3. obrolan awal

4 2 0
                                    

Marhaban yaa Ramadhan...
Mohon maaf lahir dan bathin semuanya🙏🏻

Happy reading!

Bel masuk berbunyi seluruh siswa dan siswi masuk ke kelasnya masing-masing untuk mengikuti kegiatan belajar. Beberapa kelas sudah di isi oleh guru yang akan mengajar tak terkecuali sahabat-sahabat Cahaya. Lili sudah lebih dulu memasuki kelasnya sebelum belum berbunyi karna pada saat mereka di kantin seorang siswi menghampiri Lili dan memberitahu kalau anak 12C sudah ada guru yang akan menjadi wali kelasnya mau tak mau Lili beranjak keluar dari kantin bersama siswi tersebut. Cahaya, Ratna, Diva, dan Asti berjalan di Koridor kelas 12 menuju kelas 12A kelas Cahaya. Sebelum masuk kelas, mereka terlebih dahulu mengantar Cahaya ke kelasnya. Ratna, Diva dan Asti mereka satu kelas di kelas 12B.

"Dah, sana masuk". ucap Ratna. Cahaya menatap pintu kelas yang tertutup ia tak berani masuk takut-takut sudah ada guru didalam.

"Gue takut dihukum". Cahaya menatap ketiga sahabatnya.

"Div lo intip dulu deh, ada guru apa nggak". ucap Ratna pada Diva. Memang diantara persahabatan mereka berlima yang paling tinggi Diva. Sedangkan Cahaya, Lili, Ratna, dan Asti tinggi mereka sama 160 cm.

Diva berjinjit sedikit mengintip lewat jendela ia melihat kedalam kelas terlihat di meja guru tidak ada guru melainkan anak cowo yang sedang asik mengobrol sambil tertawa bersama dua teman cowoknya yang duduk di kursi paling depan.

"Gimana Div". tanya Asti. Diva menggelengkan kepalanya tanda tak ada guru di dalam.

"Ya, masuk deh nggak ada guru ini". suruh Asti.

"Gue malu buka pintunya". jawab Cahaya. jujur sekarang ia deg-degan nggak berani masuk.

Ratna menghela nafas. Ia tahu kalau Cahaya malu. Ratna maju ke depan pintu kelas lalu ia buka.

"Masuk gih" ucap Ratna.

Cahaya menelan ludahnya ia menatap ke dalam semua siswa dan siswi kelas 12A langsung terdiam.

"Malu". ucapnya pelan.

"Nggak usah malu. kita disini ngeliatin lo dari luar". Asti memegang pundak Cahaya membuat senyum Cahaya merekah.

"Oke deh". jawab Cahaya membuat ketiga sahabatnya tersenyum lebar.

"Gitu dong, itu baru Aya nya kita". ujar Ratna Asti menjadi dagu Cahaya.

"Semangat Cahaya". Diva memeluk Cahaya.

"Ini jadi masuk nggak nih. pegel gue". ujar Ratna memegang konck pintu supaya nggak ke tutup lagi.

Sebelum masuk ke dalam kelas Cahaya mengucap bye pada ketiga sahabatnya. ia berjalan menuju kursi tempatnya duduk dengan muka tanpa senyum dapat dilihat Sanah tengah tertidur kemudian Cahaya mendudukan bokongnya di kursi ia mengeluarkan benda pipih berkamera tiga dimana di tengah-tengah bagian belakang terdapat gambar apel setengah digigit. Cahaya membuka aplikasi berwarna hijau terdapat banyak notif grup keluarga ia menscroll sampai bagian bawah dikira tak ada yang terlalu penting Cahaya keluar dari kolom grup lalu ia menggeser ke kanan dimana terdapat banyak snapWA yang terdapat di kontaknya ia membuka dengan random.

"Cahaya". panggil seorang dari belakang lantas Cahaya memutar kepalanya kearah belakang ia duduk terlihat cewek dengan rambut dikuncir satu memakai bando berwarna merah. Dinda namanya ia memang sudah kenal dengan Cahaya karna pada kelas 10 mereka sekelas.

"Kenapa Din". tanya Cahaya. Walau mereka pernah satu kelas masih agak sedikit canggung pasalnya mereka tak akrab.

"Sini kek, temenin gue ngobrol". ujar Dinda. Cahaya tersenyum tipis ia bingung mau memulai obrolan apa.

Cahaya membalikan tubuhnya menghadap dinda sepenuhnya matanya tertuju pada novel yang ada diatas meja Dinda. Mungkin itu awal obrolannya pikir Cahaya.

"Em.. Lo lagi baca apa? ". tanya Cahaya.

"Oh ini, Mariposa". jawab Dinda memperlihatkan judul novel tersebut.

"Itu dari Wattpad kan".

" Iya, gue udah baca sih menarik juga akhirnya gue beli deh". sahut Dinda terkekeh. Cahaya tersenyum kecil.

"Lo udah pernah baca".

Cahaya menganggukan kepalanya seraya berkata "Udah".

"Kenapa nggak beli". tanya Dinda.

"Gue bukan tipe orang yang suka baca Novel". jawab Cahaya.

"Loh, Wattpad bukannya novel ya". Dinda mengerutkan keningnya.

"Hah? Iyah juga ya". Cahaya tertawa kecil. Dinda hanya menggelengkan kepala.

"Gini kali maksud lo. Kan lo udah baca di Wattpad kenapa harus beli. gitu kan". ucap Dinda.

"Nah itu lo tau". sahut Cahaya tersenyum memperlihatkan deretan gigi yang terpasang kawat gigi dibagian bawahnya saja.

"Ternyata seru juga ya, ngobrol sama lo". ucap Dinda tersenyum dibalas senyum manis oleh Cahaya.

                                       •••

See you next chapter👋🏻

Cahaya Story Where stories live. Discover now