Chapter 2

5.5K 623 101
                                    

"Happy Reading"

"Udah belum? Lama amat sih nyapu doang. Capek gue nih!" Ketus Vano merasa jengah.

Siswi cantik bernama kinara, teman sekaligus partner piket kelas Vano menatap geram pada lelaki di depannya yang sejak tadi tidak berhenti mengeluh. "Hehh akik-akik!! Lo dari tadi cuma pegangin serokan aja ngomel mulu! Nyapu nih kalau mau!"

"Gue kan cowok. Mana bisa nyapu" Balas Vano tak mau kalah.

"Cowok tapi mulutnya mirip cewek!"

"Oppa korea lo tuh yang mirip cewek! Nari-nari gak jelas!" Sengit Vano lagi.

Sudah biasa memang bagi Kinara dan beberapa teman perempuan nya di hujat oleh teman cowok sekelas mereka yang tidak menyukai idol Korea, Namun baru kali ini emosi Kinara meletup tidak tertahan. Dia sudah lelah mendengar ocehan Vano barusan. Ingin rasanya Kinara mencakar wajah temannya itu hingga hancur tak bersisa. Mereka setiap kalah berdebat dengannya pasti membawa-bawa idolanya.

'Brak'

Kinara membanting sapu di tangannya kemudian berlalu keluar kelas begitu saja. Membuat Vano tersenyum penuh kemenangan. "Baperan lo!!" Teriaknya yang tidak di hiraukan oleh Kinara.

Vano berjongkok mengambil sapu yang Kinara jatuhkan dan mulai menyapu melanjutkan kegiatan gadis itu. Dia hanya bercanda tentang perkataannya tadi, tapi sepertinya Kinara menganggap serius candaannya. Biarlah, Vano tidak terlalu perduli. Yang jelas dia ingin segera menyelesaikan kegiatannya dan menggunakan jam istirahat ini dengan bersantai di kelas.

Setelah sepuluh menit menyelesaikan kegiatan membersihkan kelas, Vano kini asik duduk bersantai di dalam kelas dengan kaki yang terangkat ke atas meja dan tangan yang asik memainkan ponsel. Suara berisik yang semakin lama semakin memenuhi ruangan kelas tidak mengganggunya. Mungkin mereka memang  sedang ingin beristirahat di kelas, pikir Vano tidak ingin mengambil pusing.

"Duduk semua. Ada yang mau gue sampein" Instruksi ketua kelas di depan sana. Semua murid langsung duduk di tempatnya mengikuti perintah. "Sekolah kita ngadain lomba antar kelas sesuai jurusan masing-masing. Jurusan kita IPA ada di gelombang pertama yang berarti besok. Dari kalian ada yang mau mencalonkan diri di beberapa lomba?"

"Lomba apa aja njing?" Celetuk Dion santai.

Tama menyikut lengan sahabatnya seraya terkekeh pelan. "Adab bro adab! Sopan dikit napa. Pak ketua tuh, main-main lo sama dia siap aja di aduin ke wali kelas"

"Lah kan gue cuma tanya. Salah?"

Tak! tak! tak!

Suara penghapus yang dipukul ke meja mengambil alih fokus seluruh siswa, termasuk Tama dan Dion yang spontan menghentikan perdebatannya.

"Lomba bisa kalian liat di mading sekolah, silahkan di cek. Bagi kalian yang berminat temui gue atau guru yang jadi panitia lombanya biar di daftarin"

Dion melempar Vano yang duduk sedikit berjarak dua kursi darinya dengan gumpalan kertas yang ia sobek dari buku. "Ustt! Ikutan gak? Yuk lah ke mading. Sekalian cari mangsa buat entar malem"

"Ogah" Sahut Vano masih tetap fokus bermain ponsel.

Ucapan dari sang ketua kelas kembali mengambil alih. "Setelah istirahat selesai kita free class. Mis Jisya gak masuk karena lagi disibukkan sebagai panitia lomba melukis. Dia bilang harus mempersiapkan banyak hal untuk besok"

BUKAN CINTA TERLARANG {END}Where stories live. Discover now