aku ingin membelinya tetapi, entah kenapa ia menghinaku dan mencaciku didepan umum, tiba-tiba saja sekretarismu itu datang dan ingin membeli roti gandum itu katanya untuk istrinya. Sebelumnya aku tidak mengenal pria itu adalah sekretarismu, Cha Eunwoo. Berakhir aku diusir oleh pegawai itu, sampai sekarang hinaan yang ia berikan masih berbekas di benakku." jelasnya panjang lebar, diakhiri dengan kalimat yang begitu sumbang dan terkekeh lirih sembari tertunduk memainkan jari-jari lentiknya.

"Jangan dipedulikan omong kosong diluar sana, aku yakin hidupnya lebih miris dari yang kau bayangkan, semua dipenuhi rekayasa. Dia menghinamu belum tentu juga kehidupan yang ia jalani begitu bahagia. Aku yakin ia lebih terhina, jangan pernah berkecil hati atas nikmat Tuhan yang telah diberikan kepada kita. Kita sepatutnya bersyukur itu lebih baik. Diam adalah kunci kesabaran." tutur Jungsoo begitu lembut sambil mengelus tangan Hyecha yang berada di genggamannya.

Hyecha yang mendengar itupun semakin merasa nyaman atas perlakuan Jungsoo, terbesit rasa kagum terhadap pria yang sibuk menebar senyum manisnya didepannya dengan tangan kekar dan begitu penuh sesekali mengelus tangannya lalu, berpindah mengelus buntalan kecil yang sibuk tidur di dalam perutnya. Jungsoo terlihat bahagia, terbukti jelas ia kerab ketahuan melantunkan decakan lirih dengan suara yang mengalun begitu rendah mengucapkan kalimat, sebentar lagi aku akan menjadi seorang Ayah.

"Kita akan pergi kemana sekarang?" tanya Jungsoo setelah membelokkan stir mobilnya kearah kanan jalan.

"Teserah kau saja tetapi, tolong antarkan aku ke supermarket untuk membeli roti gandum," ujar Hyecha.

"Baiklah, sesuai keinginanmu Nona Han..." cibir Jungsoo.

Sesampainya mereka disupermarket, Hyecha lebih dulu masuk kedalam toko pusat perbelanjaan tersebut, Jungsoo tengah menerima panggilan telefon dari pegawai kantornya, katanya ia akan menyusul Hyecha nanti.

Baru saja Hyecha memasuki toko tersebut, ia sudah mendapatkan tatapan tak suka dari beberapa pegawai disana, Hyeca pun dapat melihat bagaimana salah satu pegawai yang perempuan yang pernah menghinanya dulu karena, supermarket yang dikunjungi Hyecha adalah supermarket dekat dengan rumah milik Jungsoo.

"Selamat siang," sapa Hyecha dengan senyum ramah walaupun tidak ada seorang pun membalas sapaannya.

Baru saja Hyecha ingin mengambil sebuah keranjang belanjaan dekat kasir, dirinya sudah dihadiahi dengan sebuah hinaan kental dari salah satu mulut pegawai tersebut, Hyecha pun menarik nafasnya dalam tanpa melibatkan emosi yang berlebihan ia hanya diam tanpa membalas ucapan mereka sekalipun.

MY TIMEWhere stories live. Discover now