Chapter 50. penghargaan

131 2 0
                                    

Semua siswa sedang melaksanakan upacara bendera, di barisan paling belakang. Angel, Krish, Dhika dan Aldi malah duduk di bawah. Mereka pikir, tidak akan kelihatan karena di depan dan belakang ada siswa yang sedang berdiri. Zhia sudah berulang kali mengingatkan pada teman-temannya itu, agar mereka segera kembali berdiri  biar gak kepergok osis lagi kayak kebiasaan mereka setiap hari senin.

"Eh, gimana-gimana si Zhia bisa beradaptasi sama cowo benteng Geng Kadja kayak elu?" Tanya Dhika merangkul Krish sambil memastikan sekitar aman.

"Adaptasi apaan? Lu kira gue hewan migrasi yang harus beradaptasi ama lingkungannya gitu, kadang otak lo kalo jalan bisa belok juga ya," sambar Krish melirik sebal.

"Sabar mas bro, maksud gue tuh. Lu sama si Zhia kan masih pada malu-malu buat ngeluarin sifat asli masing-masing. Setelah acara makan malam yang lalu? Katanya kalian udah saling terbuka," ucap Dhika menenangkan suasana.

"Iya, gue seneng banget. Tau Zhi sifatnya kayak gitu, bakal gue perjuangin dari dulu," sahut Krish memejamkan mata seakan berkhayal.

"Temen gue ada yang bucin nih, ekhem! Sini pajaknya buat makan sebulan," timpal Angel menengadahkan tangannya.

"Lo kira, gue dinas sosial apa? Ngasih jatah lu makan sebulan," Ucap Krish tersenyum datar.

"Wey, pada ngomongin aku, kalian nih kayak gak ada topik lain!" Sahut Zhia akhirnya ikut duduk di samping Zhia.

"Enggak dong sayang," timpal Krish merangkul dan mengecup kening Zhia di depan teman-temannya.

"Gue juga bisa, lihat nih," ucap Dhika merangkul dan mengecup kening Angel.

"Woy! Woy! Ada gue di sini, gak kasian apa ha? Gue ini masih jomblo!" Sambar Aldi memgerucutkan bibir melihat temannya sudah pada mempunyai pasangan.

Mereka tertawa bersamaan mendengar teriakan Aldi, memang sekarang dalam Geng yang gak punya pasangan cuma Aldi. Dulu ada temannya Krish tapi sekarang dia sudah punya istri, Zhia menuturi Aldi untuk bersabar dan banyak-banyak berdoa agar cepat dapat pasangan. Dia tidak pernah ingin menurunkan semangat seseorang atau merendahkannya sekalipun hanya becanda, karena rasa hati itu terlalu peka. Bahkan sampek di bela-belain dia lepas rangkulan Krish untuk menghargai Aldi dan memilih untuk kembali berdiri mengikuti upacara yang sedang berlangsung.

Sebentar lagi, upacara bendera bubar tapi kali ini tidak langsung bubar karena ada acara lanjutan yaitu pemberian penghargaan pada siswa berprestasi selama dalam satu tahun. Saat pembawa acara menutup acara, dia menyambung kata-katanya agar seluruh siswa tetap berada di tempat.

"Juara basket tahun ini, paling banyak di raih oleh ...... Krish Nadayatullah dan Sherlin Zhia! Tepuk tangan untuk nak Krish dan Zhi," ucap pak kepala sekolah, Geng Kadja terlonjak girang. Krish dan Zhia maju ke depan sambil melambaikan tangan ke arah teman-temannya.

Di sana, Krish dan Zhia mengangkat piala yang di hadiahkan untuk mereka secara bersamaan. Mereka di potret beberapa kali lalu membawa piala itu kembali ke barisan.

"Juara sepak bola tahun ini, paling banyak di raih oleh .... Dhika dan Aldi! Tepuk tangan untuk mereka berdua," ucap pak kepala sekolah, Dhika dan Aldi bersalaman dengan semua anggota Geng lalu maju ke depan sambil melambaikan tangan ke arah teman-temannya seperti Krish tadi.

