Kedua

0 0 0
                                    

"Lo mau makan apa?" Tanya Petra ketika mereka sudah duduk di meja kantin yang sudah di penuhi oleh grub Petra yang tentu saja semuanya laki-laki, dan ada satu cowok lagi yang membawa pacarnya di sana.

"Mie ayam sama es jeruk." Jawab Abella menatap Petra lalu setelah cowok itu mengangguk pandangannya teralih kepada kumpulan cowok di meja itu sebanyak empat orang dan satu cewek lagi yang Abella katakan tadi kemungkinan pacar dari cowok di sebelahnya.

"Abel cantik banget ya, pantesan si Petra ngebet sama dia." Ucap salah satu cowok yang Abel kenal bernama Raha, cowok itu menyangga dagunya dan berada tepat di depan Abel.

Abel tersenyum kemudian ikut menyangga dagunya dengan tangan kiri.

"Emang cowok mana yang mau sama yang gak cantik?" Balas Abel sedikit berbisik membuat semua orang yang ada di meja itu menatap kearahnya karena ikut menyangga dagunya dan menjulurkan wajahnya ke depan Raha.

"Lo asik juga ternyata." Kata Raha sambil terkekeh pelan, ia kembali duduk menyender di kursi menatap lurus kearah Abella yang hanya tersenyum tipis.

"Ada apanih, Raha lo jangan macem macem sama pacar gue." Suara Petra menginterupsi mereka, cowok itu datang membawa pesanannya dan Abel, lalu duduk di sebelah Abel.

"Nih Bell, gausah peduliin Raha."

Abel memgangguk, menatap makanan di depannya lalu memasukkannya ke dalam mulut, dan selama beberapa menit kemudian ia hanya mendengar suara dari kantin yang ramai.

"Bell, nanti malem jalan yuk." Ajak Petra setelah melihat Abel selesai dengan makanannya, cewek itu menatapnya sambil tersenyum.

"Oke, mau kemana?"

"Cafe deket perempatan, di sana tempatnya sepi, maksud gue tenang."

"Okay, jam tujuh ya. Soalnya gue ada jam malam."

"Oke, tapi gue belum tau alamat rumah lo."

"Nanti gue ShareLoc."

"Oke, setelah ini ada mapel apa?"

"Ada Bahasa indonesia sih empat jam."

"Rambut lo bagus!." Puji Petra menyentuh sedikit helaian rambut pendek Abel, cewek itu memang memotong rambutnya dengan gaya bob sebulan yang lalu.

"Emang orang pacaran ngomongin apa aja sih?" Tanya Abel sambil juga memegang rambutnya.

"Emang lo gak pernah pacaran?"

"Pernah tapi dulu, jadi agak lupa."

"Gapapa, nanti gue ingetin. Balik kelas yuk!" Ujar Petra karena semua penghuni meja panjang itu menatap ke arah mereka. "Apasih, sirik lo."

"Halah baru pacaran sehari aja belagu."

"Dion aja yang udah setahun anteng aja tuh."

"Yuk Bell, kita pergi aja, atmosfirnya makin gak bagus. Disini banyak orang dengki."

Lalu Abel berdiri, ia sempat berpamitan sebentar lalu pergi dari sana, berjalan di samping Petra yang sudah duluan di depan.

"Gausah sopan sama mereka."

"Gapapa, namanya juga kakak kelas."

Jawaban Abel menjadi percakapan terakhir mereka karena baru mengobrol lagi ketika sampai di depan kelas perempuan itu.

"Bye, jangan mikirin gue mulu ya Bell." Ucap Petra ketika Abel masuk kedalam kelas, suaranya agak besar sehingga membuat seisi kelas menatap kearah mereka, sedangkan Abella hanya mengorek telingannya memasang eskpresi merinding. Mendengar cowok mengatakan hal seperti itu kadang mmbuat bulu kuduknya berdiri.

Let's Break Up in JuneWhere stories live. Discover now