Chapter 2

4.5K 430 17
                                    

Please enjoy yorobuuuummmmm~




















Sebuah Jaguar hitam metalik buatan tahun 1954 itu terlihat memasuki sebuah rumah megah di daerah kawasan elit dalam kota. Mobil itu berhenti di depan pintu utama rumah tersebut. Seulgi keluar dari mobilnya lalu melemparkan kuncinya ke arah seorang pelayan pria yang menyambutnya di depan rumah.

Tanpa mengatakan apa-apa, ia melenggang santai memasuki rumahnya. Kakinya dilangkahkan menuju ke tangga besar yang terhubung ke lantai dua. Tangannya sibuk memainkan handphone untuk mengetik sederet pesan singkat ke seseorang. Setelah sampai di lantai dua, dia langsung berbelok ke sebelah kiri, ke arah dimana kamarnya berada.

"Heungg~ shhhh...ahhhh"

Seulgi berhenti sebentar. Ia menajamkan pendengarannya saat mendengar desahan yang cukup kencang itu. Si monolid lalu memundurkan langkahnya sampai ke sebuah pintu yang tadi sempat dilewatinya. Ditempelkan telinganya ke pintu bercat putih itu untuk mendengar suara desahan tadi dengan lebih jelas.

"Ahhhhhh shhhh babe ahhhh"

"Si bodoh" gumam Seulgi sambil menyunggingkan senyum kecilnya. Tanpa mengetuk lebih dulu, Si Monolid membuka pintu lebar-lebar. Seringainya muncul saat sebuah pemandangan yang sangat erotis tersaji dengan indah di hadapannya.

"Kenapa berhenti?" tanya Seulgi pada dua perempuan yang ada di atas kasur besar itu. Ia melipat kedua tangannya di depan dada, memerhatikan posisi keduanya. Satu wanita berbaring dengan kaki yang terbuka lebar dan wanita lainnya memposisikan kepalanya di bagian intim pasangannya.

Wanita yang dipanggil 'babe' sebelumnya bergerak takut-takut saat melihat tatapan tajam Seulgi. Ia melepaskan kaki pasangannya lalu bergerak turun dari kasur. Yang berbaring hanya tersenyum geli melihat adegan di depannya itu, apalagi saat Seulgi mendekati sang partner lalu menatapnya dari atas sampai bawah dengan pandangan remeh.

"Pergi atau lidah lo gue potong?" ancamnya yang membuat keringat dingin keluar dari kening wanita itu. Tak mau apa yang dikatakan si Monolid menjadi kenyataan, dia pun segera pergi dengan ketakutan.

"Lo ngerusak kencan gue" ketus si wanita seraya mengambil ikat rambutnya dari meja nakas dan menguncir rambutnya asal. Tubuhnya hanya terbalut gaun malam berbahan satin tanpa dalaman.

"Padahal gue baru aja nyelametin lo. Karena lo kencan sama seorang pengecut, Sunmi" balas Seulgi seraya duduk di pinggir kasur. Ia sedikit membuka bagian bawah baju yang Sunmi kenakan untuk mengintip, namun wanita dengan rambut pink terang itu langsung memukul tangan Seulgi sebelum sempat melihat bagian privatnya.

"Walaupun pengecut tapi dia anak pengusaha kaya, bodoh" beritahu Sunmi sambil memakai kalung kesayangannya yang berbandul lumba-lumba tersebut.

"Terus apa bedanya sama gue? Gue juga anak pengusaha kaya. Gue bisa ngasih apa aja yang lo mau, asal lo bersedia tidur sama gue"

Sunmi mendengus pelan mendengar kata Seulgi barusan. Dia mengalungkan tangannya ke leher si Monolid lalu menariknya mendekat. Kening mereka bersatu dan matanya menatap Seulgi.

"Sayangnya gue nggak suka having sex sama adik gue sendiri" bisiknya lalu mengecup bibir Seulgi.

"Adik tiri" ralat yang lebih muda. Dia mengusap bibir bawah sang kakak dengan ibu jarinya. Tanpa diduga Sunmi justru menjilat dan menghisap jarinya itu. Sudut bibir Seulgi tertarik sambil menatap lekat gadis di bawahnya. Sungguh Seulgi dibuat gila olehnya.

Ia menggila karena hanya gadis itu yang tidak berhasil Seulgi taklukan.

Dan Seulgi bersumpah, bagaimanapun caranya, Sunmi harus berhasil dia kalahkan.

"Gue yakin suatu hari nanti lo pasti akan ngerasain kelihaian permainan seks gue. Dan saat hal itu terjadi, gue pastikan lo akan mohon-mohon sama gue untuk nggak berhenti ngasih kenikmatan itu" bisiknya. Ia mengeluarkan ibu jarinya dan menggantinya dengan bibirnya.

Sunmi pun tersenyum. Dia semakin mengeratkan pelukannya di leher Seulgi dan balas menyesap bibir wanita itu. Ini bukan kali pertama mereka melakukannya, tapi itu yang Sunmi suka karena mereka tidak akan pernah melakukan lebih dari ini. Dan itu selalu berhasil membuat Seulgi semakin penasaran dengannya.

Dia suka bermain-main dengan adik tirinya itu.

Cukup lama mereka saling melumat dan Seulgi yang lebih dulu menghentikannya. Dia kembali menatap Sunmi. Niatnya untuk menaklukan wanita itu semakin besar. Dia harus mencari caranya.

"Goodnight Sister." Ucap Seulgi sambil mengedipkan satu matanya. Ia berdiri dari kasur lalu pergi keluar kamar dengan riang, meninggalkan sang kakak yang terus menatap sosoknya sampai hilang dari pandangan.

Senyum kecil Sunmi pun muncul.

"Kang Seulgi si bodoh."



TBC

CRUEL INTENTIONS ✔Where stories live. Discover now