Chapter 27. tantangan sakral #1 《balapan motor kali pertama》

51 5 0
                                    

Di kubu geng Cakrawala, yang base campnya terletak di pinggir jalan bekas gudang. Luasnya seluas kamar di markas geng Kadja, sedang berlangsung balap motor. Dengan mengenakan seragam lengkap dan ke khasan masing-masing, Geng Kadja berkumpul di base camp itu. Jefri dan Krish sudah bersiap di garis start bersama dua pembalap lain dari Geng Cakrawala, seorang wanita tinggi dengan tubuh ramping berjalan penuh gaya menggunakan pakaian serba ketat membawa kain merah. Kain merah itu di angkat tinggi.

"Satu ... Dua ... Tiga!" ucap wanita itu memberi aba-aba sambil melemparkan kain merah itu ke langit hingga jatuh, ketika sudah jatuh. Para pembalap melajukan motornya sekencang mungkin.

Permainan di pimpin oleh anak Cakrawala hingga satu putaran, Jefri yang masih jinak di posisi kedua hendak memberontak, dia tambah kecepatan motornya hingga full. Tidak semudah itu, anak Cakrawala yang ada di belakang sendiri mensejajari Jefri, kakinya menendang motor Jefri namun hal itu tidak membuat Jefri goyah karena dia pandai menjaga keseimbangan, dia tak menghiraukan anak cakrawala itu dan fokus mendahului anak Cakrawala yang memimpin permainan. Kini pemimpin permainan adalah Jefri, mereka makin ketat bermain karema mrndekati garis finish. Dan dengan kencang Jefri melewati garis finish pertama kali.

"Yeeeyyy, KADJA!" sorak Aldi, Angel, Dhika dan Zhia secara kompak.

Berhenti di depan Axel leaders Geng Cakrawala, Jefri melipat tangannya di depan dada sambil tersenyum miring. Dia dulu sudah bilang kalau gengnya susah di kalahkan tapi Axel malah meremehkannya dan menganggap rendah Geng Kadja, kini terbukti Geng Kadja yang menang. Dia berdiri mengitari Axel yang terdiam melipat tangannya di depan dada, Jefri membisikkan sesuatu di telinga Axel yang membuat dirinya seketika sebal sambil mengepalkan tangan mendengar itu.

"Hey kampang! Lu tu yang kampungan, geng cakrawala brengsek," bisik Jefri mendekatkan dahinya dengan dahi Axel sambil menajamkan pandangan dan memiringkan senyumnya

"Awas lu, jangan sombong dulu. Ini baru permulaan!" Sambar Axel mengepalkan tangannya lalu pergi meninggalkan Jefri yang berdiri memandanginya.

Kembali menghampiri motornya yang terparkir di pinggir jalan, Jefri melaju kencang menuju tempat teman-teman mendukungnya. Di sana sudah terdapat lima senyuman sumringah dari mereka, Krish yang baru sampai langsung memeluk Jefri dengan erat padahal dia juga baru saja berhenti, di susul Aldi, Dhika, Angel dan Zhia dari belakang. Mereka tidak melontarkan sepatah kata hanya mengeratkan pelukan saja, beberapa saat mereka melepas pelukan. Satu persatu dari mereka bersalaman dan mengucapkan selamat pada Jefri hingga sampai pada giliran Zhia mengucapkan selamat dan bersalaman.

"Aaaa, selamat kakak!" Teriak Zhia nyaring refleks memeluk Jefri yang menyenderkan tubuhnya ke montor. Jefri hanya tersentak dan tidak membalas pelukan itu, teman-teman yang lainnya langsung saling pandang sambil tersenyum.

"Iya makasih," jawab Jefri tetap cool walaupun imannya sudah goyah di peluk Zhia, dia memasukkan kedua tangannya di saku celananya.

"Lo keliatan goyah iman tuh gak perlu sok cool," umpat Aldi menahan ketawa.

"Dia istri lo, kalo lo balik peluk gak ada salahnya," tambah Angel memeluk Dhika di sampingnya.

"Tapi jangan di sini, gue ama Aldi masih jomblo. Jangan jadiin kita obat nyamuk," sahut Krish membuang muka.

Zhia yang mendengar itu langsung tersadar kalau dia sedang memeluk Jefri,seketika dia melepas pelukannya dan menyengirkan senyuman ke arah Jefri. Awalnya dia sangat malu apalagi sampai teman-temannya bilang kaya gitu, dia merasa bersalah akan kelakuannya yang suka sembarangan. Hingga memalukan suaminya sendiri, dari kejauhan. Sekelompok Geng Cakrawala datang tanpa ada rasa bersalah di raut muka mereka, malah seakan tidak terjadi apa-apa. Satu persatu dari leaders hingga anggota yang lain bersalaman dengan Jefri sambil mengucapkan selamat dan menyerahkan hadiah yang di bungkus kotak besar.

Anggota geng Cakrawala yang menyalami paling akhir, dia menggengam tangan Jefri kuat hingga Jefri merasa Nyeri dan berucap bahwa kemenangannya ini gak ada apa-apanya. Tapi Jefri tidak semudah itu untuk terpancing emosi, dia hanya tersenyum miring seakan ucapannya itu gak bisa mempengaruhinya sama sekali. Selesai dari situ, mereka berenam kembali ke markas mereka merayakan kemenangan yang telah leadersnya raih. Krish, Aldi, Dhika dan Jefri membuka hadiah yang Geng Cakrawala berikan sedangkan Angel dan Zhia menyiapkan makanan beserta minuman untuk berpesta siang ini.

Sampul kado yang membalut hadiah telah terbuka, kardus bekas mie instan terlihat jelas. Dengan cepat Jefri memyobek kardus itu, ada enam buah jaket polos. Enam sepatu dengan warna beda dan enam kemeja yang tidak sewajarnya kemeja, yang kiri lengan panjang, sebelah kiri lengan pendek membuat empat orang cowo yang membuka hadiah itu tertawa bersamaan. Mereka menemukan satu dua jilbab dan dua anting di bagian paling bawah dalam kardus itu, karena memang Geng Cakrawala juga ada dua cewe seperti Zhia dan Angel bedanya mereka berhijab.

Dari arah dapur, Zhia dan Angel datang membawa nampan yang masing-masing berisi camilan dan jus yang berbeda rasa. Mereka berdua meletakkan isi nampan yang dia bawa di atas meja di depan keempat cowo itu duduk, Angel memeluk nampan kosong dam duduk di samping Dhika sambil mengerutkan kening.

"Apa yang klean ketawakan tuh? Kayaknya seru banget," tanya Angel menatap teman-teman cowonya bingung.

"Ini nih, hadiah isinya jaket polosan terus kemeja. Mana ada kemeja modelan kayak gini, itu mah kemeja gocengan di pasar," jawab Dhika masih sedikit tergelak melemparkan enam kemeja ke arah Angel yang ada Zhia di sampingnya.

"Ini modelan yang viral itu kan, kiri panjang kanan pendek. Kampang emang tuh geng, gilak kali ngasih orang kaya gini," sahut Angel membeber kemeja yang di lemparkan ke pangkuannya.

"Dan ada dua kerudung ama anting buat klean para cewe," ucap Aldi melemparkan dua kerudung di pangkuan Angel.

Di tambah Jaket yang polos yang cukup untuk mereka berenam kenakan, demgan apa yang di peroleh. Mereka berganti pakaian di kamar masing-masing, Zhia dan Angel mengatur ganti baju. Jefri biar ganti di kamar mandi sedangkan Zhia di kamar, begitupun dengan Angel dan Dhika. Selepas semua mengenakan pakaian yang ada, mereka kumpul kembali di ruang tamu dan memulai pesta. Para cowo bermain catur sambil sesekali menikmati minuman yang Angel dan Zhia sediakan sedangkan dua cewe yang kini sama-sama memakai jilbab sedang bernyanyi bersama duduk di lantai.

Tidak ada yang berbeda dari mereka, semua sama-sama keluarga. Tidak boleh ada yang kurang sesuatu apapun pada satu-satunya orang, semuanya harus selalu bersama melengkapi satu sama lain. Satu makan semua makan, satu puasa semua puasa.

Bersambung

KADJA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang