Chapter 9

2.5K 299 43
                                    

Please enjoy yorobuuuummm~








Seulgi masuk ke dalam dapur dengan rambut yang masih basah sehabis mandi. Dia melirik Sunmi yang sedang menuangkan jus ke dalam gelas di meja makan. Tanpa menyapa, dia berlalu begitu saja menuju ke kulkas.

"Semalam lo kemana?" Tanya sang kakak tanpa basa-basi.

"Pergi" jawab Seulgi sekenanya. Dia membuka lemari pendingin itu untuk mencari sesuatu yang bisa dimakan tapi hasilnya mengecewakan. Kotak besar itu hanya dipenuhi dengan alkohol kaleng dan sisa makanan cepat saji yang mungkin sudah kadaluarsa.

"Jisoo nanyain lo."

Seulgi menegakkan tubuhnya. Dia menaikan satu alisnya sambil menatap Sunmi.

"Ngapain?

"Katanya lo janji mau nemenin dia beli peralatan ngampus. Dia nungguin sampai jam 9 malem tapi lo nggak balik-balik" jawab yang lebih tua dan meminum jusnya.

"Oh lupa." Seulgi menjawab tidak acuh.

"Dia ngambek sama lo."

Seulgi mendengus, "Bukan urusan gue. Lagian gara-gara ninggalin dia, gue bisa jadian sama Irene dan menangin pertaruhan kita." Gadis itu menaikan turunkan alisnya untuk mengejek Sunmi. Dia sengaja memberitahukan hal itu agar si lawan bicara tahu kalau dirinya tidak main-main dengan pertaruhan mereka.

Si Monolid mendekat dan merebut kotak jus yang wanita itu pegang. Dia beralih ke counter untuk mengambil gelas lainnya dan meninggalkan Sunmi, yang anehnya tidak memberikan balasan dari apa yang diucapkanya. Dia hanya berdiri diam di sana dan memerhatikan Seulgi.

Ia menuang jusnya ke dalam gelas tinggi miliknya dan meneguknya sampai habis. Setelah itu membawa kotak jus tersebut untuk dimasukan kembali ke dalam kulkas. Baru saja membalikan tubuhnya untuk pergi dari ruangan itu, Sunmi sudah berdiri di hadapannya.

Gadis dengan rambut pink panjang itu menggigit ujung bibirnya dan menatap mata Seulgi cukup dalam. Si Monolid mengerutkan dahinya saat sang kakak tiri mulai mendekatkan tubuhnya untuk mempersempit jarak mereka.

Tubuh Seulgi pun terjebak diantara lemari es dan Sunmi.

"Lo bener-bener mau menang ya?" tanyanya sambil mengusap-ngusap bahu Seulgi.

"Segitu penasarannyakah lo sama tubuh gue?" lanjutnya. Gerakan tangannya merambat turun ke perutnya.

"Gue nggak pernah ngeraguin lo Kang Seulgi, karena lo adalah womanizer terhebat yang pernah gue kenal." Tuturnya lagi, matanya berkilat nakal dengan tangannya yang tidak berhenti mengusap perut sang adik. Pahanya juga sengaja ia gesekan ke celana Seulgi membuat nafas si gadis monolid tercekat karena perlakuannya.

Dia mendekatkan wajahnya pada Seulgi dan membiarkan bibirnya bergerilya di sekitaran rahang serta daun telinga yang lebih muda. "Tapi satu hal yang harus lo ingat, kalau lo sampai jatuh cinta sama cewek itu maka lo tetap kalah meski udah ngambil mahkota kebanggaannya dia. Ngerti kan, Nona muda Kang?" bisiknya seduktif dan diakhiri dengan ciuman disertai hisapan di leher Seulgi.

Sunmi tersenyum saat melihat tanda kemerahan yang ia buat di tubuh sang adik. Setelah puas dengan apa yang ia lakukan, wanita itu segera pergi meninggalkan Seulgi yang sudah terbawa suasana dan menikmati perlakuannya.

Yang lebih muda pun dibuat frustrasi. Ia menggeram gusar.

"Sunmi!" teriaknya kesal, tapi yang ia dapat justru gelak tawa dari kakak tirinya.

"Fuck, that bitch..." desis Seulgi sambil menatap celananya.

*****

CRUEL INTENTIONS ✔Donde viven las historias. Descúbrelo ahora