perjuangan kedua

30 3 0
                                    


Alhamdulillah update!

Yuk di vote dan komennya beip.

Happy Reading....

Mobil terparkir rapi di parkiran sekolah, Arcturus keluar dan berjalan menuju kelasnya dengan satu tangan dimasukkan ke dalam saku celananya. Tatapannya datar khas seorang Arcturus.

Dia berjalan tidak peduli dengan banyak pasang mata yang menatap dirinya kagum, terutama para murid perempuan. Mereka berbisik bisik saat Arcturus berjalan di depan mereka.

"Arcturus makin tampan aja sih!"

"Iya, pengen deh jadi pacar"

"Masa depan pun boleh lah!"

"Arcturus salam ya dari aku"

Banyak sekali teriakan teriakan manja dari siswi siswi SMA Garuda, tapi tak satupun di acuhkan oleh Arcturus. Menganggap angin lalu, dia tetap berjalan.

Arcturus masih menganggap biasa dengan ini, tapi tidak dengan seseorang, siapa lagi kalau bukan cewek gila yang akhir akhir ini sudah sering menganggu hidupnya. Sekarang dia harus menjaga diri, lebih tempatnya menjaga diri agar terhindar dari cewek sinting itu. Hidupnya akan lebih hancur lagi kalau kembali berhadapan dengan cewek mulut radio pecah itu. Suaranya astaghfirullah melebihi suara cempreng Sisi cewek centil yang dia ketahui sekelas dengannya. Dia...

"Nikmat manakah yang engkau dustakan wahai para kaum hawa!" Pemikiran Arcturus langsung terhenti saat mendengar suara yang sangat di hindari itu.

Menghela napas kasar, Arcturus melangkah cepat. Baru saja Arcturus merasa hidupnya damai, tapi sekarang. Ah, sial sekali!

"Arcturus tungguin woi! Kenapa selalu lari sih pas liat Vega?" gerutu Vega kesal, bagaimana tidak, Arcturus selalu saja menghindarinya. Selepas menatap tajam kaum hawa yang sejak tadi menatap calon pacarnya, Vega langsung berlari mengikuti langkah lebar Arcturus.

Sedangkan Arcturus tidak menggubris, dia tetap berjalan dengan cepat. "Arcturus stop!!" Pekik Vega yang sudah sangat gregetan.

Menghela napas kasar, Arcturus menghentikan langkahnya membuat gadis yang dari tadi berteriak tidak jelas menubruk punggungnya. "Aww!" ringis Vega mengusap dahinya.

"Gaada aba-aba sama sekali deh, heran." gerutu Vega. Lihat! Lihatlah manusia yang satu ini, apakah dia tidak tahu diri apa memang sudah tidak punya jati diri lagi? Siapa yang suruh berhenti siapa pula yang mengomel saat dirinya berhenti? Dasar cewek sinting!

Arcturus memijit pelipisnya, lalu menatap tajam gadis di depannya ini. "Lo bisa gak sih? Sehari aja gak usah ngintilin gue," tanya Arcturus seraya mengertak giginya geram.

"Nggak!" jawab Vega santai, seakan kemarahan Arcturus tidak di pedulikan sama sekali.

"Arcturus kapan sih suka sama gue? Vega capek nunggunya," Langsung berubah topik pembahasan. Dia mengerjap polos ke arah Arcturus.

"Gak akan pernah!" sahutnya ketus.

"Kok gitu sih? Vega cantik loh," Vega menyelipkan rambutnya ke belakang telinga lalu tersenyum manis, malah sangat manis.

Arcturus menelan salivanya kasar, dia mencondongkan badannya ke arah Vega, lalu mensejajarkan wajah mereka. Vega yang melihat Arcturus mendekat dia reflek menutup matanya, berharap cemas apa yang akan Arcturus perbuat.

Arcturus yang melihat Vega menutup mata langsung berdesis, wajahnya yang pertama di depan wajah Vega langsung beralih ke telinga Vega lalu berbisik.

"Sebaiknya lo berkaca dulu noh."

*****

"Ly lo jadi jualan gak sih?" tanya Alea. Mereka sekarang sedang di parkiran. Ya sekarang waktunya pulang untuk SMA Garuda, lebih cepat karena ada rapat guru mendadak alhasil semua murid dipulangkan.

"Jadi Ya, kita tunggu seseorang dulu, baru kita berangkat ke warung." Vega celingak celinguk mencari seseorang.

"Lo cari siapa Ly? Lo nungguin seseorang kah?" Tanya Alea heran soalnya dia tidak tahu maksudnya Vega mengajaknya ke parkiran. Mereka kan naik angkot gak bawa motor. Ngapain coba ke parkiran.