Aldi dan Dhika di berikan satu piala yang tinggi dan besar, terbuat dari emas. Mereka di potret beberapa kali lalu membawa piala itu kembali ke barisan.

"Selanjutnya, juara bela diri tahun ini, paling banyak di raih oleh .... Krish Nadayatullah! Beri tepuk tangan lagi pada Nak Krish," ucap pak kepala sekolah kembali memanggil namanya Krish, semua anggota Geng Kadna tambah gembira. Dia maju ke depan untuk mengambil hadiah.

Krish kembali menerima piala yang tinggi dan terbuat dari emas, di sana dia di potret beberapa kali lalu kembali ke barisan bergabung dengan teman lainnya.

"Selanjutnya, juara vokalis tingkat  nasional tahun ini, paling banyak di raih oleh .... Angel! Beri tepuk tangan untuk Angel," ucap pak kepala sekolah membuat Angel terlonjak gembira, dia maju ke depan.

Angel di beri piala tinggi yang berbentuk microfon dan terbuat dari tembaga oleh pak kepala sekolah lalu di potret beberapa kali, dia membawa piala kembali ke barisan.

"Lanjut, juara olimpiade SAINS tingkat provinsi paling banyak di tahun ini. Di raih oleh .... Sherlin Zhia! Beri tepuk tangan untuk Sherlin Zhia," sambung pak Kepala sekolah membuat Zhia mengulurkan senyum, dia maju ke depan hendak mengambil hadiah.

Zhia di beri piala tinggi bahkan lebih tinggi dari semua yang Krish dapat dan terbuat dari emas di campur tembaga, dia di foto beberapa kali lalu kembali ke barisannya.

"Yang terakhir, juara kelompok teraktif dalam kegiatan sekolah tahun ini adalah .... Kelompok KADJA!! Silahkan para anggota kelompok maju ke depan, jangan lupa tepuk tangannya anak-anak," ucap pak kepala sekolah membuat Geng Kadja kembali terlonjak, mereka langsung berlari ke depan menghampiri pak kepala sekolah sambil boncengan tangan satu sama lain.

Mereka berlima di beri satu piala besar dan tinggi terbuat dari emas di campur perunggu, Geng Kadja di potret beberapa kali lalu mendapatkan tepuk tangan untuk kedua kali dari para siswa. Setelah acara ini selesai, pak kepala sekolah memberi waktu luang dua puluh menit untuk di gunakan semua siswa istirahat. Geng Kadja melepas lelah di kantin sambil membawa piala milik masing-masing. Mereka sangat bahagia hari ini, bahkan Zhia rela mentraktir semua teman-temannya yang ada di kantin sebagai sedekah atas keberhasilan gengnya. Sontak seisi kantin bersorak gembira, dia memang belum kerja tapi setiap bulan ada pemasukan dari komunitas balap motor yang kadang mengadakan balap motor dadakan. Zhia tidak selalu mengikuti balap montor dadakan tapi dia yang mengatur semua penyelenggarannya jadi selalu dapat uang tip.

"Bener-bener gue bangga banget, akhirnya perjuangan yang kita lakukan membuahkan hasil! Harapan gue seterusnya tetap begini ya guys," ucap Angel dengan ekspresi girang menatap teman-temannya.

"Yoi, selama kita bisa maka kita harus lakuin semaksimal mungkin agar tidak sia-sia. Tidak ada pencapaian tanpa adanya perjuangan!" Sahut Krish menambahi kata-kata bijak.

"Kadja, kita semua?" Timpal Aldi.

"Keluarga!!" Sahut semua anggota menyatukan telapak tangan mereka lalu di angkat sambil terlonjak.

"Almarhum bang Jefri pasti seneng ngeliat ini semua, semoga dia juga tenang di alam sana," ucap Zhia mengubah suasana menjadi sedih.

"Aamiin," jawab teman-teman yang lain kompak.

Pelayan kantin datang membawakan pesanan makanan mereka, ada  bakso, mie ayam dan segala macam yang siap di santap membuat Aldi semakin rakus tapi tubuhnya tidak kunjung gendut. Mereka makan bersama sambil bercanda Ria.

                       TAMAT

29-04-21

KADJA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang