Keenam

0 0 0
                                    

Petra sedang berjalan di koridor kelas, sibuk melempar senyum kepada adik kelas perempuan yang menayapanya. Saat ini ia menuju kelas Abel, karena sudah pasti beberapa jam ke depan tidak ada kegiatan belajar mengajar karena semua guru sibuk rapat di ruang guru.

Ketika sudah sampai di kelas Abel, Petra bertemu dengan seorang cewek yang kebetulan keluar dari kelas Abel, dan sepertinya itu adalah salah satu teman kelas Abel.

"Abelnya ada?" Tanya Petra sambil tersenyum ketika mereka berpapasan, cewek itu menatap Petra lama sambil tersenyum, reaksinya seperti kebanyakan cewek cewek yang bertemu dengan Petra, mematung sebentar sambil menatap wajahnya.

"Ada kok kak, tapi kayaknya dia lagi tidur tuh." Jawab cewek itu ketika sudah menguasai dirinya sambil menunjuk seorang gadis yang menidurkan kepalanya di atas meja.

"Thank you ya." Balas Petra kembali melempar senyum manisnya membuat cewek itu kembali mematung lalu mengangguk dan cepat cepat pergi dari sana.

Petra masuk ke dalam kelas, mengucap permisi kepada beberapa anak yang ada di dalam kelas yang bisa di hitung jari, kakinya berjalan menuju kursi Abel dan melihat gadis itu dari dekat. Abel terlihat tidur pulas membelakanginya, dengan earphone terpasang di telinganya.

Petra kemudian melepas sebelah earphone yang terpasang dan mengambil kursi dan duduk di samping Abel yang membelakanginya lalu mengambil ponsel miliknya dan memainkannya sampai nanti gadis itu terbangun.

Tapi ia kehilangan kesabaran setelah lima belas menit hanya menonton video yusup, karena itulah ide untuk membangunkan gadis itu muncul dan ia langsung menjulurkan tangannya dan menoel noel pipi gadis itu selama beberapa kali sampai Abel merasa terganggu dan mengerang lalu membalik tempatnya tidur dan sekarang mengarah langsung kepada Petra yang menahan tawa.

Tapi karena Abel tak mau bangun juga, Petra kembali menoel pipi gadis itu. Kali ini mudah karena Abel sedang menghadapnya, ia menoel noel pipinya sampai kemudian gadis itu membuka matanya pelan dengan ekspresi kesal.

Abel mengucek matanya sebentar lalu berusaha memfokuskan penglihatannya kepada orang yang sedang duduk di depannya yaitu Petra, sampai ketika gadis itu sepenuhnya sadar dan duduk dengan tegak menatap Petra yang ada di depannya dengan kesal.

"Ngapain sih?" Tanya Abel masih dengan suara serak, Petra bahkan tertawa ketika melihat guratan bekas tasnya membuat tanda di sebelah kanan gadis itu yang cukup jelas. Tanda bagaimana nyenyaknya tidur gadis itu.

"Masih ngantuk?" Tanya Petra sambil terkekeh pelan tidak menjawab pertanyaan dari Abel.

"Gue bisa tidur sampe pulang sekolah kalo lo enggak ganggu."

"Belek lo bersihin dulu tuh."

"Lo nggak bisa ngibulin gue ya."

"Iyaiya, susah banget ya kalo punya pacar bisa baca pikiran."

"Gue nggak bisa tuh."

"Emang lo mau?"

"Ya enggaklah. Berisik."

"Yuk main!"

"Di sekolah tuh tempet belajar bukan main."

"Sekolah juga bukan buat tidur."

"Beliin aer dong, tenggorokan gue kering banget."

"Biasanya cewek cewek ngantri ngasih gue air, nggak pernah tuh di suruh beliin aer."

"Makanya ini yang pertama, kan lo pacar ideal gue."

"Gue mau denger lo minta tolong, bukan nyuruh nyuruh."

Let's Break Up in JuneWhere stories live. Discover now