Berubah

331 37 0
                                    

...

"Hyunjin, ikut papa nak."

Jinyoung dan Hyunjin sudah berada di taman rumah sakit.

"Jelasin ke papa, apa yang terjadi?"

Hyunjin menatap Jinyoung lalu perlahan ia menjelaskan dengan sejujurnya, Hyunjin sudah tidak peduli, ia hanya menginginkan keajaiban terjadi saat ini juga.

"Tinggalin Yeji atau papa akan kirim kamu ke rumah oma di LA," ujar Jinyoung yang membuat Hyunjin sangat terkejut.

Hyunjin menggeleng, "Gak mungkin aku ninggalin Yeji pa, aku sayang Yeji, aku-"

"Kalian udah jadi saudara Hyunjin! hubungan kalian itu salah, gak usah kayak anak kecil!"

"Aku udah bilang di awal kalau Hyunjin cinta Yeji tapi papa gak mau dengerin aku, aku udah bilang kalau aku sayang Yeji lebih dari sahabat, aku milih egois pa sama kayak papa yang gak mau dengerin Hyunjin."

"Ok, papa akan kirim kamu ke rumah oma!" tegas Jinyoung lalu meninggalkan Hyunjin.

Hyunjin segera mengejar Jinyoung lalu menghalangi  jalannya.

"Pa, Hyunjin mohon jangan pisahin Hyunjin sama Yeji pa, Hyunjin gak bisa jauh dari Yeji," pinta Hyunjin.

Kemudian ia terdiam sejenak.

"A-aku akan jauhin Yeji tapi jangan pisahin aku sama Yeji, Hyunjin mohon," pinta Hyunjin sambil berlutut di hadapan ayahnya.



---

"Ngapain lo disini?" sinis Yeji pada Hyunjin yang ada di rumahnya.

Hyunjin bangkit dari duduknya lalu berjalan menuju ke keberadaan Yeji yang baru pulang, "Kemana aja? ini udah malem, gue tau gak ada latihan dance hari ini, lo kemana?"

Yeji merotasikan bola matanya, sudah seminggu lebih Hyunjin bersikap seperti seorang kakak yang menyebalkan, membuat Yeji semakin membenci keadaan ini, dan selama itu juga Yeji mulai berubah.

Yeji berlalu pergi melewati Hyunjin.

"Yeji!" bentak Hyunjin menarik pergelangan tangan Yeji.

"Akhh! sakit bego!" umpat Yeji.

Lagi lagi Hyunjin menarik paksa pergelangan tangan Yeji, Hyunjin menajamkan penciumannya, ia mencium bau alkohol yang membuatnya semakin geram.

"Lo ke club malam?!"

"Bukan urusan lo!"

Hyunjin beralih mencengkram lengan Yeji, ia menyingkirkan rambut Yeji yang menutupi lehernya.

"Siapa?" lirih Hyunjin lemas melihat bercak merah di leher Yeji seperti tanda kepemilikan.

Yeji memalingkan wajahnya, tangannya mengepal.

"Gue tanya, siapa Ji?!" teriak Hyunjin, matanya menunjukan kekhawatiran.

Yeji memberanikan diri menatap Hyunjin.

Ia tersenyum manis, "Bukan urusan lo dan emangnya gue siapa lo?"

"Lo saudara gue," lirih Hyunjin semakin mengeratkan cengkaram tangannya pada lengan Yeji.

Dengan paksa Yeji melepas cengkraman Hyunjin, "Gue gak akan pernah anggap lo saudara!"

"Ngerti?!" 

Mata Yeji memerah, ia sangat marah. 

Hyunjinnya berubah, kemana perginya sosok Hyunjin yang selalu menyayangi Yeji? Hyunjin yang selalu memperlakukan Yeji dengan sangat romantis, yang selalu berhasil membuat Yeji berdebar, kemana sosok itu?

Sakit ✔Where stories live. Discover now