Episode 4

117 90 17
                                    

Hai semuanya!

Apa kabar? Semoga pandemi cepet kelar, aminn

Apa alesan kalian masih stay dan tetep baca cerita Rensha?

Lagu fav?

Askot?

Nama orang yang lagi dipikirin?

Spam emot 💗 dulu bosqueee

(Gais jdi kemaren ada yg gatau spam emot 💗 itu maksudnya apa😭 jdi maksudnya kmu spam emot 💗 dikolom komentar sebanyak-banyaknya)

-Happy Reading-

"Gue bahagia kalo lo bahagia" kata Dinka, cowok yang sembari tadi berdiri dikoridor dengan jarak cukup jauh menatap Varren dan Alesha bercanda bersama

"Dinka!" Panggil Yhena yang melihat Dinka berdiri sendiri dikoridor

"Apa?" Tanya Dinka

"Emm nanti anterin gue pulang ya" pinta Yhena

"Suruh pacar lo aja, ngapain gue" sinis Dinka

"Hm, lo tau gue pacaran sama dia cuma karna-"

"Stop! Stop jadiin gue alasan lo pacaran sama Reyfan, kalo lo suka sama dia ya pacaran aja. Apa susah nya si" ucap Dinka

"Gue suka nya sama elo! Kalo lo malah nambah jauh gegara gue pacaran sama dia, oke! Gue bakalan putus sama dia" ucap Yhena

"Lo dulu bilang! Saat gue berhasil bikin Reyfan sama Alesha jauh lo bakalan mau jadi pacar gue! Tapi sekarang? Reyfan udah jauh sama Alesha! Kenapa lo nggak tepatin janji" imbuhnya

"Yaudah, lo putus aja sama Reyfan. Gue batalin janji gue" jawabnya

"Lo beneran nggak nyesel? Besok gue beneran putusin Reyfan, dan kemungkinan dia bakalan deket lagi sama Alesha" sahut Yhena

"Terserah lo" Dinka mulai beranjak pergi

"ihhh, Dinka!" Panggil Yhena, tinggal punggung Dinka yang lenyap diujung kaca Koridor meninggalkan Yhena yang terdiam.

"Sialan!" Umpatnya menatap asal.

°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°

Saat ini Dinka masuk kekelas, langsung duduk disamping Varren. Mereka sebangku. Setelah bel berbunyi, pelajaran membosankan dimulai.

KRINGGG

Bel pulang akhirnya berdering, arti bahwa penderitaan para siswa telah selesai. Alesha sudah dijemput Renjun, setelah perjalanan 15 menit mereka sampai didepan rumah bercat cream itu.

"Kok sepi" ucap Renjun

"Masuk rumah ngucap assalamualaikum bang bukan kok sepi" ujar Alesha

"Kan ngucap salam nya udah didalam hati tadi" sahut Renjun

"Emang abang punya hati? Abang tuh punyanya cuma paru-paru, jantung aja masih kredit" Tanya Alesha

"Yehhh! Kredit! Lu kira prabotan" jawab Renjun menoyor kening adiknya

"Bisa ajalah, jangankan kredit jantung, oksigen aja abang utang sama allah. Ngaku nggak! Abang nggak pernah bayar oksigen" ujar Alesha

"Lu sekaliiii aja, jangan bikin abang depresot bisa nggak" kata Renjun

"Enggak" singkat Alesha

"Bapak ibu! Yang mau adopsi anak nih! Alesha! Gratis!" Teriak Renjun kepada para tetangga nya yang tengah mengantri sembako di sebrang jalan

"Sha! Lagi berantem sama abang lu?!" Sahut tetangga sebelah

"Hehe, enggak tante" ucap Alesha. Keduanya segera mengakhiri perdebatan dan masuk kedalam rumah. Setelah makan siang bersama Alesha kembali ke kamar, melakukan rutinitasnya, yang hanya seputar menulis novel, belajar, dan terkadang juga berlatih piano.

                             °•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°

Disisi lain, Varren yang baru pulang mengendarai motor vixcionnya berhenti didepan rumah megah bergerbang hitam menjulang tinggi itu. Pak satpam yang segera membukakan gerbang membuat Varren melaju kegarasi untuk meletakkan motor kesayangannya. Sesaat memasuki rumah, ia disuguhkan oleh bundanya yang tengah bermesraan dengan lelaki lain.

"Lo kenapa nggak nikah aja sama lelaki itu! Brengsek!" Umpat Varren, anak semata wayang dikeluarga ini

"Eh sayang, udah pulang?" Sapa bunda yang berdiri dari pelukan selingkuhannya

"Cuih..." ucap Varren

"Bunda nggak akan nikah sama dia Varren, demi kamu" kata Bunda Varren yang mulai melangkah mendekatinya

"Demi gue?! Seharusnya lo nggak usah selingkuh" ujar Varren

"Yakan bunda udah selingkuh, kalau bunda nikah sama dia, kasian dong kamu anak udah ganteng, kaya, masak punya ayah dua" jawab Bunda yang senantiasa seperti itu

"Lo kalo mau nikah sama dia cerai in ayah! Gue nggak keberatan pisah sama lo" kata Varren

"Udahlah, mau sampai kapan kamu tiap hari debat sama bunda? Udah gih makan" kata Bunda. Varren hanya meliriknya tajam lalu menaiki tangga, ia masuk kekamarnya dan bergegas mandi. Rasanya hanya tempat itu ia bisa tenang tanpa suara bundanya.

                            °•°•°•°•°•°•°•°•°•°

TOK TOK TOKKK...

Malam ini ketukan pintu kamar Varren menyadarkannya dari langit malam, ia tau bahwa itu ayahnya. Ia mulai beranjak dari samping jendela mendekati pintu, lalu membukakan pintu tersebut agar ayanhya bisa masuk. Mereka duduk dikursi sofa kamar

"Kata bibi tadi kamu debat lagi sama bunda" pembukaan obrolan ini memanaskan hati Varren

"Iya" jawab Varren

"Varren, lihat ayah, ayah nggak tersakiti saat bunda selingkuh. Buat apa bercerai? Karier bunda sebagai putri mahkota dipermodelannya akan terus berjalan, kerja ayah jadi jaksa difirma hukum nggak akan terganggu, trus kamu emangnya nggak seneng punya orang tua yang utuh?" Jelas sang Ayah

"Ayah juga bisa deket sama wanita mana pun, ayah seneng, nggak papa Varren, asal ayah masih bisa mempertahankan pernikahan ini, biarin semua ini terjadi dan berlalu gitu aja, agar keluarga kita juga tetep utuh" imbuh Ayah

"Varren tau, ayah yang menjadi orang paling tersakiti disini, disisi ini ayah pengen Varren punya orang tua yang utuh, tapi disisi lain ayah ingin bercerai kan?" jawab Varren

"Ayah melakukan ini karna ayah, bukan untuk kamu" sahut ayah

"Ayah ngomong gitu biar Varren nggak merasa bersalah kan? Udahlah yah, ayah cerai aja, Varren bisa dan lebih nyaman hidup tanpa bunda" jelas Varren

"Seburuk-buruknya bunda kamu, kamu tetap anak kandung dia, selalu ada darahnya yang mengalir ditubuhmu. Kamu darah daging dia, jadi seburuk apapun bunda. Dia tetap bunda mu, nggak akan berubah" ucap sang ayah yang mulai beranjak keluar kamar dan menutup pintu.

"Gue benci sama Bunda, karna dia gue jadi benci cewek manapun. Gue selalu beranggapan semua cewek sama kaya bunda, cuma bisa nyakitin, egois, dan nggak punya hati. Tapi karna Alesha, pandangan gue itu mulai berubah" ujar Varren

                                °•°•°•°•°•°•°•°•°

Spam emot 💗 dulu bosqueee

Terkadang larut malam dan mata lelah menemaniku mengetik kata dicrita ini. Vote kamu bisa membayar rasa lelahnya

Satu vote dari kamu memperindah crita ini

Jangan lupa vote yah!!

Love you all and see you next part-!!💗

Rensha TFALV [END] -by Akhleya Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang