Chapter 20

2K 280 40
                                    

Wanita berambut panjang itu masuk ke dalam kamar dengan membawa tray berisi semangkuk bubur abalone, segelas susu, buah apel yang sudah dikupas dan sebutir pil penurun demam di kedua tangannya. Matanya bertemu pandang dengan tatapan tajam Seulgi yang kini sedang duduk bersandar di atas kasur. Mata monolidnya lekat mengikuti arah langkah wanita cantik itu.

Sepulang dari bar, wanita itu membawa Seulgi ke klinik terdekat untuk dibersihkan lukanya dan diberikan obat demam. Saat di perjalanan pun Seulgi tertidur dan dia memutuskan untuk membawa si tunggal Kang pulang ke rumahnya. Dia mengganti baju Seulgi yang bau alkohol dengan kaus milik wanita itu yang sempat tertinggal di rumahnya, dia memang sengaja menyimpannya karena belum sempat dikembalikan dan ia tidak menyangka bahwa itu akan berguna. Selain itu dia juga terjaga semalaman untuk mengompres kening Seulgi dan memastikan kalau demamnya tidak akan semakin tinggi.

"Aku buatin kamu bubur. Kamu makan sekarang ya, terus minum obatnya." Ujar wanita itu sambil meletakkan tray di atas meja nakas.

Si Monolid tidak membalas. Dia justru memberikan sebuah pertanyaan yang sejak dulu selalu ingin ia tanyakan pada wanita itu.

"Kenapa kamu ninggalin aku?" Ia bertanya dengan suara berat dan serak sehabis tidur. Tatapannya tidak lepas dari wanita cantik yang berdiri di samping kasurnya.

Wanita itu membalas tatapan Seulgi dan tersenyum lemah, "Kamu makan dulu. Setelah itu aku akan jelasin semuanya." balasnya seraya mengusap wajah Seulgi untuk menenangkannya, wanita itu juga mengecek suhu badan si monolid yang panas sejak tadi malam.

Setelah memastikan Seulgi sudah dalam kondisi yang lebih baik, wanita itu mulai melangkah menjauh.

"Im Yoona." Panggil Seulgi dan membuat si wanita menghentikan langkahnya. Dia berbalik dan mendapati Seulgi sudah menyibak selimut lalu turun dari kasur untuk menghampirinya.

Kini keduanya berdiri berhadapan dan saling memandang satu sama lain.

"You ruin my life after you left me. Lalu sekarang kamu kembali dan bertingkah seperti semuanya baik-baik aja?"

Wanita di hadapannya itu terdiam untuk beberapa saat sebelum memberikan responnya, "Lalu apa yang ingin kamu lakukan sekarang?"

Tatapan Seulgi semakin tajam, dia maju lebih dekat pada wanita itu, "Menjadikanmu milikku agar kamu tidak pergi lagi dariku."

"Kalau begitu, lakukan."

Mendengar itu, Seulgi langsung menangkup wajah Yoona dan mencium bibirnya dengan kasar. Dia pikir wanita itu akan mendorong tubuhnya lalu menamparnya, tapi yang sang mantan lakukan justru meraih kepala Seulgi dan menahannya agar ciuman mereka semakin dalam.

Suara desah tertahan juga kecapan diantara lumatan dan hisapan yang mereka lakukan menjadikan suasana lebih panas dari sebelumnya. Keduanya bergerak agresif mencoba untuk mendominasi satu sama lain. Lidah mereka saling mendorong, bergantian memenuhi ruang mulut masing-masing. Satu tangan Seulgi pun melingkari pinggang Yoona dan menariknya lebih dekat ke tubuhnya.

Seulgi mulai mendorong tubuh wanita cantik itu dan menjatuhkannya ke atas kasur. Dia memenjarakan tubuh ramping sang mantan di antara kedua tangannya. Dengan posisi yang lebih menguntungkan baginya, Seulgi mulai mengambil kendali penuh. Dia memiringkan kepalanya untuk memperdalam ciumannya, memberikan lumatan di setiap sisi bibir Yoona dan juga melesakkan lidahnya ke dalam mulut wanita itu.

Sedangkan tangan Yoona mulai bergerak ke pinggang Seulgi dan masuk ke dalam baju yang ia kenakan. Telapak tangannya mengusap-ngusap perut wanita monolid itu, merasakan otot-otot di perutnya yang mulai menegang.

Seulgi mengerang. Dia memindahkan ciumannya ke rahang sang mantan lalu menjilati dan menghisap kulit lehernya yang jenjang.

"Seul hhhmm..." desah Yoona. Tangannya sudah kembali mencengkeram rambut panjang Seulgi. Dia hanya bisa memejamkan matanya saat tangan Seulgi meremas dadanya dari luar baju yang ia kenakan.

CRUEL INTENTIONS ✔Where stories live. Discover now