"Gue lagi nunggu Gilang Ya, lo diam ah! Mata gue lagi fokus nyari nih," sahut Vega sebal.

"Gilang? Bukannya tadi dia udah pulang ya? Gue lihat dia tadi keluar." Sontak perkataan Alea tadi membuat bola mata Vega melebar.

"Hah? Udah pulang? Wait! Kenapa lo nggak bilang ke gue Lea?! Aish!" Vega mengerutu, sangat kesal. Capek capek dia tunggu eh malah di tinggal.

"Kan gue nggak tau lo nyari dia," sahut Alea santai tidak terpengaruh dengan teriakan kesal Vega.

"Ah lo Ya, udah lah lo pulang aja sono gue nggak buka hari ini, capek! Bye," Vega langsung meninggalkan Alea yang sedang terbengong kaku.

Bunyi hentakkan sepatu dengan lantai terdengar sangat nyaring. Vega berjalan dengan kesal seraya bibirnya merengut, mengupat seseorang.

Saat ini dia sedang menuju halte bus, dia merengut kesal sesekali berteriak. "Sial banget sih!" gerutunya lagi, bagaimana tidak di depannya saat ini sudah ada satu pasangan yang sedang pulang bersama. Bergandengan tangan terlihat sangat romantis. Apalah nasib Vega yang saat ini sedang JJP alias jomblo yang akan segera jadi pacar. Iya kan dia sebentar lagi akan mempunyai pacar.

Terlihat kepedean gak sih, kalau Vega berharap begitu?

Ah, itu tidak penting bagi Vega, dia sangat amat yakin kalau suatu saat Arcturus akan menjadi miliknya. Tapi harapan yang saat tadi mekar bagai bunga sekarang pupus kala setiap mengingat tentang di mana dirinya yang mendekati Arcturus selalu mendapatkan perlakuan kasar dan dingin. Capek batin adek bang!

Apalagi seperti tadi, capek capek dia tunggu hanya untuk bisa pulang bareng Arcturus, tapi apa yang dia dapat? Dia malah di tinggal. Oh my God!

"Dasar cowok! Kenapa sih suka banget sakiti hati cewek? Apalagi hati cewek imut kayak aku ini."

"Ueeekk, gue mau muntah tolong! Plastiknya mana?" Agus menutup mulutnya dramatis seolah benar-benar mau muntah.

"Ieh reptil, lo kok di sini? Ngikutin gue lo? Aish!" Apalagi ini ya Tuhan, Vega sedang ingin sendiri. Tapi kalo Arcturus yang datang ya tidak apa-apa lah ini reptil, ahh bikin kesal!

"Kenapa lo? Mulut lo komat kamit, mengupat gue lo? Gak boleh dosa dugong!"  ujar Agus seraya menoyor kepala Vega.

"Gue malas ketemu lo Gus, lo orangnya nyebelin!"

"Nyebelin tapi ngangenin kan?" Goda Agus seraya menaik turunkan alisnya.

"Jijik banget gue!" Vega segera pergi dari hadapan Agus.

"Lo mau ke mana Ga?" tanya Agus.

"Berak, ya pulanglah dugong!" Gregetan, sangat! Apa manusia seperti ini tidak bisa apa tidak bertemu dengannya di saat seperti ini?

"Ouh berak? Yaudah yok gue anterin ke toilet," Ya Lord! Bolehkah Vega berharap cowok di depannya ini enyah?

"Gus, mendingan lo pulang sana, jangan ngikutin gue! Atau kalau nggak gue bunuh lo!" Dengan napas memburu, kesal. Vega berjalan tergesa-gesa menahan diri untuk tidak menghajar cowok di depannya ini.

Karena apa? Agus kan juga teman Arcturus nanti kalau Vega membuat lembam di wajah reptil itu bisa bisa Arcturus marah lagi sama dirinya. Kan berabe, hilang deh kesempatan jadi pacarnya.

Amit-amit reptil!

TBC

Yey alhamdulillah selesai juga nulisnya.

Maaf ya lama up nya.

Yuk komen dan vote 😄😋

Oiya aku juga mau ngasih tau bahwa cerita pertamaku yang Syakila akan segera terbit jadi buat kalian yang belom mampir, yuk mampir sekarang nanti keburu di hapus partnya loh.

Terima kasih buat yg udah mampir

Ily🙏💕

Vous avez atteint le dernier des chapitres publiés.

⏰ Dernière mise à jour : Jul 06, 2021 ⏰

Ajoutez cette histoire à votre Bibliothèque pour être informé des nouveaux chapitres !

ArcturusOù les histoires vivent. Découvrez maintenant