Chapter 7

2.7K 311 14
                                    

Please enjoy yorobuuummm~

Irene membuka tas hitam yang ada di pangkuannya tanpa mengalihkan pandangan dari seorang pria baya yang berdiri di depan sana. Tangan kanannya masuk ke dalam tas dan meraba bagian dalamnya untuk mencari barang yang ia butuhkan. Dia semakin gencar mengaduk-aduk isi tasnya karena tidak kunjung menemukan barang tersebut. Kepalanya terangkat saat mendengar suara desisan dari beberapa orang yang terganggu dengan apa yang dilakukannya. Dia mengangguk beberapa kali sebagai permintaan maaf dan setelah itu kembali sibuk mencari barangnya.

Pria di depan sana mengucapkan kata-kata yang membuat orang-orang di dalam ruangan besar itu berdiri serempak. Masing-masing dari mereka membawa sebuah buku kecil. Benda itulah yang sedari tadi dicari oleh Irene, dia ingat betul tadi sudah membawa bukunya sendiri dari rumah, tapi kenapa sekarang tidak ada.

Ahhh iya, Irene baru ingat kalau di luar tadi ada seseorang yang menabraknya dan membuat seluruh isi tasnya berhamburan. Irene berdecak sebal, pasti buku itu ikut jatuh dan terlempar entah kemana.

Gadis cantik itu mendesah pelan. Kecewa.

"Mau bergabung denganku?"

Irene mengangkat kepalanya dan termangu saat melihat Seulgi yang sudah berdiri di sebelahnya. Wanita monolid itu memegang sebuah buku yang sama persis seperti yang dipegang orang-orang di dalam ruangan itu. Irene segera meletakkan tasnya di bangku dan berdiri sejajar dengan Seulgi.

"Seul, kok kamu bisa di sini?" tanyanya bingung.

"Ssttt" Seulgi meletakkan jari telunjuk ke bibirnya sendiri, mengisyaratkan Irene untuk diam. "Bicaranya nanti aja" tambahnya. Dia tersenyum sekilas pada Irene lalu mengalihkan perhatiannya ke depan. Mau tidak mau, Irene juga ikut mengalihkan pandangannya tapi sesekali dia akan melirik wanita di sebelahnya itu.

*****



"Beneran, Rene! Aku sampai berantakin kamar aku dari kasur, meja komputer, rak tv sampai ke kamar mandi cuma buat nyari handphone aku yang ternyata lagi aku pegang coba. Kan kesel." cerita Seulgi menggebu-gebu sementara Irene tertawa geli mendengarnya.

"Dan itu belum seberapa. Waktu itu kan aku habis bayar taksi, dikasih kembalian lah sama supirnya. Karena masih sibuk sama barang bawaan yang lain, yaudah uang kembaliannya aku pegang di tangan satu lagi nih. Di tangan itu aku lagi megang tisu bekas juga. Jalan dong aku ke arah rumah, pas liat tempat sampah aku niatnya mau buang sampah tisu eh malah duit aku juga ikut ke buang, untung cuma recehan." Seulgi mengerucutkan bibirnya, seolah masih sakit hati dengan kejadian yang menimpanya beberapa tahun lalu itu.

"hahaha ya ampun.. kamu absurd banget sih" Irene menggelengkan kepala seraya mengatur nafasnya. Dia dibuat sakit perut dengan mendengar pengalaman konyol Seulgi barusan.

Model cantik itu tidak menyangka kalau Seulgi yang kemarin bersikap cool ternyata punya pengalaman bodoh seperti itu juga. Kini Irene menyusutkan air matanya yang keluar karena terlalu banyak tertawa mendengarkan cerita wanita itu. Seulgi pun memberikan segelas air mineral padanya dan langsung diminum oleh gadis itu.

"Udah aku bilang kan, kalau kamu sama aku, pasti kamu nggak akan berhenti ketawa." Ujar Seulgi.

Joohyun pun mengangguk, setuju. "Iya.. aku percaya. Tapi sekarang berhenti dulu ya, perut aku sakit Gi"

Seulgi tersenyum senang. Dia merasa kalau Irene sudah mulai nyaman dengan kehadirannya dan itu menjadi pertanda baik untuknya.

Seulgi sungguh tidak main-main dalam menjalankan rencana taruhannya.

Dia harus menang dari Sunmi.

Sambil memerhatikan Irene yang kini teralihkan pada ponselnya, Seulgi mulai menyantap toast yang dipesannya. Dia juga mengamati Irene dan lagi-lagi hanya bisa fokus di bagian tubuhnya yang paling Seulgi sukai.

CRUEL INTENTIONS ✔Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum