21. Penyusupan Kara

463 37 2
                                    

Sakura mengalihkan pandangannya kepadaku, "Kelihatannya kau tidak suka dengannya?", Sakura mengernyit.
"Aku menyukainya, dia sangat mirip denganmu", jawabku.

Aku kembali memfokuskan pandanganku pada Satoru. Mata emerald bulat itu masih menatap onyx ku. Satoru menggerak-gerakkan tangannya, membuat salah satu tangannya keluar dari balutan kain itu. Aku memperhatikan setiap gerakannya.

Ia mengangkat tangannya, membawa tangan mungilnya untuk menyentuh daguku. Aku mencoba meraih tangan mungil itu, menggenggamnya.

Satoru mengerjapkan matanya seraya menguap. Aku tersenyum kecil di balik masker ku. Ia memejamkan kedua matanya perlahan. Aku mengecup singkat keningnya, membisikkan beberapa kalimat kepadanya, "Aku akan melindungimu dengan nyawaku, jika mimpi Kaa-san menjadi nyata. Akan kupastikan kau selamat, meski nyawaku yang akan menjadi gantinya".

Aku memberikan Satoru kepada Sakura, "Aku rasa dia tertidur", ucapku sembari membenahi kain yang membalut tubuh Satoru.

"Sakura, tentang mimpimu itu--

"Jangan dipikirkan", Sakura memotong

"Tapi, itu terjadi pada Satoru sekarang, kau sudah tahu tentang matanya kan?".

Sakura mengangguk, "Tapi dia normal".

"Sebenarnya, Sakura aku--

Tok tok tok, "Boleh kami masuk?".

"Silakan", jawab Sakura

Teman-teman satu angkatan Sakura datang menjenguknya. Shikamaru pasti memberitahu mereka.

"Hei Jidat, dahinya tidak lebar sepertimu ya?. Aku kira dahinya lebar sepertimu", Ino terkekeh

"Ino!!".

"Putramu sangat tampan, Sakura. Siapa namanya?", tanya Hinata

"Satoru. Oh ya, ngomong-ngomong apa itu Boruto?".

Hinata mengusap rambut Boruto yang terlelap di gendongannya. "Iya".

"Dia seperti Naruto ya?".

Kamar itu tampak ramai dengan kehadiran mereka.

Aku mencoba melangkahkan kakiku keluar dari kamar. Sakura menahanku, "Kakashi, mau kemana?".

Aku menyunggingkan senyum, "Mencari udara segar, hanya sebentar".

Sakura mengangguk, "Cepat kembali ya".

Aku melangkahkan kakiku menuju taman di belakang rumah sakit.

•••

"Apa mata itu--, dan apa hubungannya dengan mimpi Sakura?. Apa mimpi itu akan menjadi nyata?". Aku mengacak rambutku, kesal.

"Sensei ". Shikamaru berdiri di sampingku.

Aku sedikit mendongak untuk menatapnya. Namun, ia mengambil posisi duduk di sebelahku. "Apa yang Hokage-sama pikirkan?", tanya Shikamaru

"Aku pernah menceritakan tentang ini sebelumnya, tentang mimpi Sakura. Tadi aku melihat sendiri iris putraku, bola matanya berbeda", jawabku

"Kalau itu ada kaitannya dengan mimpi Sakura, maka--.

Shikamaru membulatkan matanya, ia menatapku serius, "Bencana itu akan terjadi!".

Aku menatapnya datar, "Tapi dia masih kecil, masih ada kemungkinan mimpi itu tidak nyata kan?".

Shikamaru mengangguk. Kemudian menatap awan, "Memang, tapi--

[]

Satoru mengerjapkan kembali matanya, "Hei lihat dia membuka matanya", ujar Naruto

STEP WITH ME(KAKASAKU)Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt