Chapter 16

2.4K 303 49
                                    

"Happy Reading"


Jangan lupa spam komen yaa!!



"Vano ganteng mau gak?" Kinara menyodorkan kotak bekal miliknya sambil memasang wajah sok akrab.

Dahi Vano mengernyit heran. Seorang Kinara berbaik hati padanya? Ini seperti akhir zaman. Mana mungkin gadis tengil ini mau membagi bekal makannya dengan Vano yang notabennya teman adu mulutnya di kelas.

"Gak. Gue udah kenyang, lo aja makan sana!"

"Ih Vano terima dong!" Rengek Kinara menyakiti telinga lelaki di depannya.

"Sehat lo? Sarapan apa tadi pagi sampe nawarin gue bekal makan?"

"TERIMA GAK?!!"

"Dih? Maksa!"

Sikap keras kepala Vano mau tidak mau membuat Kinara duduk di hadapan lelaki itu sambil menopang dagu seraya memandang Vano lekat. Ini kelemahan Vano bukan? Berani menatap tajam seseorang tapi jika ditatap balik sebegitu lekatnya akan merasa risih sekaligus malu dan salah tingkah.

"Ngapain lo duduk disitu? Pergi gak?!" Usir Vano mulai kesal.

Kinara tersenyum mengedipkan mata genit. "Terima atau gue tatap lo kayak gini terus. Mau?"

"Yaudah sini! Ribet banget sih lo jadi cewek"

"Gitu dong! Kan jadi makin sayang..."

"Saya kepala lo peyang! Pergi sana!!"

"Ihh makan sekarang dong..."

"Banyak banget aturan! Terserah gue lah mau makan kapan. Masih untung diterima"

"MAKAN GAK LO?!" Mata Kinara melotot tajam. Tangannya menyodorkan ujung pulpen yang sejak tadi ia genggam ke leher Vano berusaha mengancam.

Vano meneguk ludahnya kasar. Sedikit saja dia bergerak ujung lancip pulpen itu akan menggores nadi dilehernya. Kinara adalah defenisi dari gadis bar bar yang Vano temui. "I-iya yaudah! Tapi jauhin pulpen lo ini"

"Good boy! Anak mamah Kinara pinter banget sih...." Kinara mencubit kedua pipi gembul Vano manja tidak lupa di detik terakhir memberinya cubitan kecil. "Buka bekalnya" Titahnya melipat tangan di depan dada.

Seorang Vano yang dikenal dapat membuat semua orang yang menatapnya menjauh ketakutan kini malah harus diperbudak oleh teman cewek kelasnya sendiri. Vano rasa harga dirinya sudah hilang melihat bagaimana wajah teman temannya yang lain yang memandang ke arahnya sambil menahan tawa.

Perlahan dibukanya kotak tupperware berwarna pastel itu dengan santai sambil sesekali menatap Kinara yang tersenyum manis ke arahnya.

"AGHHHH!!! KODOK RA! KODOK!!" Teriak Vano melempar kotak bekal ditangannya asal. Lelaki itu sontak berdiri menjauh naik ke atas meja dengan wajah memerah menahan takut.

Teman sekelas Vano yang lain terbahak mengeluarkan tawanya yang sejak tadi ditahan. Begitupun dengan Kinara yang sudah terjungkal dari kursi duduknya karena tertawa terlalu keras. Mereka semua asik menertawakan ketakutan seorang Vano tanpa memperhatikan sorot mata lelaki itu yang berubah tajam.

"Hahaha.... Ganteng doang yang lo besarin, sama kodok jingkrak jingkrak!" Kinara menepuk-nepuk kursi disampingnya masih terbahak.

"SIALAN LO! JADI LO NGERJAIN GUE?! DAN LO SEMUA TAU TAPI DIEM AJA?" Marah Vano memandang Kinara dan teman temannya yang lain secara bergantian.

BUKAN CINTA TERLARANG {END}Where stories live. Discover now