Gluraksa Albara

912 38 0
                                    

Selamat datang dicerita ini!

Ada baiknya sebelum lanjut baca kamu tekan bintang yang ada dipojok kiri bawah sebagai support kamu buat aku.

Happy reading

And

Enjoy!!!

------

"Gluraksa Albara" ujar Aksa berdecih lalu meludah tepat dihadapan Glurak, "Ketua dari Cruellion yang paling ditakuti takuti." lanjutnya.

"Gue heran sama kalian, mau mau aja punya ketua kayak dia, mending kalian ikut gue." ujar Aksa menunjuk Glurak remeh.

Dihadapannya Gluraksa berdiri dengan wajah datar, sedangkan dibelakang Glurak ada anggotanya yang sudah mendidih tidak terima ketuanya dihina oleh bajingan seperti Aksa.

"Gak usah banyak bacot anjing!" teriak Johan hendak maju memukul wajah Aksa namun ditahan oleh Fano.

"Tahan Jo, tenang." ujar Fano.

"Oh. Ini ketua dari Dragon's?" Glurak bersuara masih tenang menatap Aksa dari atas ke bawah dengan smirk yang membuat Aksa emosi.

"Kenapa kalo gue ketuanya?!" Aksa emosi.

"Awalnya ngehina hina gue tapi ujungnya ngemis ngemis ke anggota gue, masih punya harga diri?" ujar Glurak, "Jadi kalian dipimpin sama pengemis kayak gini?" lanjutnya dengan terkekeh kecil.

Sebelumnya Cruellion yang menggeram emosi kini gantian anak Dragon's yang tersulut emosi karena perkataan Glurak.

"BACOT LO ANJING!" teriak Aksa sebelum berhasil memukul wajah Glurak. Karena mendapat serangan tiba tiba Glurak tidak sempat mengelak.

Glurak mengusap sudut bibirnya yang mengeluarkan darah memiringkan kepala dengan senyum miring, matanya menatap Aksa tajam. "Inget, lo duluan yang ngusik ketenangan gue, jadi jangan harap lo bisa selamat setelah ini." ujarnya tajam sebelum menghantam wajah Aksa dengan pukulan kuat hingga laki laki itu tersungkur kelantai, sudut bibirnya mengeluarkan darah bahkan lebih parah.

"HAJAR!"

Selanjutnya terjadilah perkelahian antara Cruellion dan Dragon's.

----------

BUGH

"BANGSAT!" teriak Johan emosi meninju dinding markas Cruellion.

"Kalo aja tadi gak ada polisi yang dateng, udah pasti abis itu bajingan." ujar Johan dengan nafas memburu.

Berbeda dengan Johan yang mudah emosi, sang ketua sudah duduk tenang dengan wajah datar. Walaupun sebenarnya emosinya juga berada di ubun ubun tapi masih bisa ia kontrol sebaik mungkin.

"Sabar Jo, yang penting kita semua aman dari polisi." ujar Fano.

"Lagian siapa si yang lapor ke polisi, setau gue tempat itu jauh dari jangkauan polisi." ujar Gusti.

"Mungkin orang yang gak sengaja lewat yang lapor," ujar Fano.

----

"BARA!"

Panggilan atau lebih tepatnya bentakan itu menghentikan langkah Gluraksa.

"Dari mana saja kamu?!" tanya Bram, papa Glurak.

Dengan tenang Glurak mambalikan badannya lalu berjalan mendekati Bram.

"Duduk." perintah Bram saat putra tunggalnya berdiri dihadapannya, dan Glurak menurut.

"Kenapa dengan wajah kamu?!" tanyanya melihat wajah Glurak yang babak belur.

"Biasa." jawab Glurak tenang.

Bram menghela nafasnya "Bagaimana dengan sekolah kamu?"

"Biasa aja," Glurak menyandarkan punggungnya pada sandaran sofa.

"Kalau geng kamu itu?"

"Ya gitu."

"Papa gak akan larang larang kamu, asal kamu bisa mengendalikan semuanya dengan baik." ujar Bram.

"Dan papa harap geng kamu tidak merugikan orang lain." lanjutnya.

"Iya." balas Glurak.

"Gimana dengan dia?" tanya Glurak.

Mengerti siapa yang dimaksud putranya Bram menjawab "Sudah membaik."

Dia yang dimaksud Glurak adalah mamanya, Erika.

Glurak mengangguk, "Kalau gitu Bara masuk,"

Melihat anggukan dari Bram Glurak beranjak menuju kamarnya.

Bram menghela nafas panjang, semenjak dua tahun lalu ditambah ia yang harus pisah dengan Erika membuat putranya seperti bukan putranya. Ia pisah dengan Erika juga bukan tanpa alasan.

-----

Glurak dan teman temannya saat ini tengah berada disebuah club kota Jakarta.

"Rak. Stop. Lo udah minum cukup banyak!" Johan mengacak rambutnya frustasi, sejak tadi ia sudah memberitahu laki laki itu untuk berhenti minum tapi Glurak masih terus minum.

"Jrot, kasih tau temen lo biar berenti nambah lagi." pinta Johan pada Jordi.

"Gak bisa. Dia gak bakalan berenti sebelum dia pingsan." balas Jordi.

"Percuma, kita gak bisa apa apa selain nemenin dia disini." ujar Fano.

"Gue gak tau apa yang bikin Glurak kayak gini, setelah kejadian dua taun lalu dia jarang minum bahkan gak pernah dan sekarang dia balik lagi kedunia malam kayak gini." cetuk Bintang.

"Apapun itu, gue yakin masalah Glurak pasti berat." ujar Arga.

"Yang harus kita lakuin, selalu ada disamping Glurak." sahut Alga yang diangguki teman temannya yang lain.

----


Lanjut part berikutnya okeyyy
Jangan lupa vote nya
❤️❤️❤️

Gluraksa AlbaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang