1. SEKOLAH BARU IDENTITAS BARU

761 149 34
                                    

*Kriing..

Hari Rabu yang cerah, diawali dengan suara bel yang terdengar begitu nyaring disetiap sudut bangunan megah berwarna putih berbentuk leter "G" dengan banyak ruangan itu.

SMA Merah Putih namanya. Bangunan itu memiliki 18 ruang kelas yang terbagi dalam 2 laintai serta 3 toilet disetiap tingkatan yang berbeda, 1 ruang guru yang luasnya 2 kali ruang kelas, 1 ruang Kepala Sekolah yang bersinggungan langsung dengan Perpustakaan, dan beberapa ruang ekskul. Tak ketinggalan, bangunan megah itu juga dilengkapi lapangan luas yang berada ditengah gedung, kantin yang bersih dan nyaman, dan juga area parkir yang terjamin keamanannya.

Tak hanya itu, SMA Merah Putih memiliki ratusan siswa dari berbagai daerah, dan kini, setelah bel masuk berbunyi, mereka berbondong-bondong masuk kedalam kelas masing masing. Pun juga guru guru yang satu persatu mulai keluar dari ruangannya menuju ruang kelas dimana mereka mengajar.

Salah satu guru wanita terlihat begitu elegan dengan setelan kemeja putih, rok span sebatas lutut berwarna hitam, serta jas hitam yang membalut tubuh tinggi semampainya.

Namanya Bu Sandra, Meskipun umurnya sudah hampir menginjak setengah abad, tapi wanita itu masih terlihat muda dibanding guru guru lain yang seumuran dengannya.

Bu Sandra berjalan memasuki kelas 11 IPA 1, selain menjadi guru mata pelajaran Matematika, ia juga menjadi wali di kelas tersebut.

Bu Sandra adalah guru sekaligus wali kelas yang super tegas, selalu berpegang teguh pada prinsipnya, dan sangat disiplin, bahkan ia tidak mengenal toleransi apapun, hingga banyak siswa-siswi yang memberinya julukan 'killer'.

Setiap wanita itu masuk kedalam kelas, saat itu juga suasana disana menjadi hening. Seperti sekarang ini, kelas 11 IPA 1 yang semula sedikit riuh mendadak hening saat Bu Sandra mulai menampakkan dirinya, tapi kali ini ada yang sedikit berbeda, bukan Bu Sandra yang menjadi fokus utama mereka, melainkan seorang laki-laki muda berseragam identitas sekolah yang berjalan dibelakang wanita itu.

"Selamat pagi, anak anak.." Bu Sandra menyapa untuk mengawali pertemuan dengan para anak didiknya.

"Selamat pagi, Bu.." semua murid menjawab dengan serempak.

"Hari ini ada satu murid baru yang akan menjadi teman kalian, serta anggota dari kelas ini." Ucap Bu Sandra menjelaskan siapa laki laki muda itu.

"Ayo, kenalkan diri kamu.."

Laki laki itu mengangguk dan tersenyum sopan kepada Bu Sandra. "Halo, nama saya Moza, saya pindahan dari Jogja." Ucapnya memperkenalkan diri.

"Oke, Moza, kamu bisa duduk di..." Kalimat Bu Sandra menggantung sebentar sebelum akhirnya ia menemukan satu tempat kosong dibangku paling belakang. "Kamu bisa duduk disana, di tempat kosong itu." Tunjuk Bu Sandra.

"Makasih, Bu.." Laki-laki yang memperkenalkan dirinya sebagai Moza itu sedikit membungkuk sebentar untuk menghormati Bu Sandra. Lantas ia berjalan menuju bangku kosong dibarisan paling belakang.

Bu Sandra membalasnya dengan senyuman singkat. Sebelum akhirnya menjadi salah fokus pada bangku tengah barisan paling depan yang juga kosong, hal itu membuat niatnya untuk memulai pelajaran menjadi tertunda.

Bu Sandra menghela nafas, ini memang bukan yang pertama kalinya.

"Anak itu tidak masuk lagi?" Tanyanya kepada salah satu siswi yang duduk disamping bangku kosong itu.

Siswi itu menggeleng lesu, "Tidak, Bu.."

Untuk kedua kalinya Bu Sandra menghela nafas, ia menggeleng antara heran dengan kecewa, kemudian berjalan menuju bangku guru dan menyiapkan absensi.

KARAMEL MOZARELATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang