Chapter 22

2.2K 310 39
                                    

Please enjoy yorobuuum~


















Setelah meninggalkan jurnalnya di depan pintu kamar Joohyun, Seulgi memilih untuk langsung keluar dari rumah itu. Dia melihat tuan Bae sudah berdiri di depan pintu yang terbuka, seakan tidak sabar untuk menendang Seulgi keluar dari rumahnya.

"Tuan Bae, aku harap aku bisa menjelaskan semuanya pada anda, nyonya Bae dan juga Yerim..." ujar Seulgi.

"Saya tidak butuh penjelasanmu Seulgi. Saya hanya ingin kau pergi jauh. Jangan dekati anggota keluargaku lagi. Aku tidak peduli dengan nama besar keluargamu atau apapun yang bisa kalian lakukan, tapi jika kau berani menunjukkan kembali wajahmu di hadapanku, aku tidak akan segan-segan membunuhmu" tuan Bae membalas. Dia terlihat sangat muak melihat wajah wanita monolid di depannya itu. Tidak ada hal lain yang ingin dia lakukan selain mengenyahkan wanita itu.

"Putri anda sangat mencintaiku, begitu juga dengan diriku. Kami pasti akan kembali bersama dan hubungan kami akan lebih kuat dari sebelumnya"

"Aku akan memastikan kalian tidak akan kembali. Jika kamu tidak bisa menjauhinya maka aku yang akan membuatnya menjauh darimu. Aku akan membuat dia melupakanmu"

"Anda hanya akan menyakitinya jika melakukan itu."

Tuan Bae mendecih. "Setidaknya itu bisa menyelamatkan hidupnya, sesuatu yang seorang Kang tidak akan pernah bisa lakukan. Melindungi wanita bukanlah keahlian kalian, aku tidak akan membiarkan putriku bernasib sama dengan ibumu."

Seulgi mengepalkan tangannya. Pria baya itu berhasil mematahkan kepercayaan dirinya. Tumbuh menjadi seperti sang ayah adalah ketakutan terbesarnya saat ini. Dan kata-kata tuan Bae membuatnya berpikir jika memang lebih baik untuk Irene tidak lagi kembali padanya.

Gadis itu harus mendapatkan yang lebih baik dari dirinya.

Jadi Seulgi menganggukkan kepalanya dan memberikan senyum kecilnya pada tuan Bae. "Anda benar. Terima kasih sudah menyadarkanku." Ucapnya.

Setelah itu dia melangkahkan kakinya melewati tuan Bae. Suara debum pintu mengiringi kepergian Seulgi dari kediaman sang mantan kekasih. Langkah kakinya gontai dan kepalanya terasa kosong. Dia benar-benar sudah kehilangan semangat dan tidak ada yang bisa ia salahkan selain dirinya sendiri.

Dia membuka pintu mobilnya dan mengunci dirinya di dalam sana. Dia menyandarkan punggung dan kepalanya ke kursi lalu memejamkan matanya. Dia sangat marah pada dirinya sendiri karena sudah melakukan banyak hal bodoh yang sekarang berbalik padanya.

"Arghhh!! Fuck! Fuck! Fuck!" Seulgi berteriak sambil membentur-benturkan kepala belakangnya ke sandaran kursi untuk meluapkan seluruh amarahnya. Dia merasa sangat menyesal karena baru saja ia merasakan sebuah kebahagiaan namun semuanya lenyap begitu saja hanya karena keegoisannya yang ingin membuktikan bahwa dirinya lebih hebat dari Sunmi.

Seulgi mengusap wajahnya kasar, merasa apa yang ia lakukan tidak akan memperbaiki keadaan. Dia kembali memejamkan matanya, mengatur nafasnya untuk menenangkan diri. Setelah beberapa menit ia berdiam diri dan membiarkan kepalanya berpikir dalam keadaan tenang, ia teringat bahwa ada satu permainan lagi yang harus ia akhiri.

Wanita itu pun mengambil ponselnya dan menatap layar benda pintar itu dalam diam. Dirinya sedang berperang untuk memutuskan haruskah ia menghubungi tuan Kim atau tidak. Dia tahu kalau Ia harus jujur tidak hanya pada Irene namun juga pada Jisoo. Tapi jauh di dalam lubuk hatinya, dia tidak ingin melakukannya karena dia tidak ingin kehilangan kesempatan untuk bisa kembali dekat dengan Jisoo di saat dia sudah kehilangan kesempatan pada Irene.

Seulgi menghela nafas berat. Dia harus melakukannya demi kebaikan Jisoo. Gadis itu sudah lama menderita dan Seulgi akan mengakhirinya.

"Halo" suara lelah itu menyapa tidak lama setelah Seulgi memulai panggilan.

CRUEL INTENTIONS ✔Where stories live. Discover now