Chapter 8

2.8K 380 102
                                    

"Happy Reading"

Warning typo!!

Sekelompok pria berbadan tegap terlihat berdiri menjaga di depan pintu rawat Maya

Oops! Această imagine nu respectă Ghidul de Conținut. Pentru a continua publicarea, te rugăm să înlături imaginea sau să încarci o altă imagine.

Sekelompok pria berbadan tegap terlihat berdiri menjaga di depan pintu rawat Maya. Hal itu lantas membuat Jisya sedikit ragu untuk masuk. Mereka semua terlihat sangat menyeramkan untuknya. Meski ragu, Bisa coba memberanikan diri mendekat. "Permisi boleh izinkan saya masuk?"

"Anda siapa?" Salah satu dari tiga pria di sana balik bertanya. Suaranya terdengar berat juga menakutkan.

Perlahan Jisya mendongak. Menatap pria di hadapannya yang memiliki postur badan jauh lebih tinggi darinya. "Saya kerabat dari pasien yang sedang di rawat di dalam"

"Mau coba membohongi kami?!" Ucap pria itu membentak. "Pergi! Saya tau itu akal-akalan kamu saja"

"Untuk apa saya berbohong? Tolong menyingkir. Saya tidak punya waktu untuk berdebat dengan kalian" Jisya berusaha menerobos masuk, tapi sayang tubuhnya lebih dulu di hempas kuat hingga jatuh ke lantai.

Tidak ingin menyerah Jisya kembali bangkit dan masih berusaha untuk tetap masuk m3ski harus bersusah payah. Dia yakin tidak mungkin salah ruangan karena sebelumnya sudah bertanya pada perawat di lobi depan. Pria-pria kasar inilah yang sepertinya tengah salah paham dengan kehadirannya.

Tubuh Jisya diseret paksa untuk menjauh. Belum sampai dua langkah pria-pria itu berjalan, suara tegas dan bunyi pintu ruang rawat yang terbuka membuat mereka berhenti dan menoleh. "Ada apa ini?" Tanya wanita yang berbaju merah dengan gaya yang terlihat elegant.

"Gadis ini memaksa masuk ke dalam ruangan nyonya" Jawab salah satu dari pria itu sembari menatap Jisya tajam.

Jisya terpaku setelah melihat dua orang wanita yang baru saja keluar dari dalam ruang rawat. Dimana salah satu dari dua orang tersebut adalah bundanya. Tangan Jisya lemas saat melihat kondisi Maya saat ini. Tangan dan dahi bundanya terlihat bekas luka sayatan yang sudah mengering dan tertutup dengan obat luka.

Sebenarnya apa yang sudah terjadi pada bundanya? Apa pria-pria kasar ini yang melakukannnya? Jika iya apa kesalahan yang sudah Maya lakukan?

Wanita di samping Maya melipat tangannya di depan dada. Menatap angkuh ke arah Jisya. "Siapa kamu? Ada perluas apa sampai berani menerobos bodyguard saya?"

"Sa-"

"Dia maid sekaligus orang kepercayaan di rumah saya. Mungkin dia datang ke sini karena ingin menjemput saya. Iya kan?" Maya berujar cepat. Memotong ucapan Jisya dengan kebohongannya. "Pasti kamu datang ke sini karena di beri perintah oleh Bella"

BUKAN CINTA TERLARANG {END}Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum