Kesebelas

4 0 0
                                    

Neta tertawa sambil berjalan beberapa langkah menjauhi Abel, siswa yang ada di kelas langsung menatap kearahnya, karena suara gadis itu cukup besar dan apa yang di ucapkannya cukup membuat mereka merasa tertarik.

Tapi hanya beberapa langkah berjalan, Abel berdiri dari duduknya dan langsung menarik rambut Neta dari belakang yang membuat sang pemilik hampir terjungkal.

"Heh anjing, kalo punya mulut di jaga ya!!" Teriak Abel sambil menarik rambut Neta lebih kuat lagi, sedangkan Neta berteriak karena rambutnya di tarik seperti itu, keadaan kelas juga mulai ricuh karena pertengkaran mereka tapi tak ada yang berani maju melerai.

"Bangsat lepasin rambut gue!!" Teriak Neta lalu berbalik arah dan mencoba ikut menjambak rambut Abel tapi tangannya tidak sampai.

"Pertama, lo ngegunting earphone gue pas gue nggak lagi ngapa-ngapain. Kedua, lo sama temenlo nyiram gue di toilet lalu kabur. Ketiga, lo sengaja jatuhin buku latihan fisika gua di lumpur dan jadi rusak. Keempat, tadi lo sengaja numpahin kuah bakso yang masih panas kegue. Gue masih bisa tolerir semuanya. Tapi kalo lo udah jelek jelekkin orang tua gue, gue bisa jambak rambutlo sampe botak." Setelah mengucapkan kalimat yang sangat panjang itu, suara teriakan Neta makin kencang karena tarikan tangan Abel makin menguat, tapi hal itu malah membuat Neta bisa menggapai rambut pendek perempuan itu.

Sekarang mereka melakukan aksi jambak-jambakan, Tapi Abel tak mau kalah, ia menyundul wajah Neta menggunakan kepalanya agar gadis itu melepaskan rambut Abel dan itu berhasil karena Neta langsung melepaskan tangannya dari kepala Abel dan berteriak karena hidungnya berdarah karena benturan dari Abel tadi.

Abel juga ikut melepaskan tangannya dari Neta, gadis itu merapikan rambutnya yang acak-acakan dan melihat seorang guru sudah berdiri di depan pintu melihat kelakuan mereka.

"Kalian berdua ikut bapak!" Perintah guru itu kepada mereka berdua, suasana kelas menjadi sepi, Abel berjalan duluan menyusul guru BK itu karena ia memang tau hal ini memang akan terjadi.

Tapi tiba-tiba, Neta berlari kearahnya dan kembali menjambak rambutnya, Abel tersenyum karena ia memang masih belum puas menjambak rambut Neta, dan dengan senang hati ia akan kembali mendaratkan tangannya di rambut panjang gadis itu dan menariknya kencang walaupun kepalanya juga terasa perih karena di jambak.

Abel tertawa di sela-sela perkelahiannya dengan Neta, di tangannya sudah di penuhi oleh helaian rambut gadis itu.

"Lo emang sekurang kerjaan itu ya, ngurusin hidup gue." Ucap Abel sambil tersenyum.

"Lonte kayak lo emang harus di perlakuin kayak begini." Teriak Neta, dengan suaranya serak mungkin karena capek. Ucapan gadis itu hanya akan membuat emosi Abel naik karena ia makin menggerus rambut Neta sampai kemudian gadis itu kembali berteriak dan guru BK yang tadi kembali dan melerai mereka.

"NETA, ABELLA!!! KALAU KALIAN TIDAK BERHENTI, BAPAK PANGGIL ORANG TUA KALIAN BIAR MEREKA IKUTMENONTON!" Teriak guru BK itu sambil melerai mereka berdua, ia memegan Neta dan untungnya Jeremy datang dan memegang Abel agar perempuan itu berhenti.

Akhirnya mereka dapat di lerai, Rambul Abel berantakan, tapi Neta lebih berantakan lagi, rambutnya seperti rambut singa, dan wajahnya sudah tidak karuan, lipstiknya acak-acakan dan darah di hidungnya mulai mengering.

Mereka di bawa menuju BK, di saksikan banyak pasang mata, siswa siswa yang kepo dan suka melihat pemandangan seperti ini karena tentu sana seru.

Abel duduk di kursi BK dengan tenang, berbeda dengan Neta yang terus menangis segera setelah mereka sampai di ruangan itu. Abel hanya memutar bola matanya malas karena tahu Neta hanya berakting walaupun dia tau bahwa gadis itu sudah pasti kesakitan. Siapa suruh.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Apr 20, 2021 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Let's Break Up in JuneWhere stories live. Discover now