14. Melamar

641 61 12
                                    

"Tadaima", aku membuka pintu

Kei mengerucutkan bibirnya, "Lihat, siapa yang pulang terlambat".

Aku menatapnya datar, "Kau sudah pulang?".

Kei mengangguk, "Baru saja".

Kei duduk di sofa ruang tamu, ia mengambil bolpoin dari sakunya, "Apa Hokage-sama dan nee-chan tidak ingin menikah?".

"Tentu saja kami akan menikah", jawabku

"Kapan?".

"Bulan depan", jawabku

Kei membulatkan matanya, "Apa?, secepat itu?".

Aku mengangguk, "Ya, memangnya kenapa?".

Kei memasang wajah lesu, "Setelah kalian menikah, aku tidak ingin tinggal di sini lagi, Hokage-sama, --

"Kenapa?", Aku mengernyit

"Itu mungkin membuat kalian tidak nyaman kan?. Kalian akan lebih nyaman berdua dengan-
ku, dan setelah kalian punya keturunan, aku--

Aku mendekati Kei, menyentuh lengannya, "Kei, aku menyuruh-
mu tinggal di sini karena aku tidak ingin kau kenapa-kenapa. Meskipun aku dan Sakura sudah menikah dan memiliki keturunan, kau akan tetap menjadi bagian dari rumah ini", ucapku

"Tapi Hokage-sama,--

Aku memotong, "Aku akan melepasmu ketika kau sudah benar-benar dewasa dan bisa menjaga dirimu sendiri".

Aku menyunggingkan senyum kecil, "Tidurlah, aku juga akan tidur lebih awal. Karena aku harus mempersiapkan diri-
ku untuk besok".

"Memangnya besok ada apa?".

"Aku akan pergi ke rumah Sakura, aku akan meminta restu kepada orang tuanya".

"Maksud Anda, Anda akan--

Aku mengangguk, "Ya, aku tidak ingin berlama-lama menjalin hubungan tak resmi".

Kei mengepalkan tangannya, "Semangat Hokage-sama".

Aku tertawa kecil, "Ya, semoga saja mereka tidak menolakku".

[]

Keesokkan harinya, sebelum berangkat ke kantor Hokage, aku berjalan menuju kediaman keluarga Haruno. Aku merasa sangat gugup, tapi aku harus tetap tenang.

Aku menarik nafas dalam-dalam sebelum mengetuk pintu itu, mencoba menenangkan hatiku.

Perlahan ku ketuk pintu itu, Tok tok tok

Ceklek...

Pintu itu perlahan terbuka, "Kakashi-sama?. Ada perlu apa?, silakan masuk".

"Tidak usah terlalu formal, Mebuki-san".

"Baiklah Kakashi-san", jawab Mebuki

Perlahan aku melangkahkan kakiku masuk ke apartemen keluarga Haruno. Tampak Kizashi sedang membaca sebuah koran, secangkir kopi di depannya. Ia menurunkan korannya, "Eh, Hokage-sama, silakan duduk".

Aku mengambil posisi di sebelahnya, "Terimakasih Kizashi-san".

"Dimana Sakura?", tanyaku

"Sakura ada panggilan mendadak dari rumah sakit", jawab Mebuki

"Anda ada perlu dengannya?. Nanti, aku sampaikan", sambung Mebuki

Aku mengusap tengkuk, "Tidak, aku hanya ada perlu dengan Kizashi-san", jawabku

Kizashi menatapku, "Ada apa Hokage-sama?".

Aku menghadap Kizashi, "Kedatangan saya ke sini bermaksud untuk meminang putri Anda, Haruno Sakura".

STEP WITH ME(KAKASAKU)Where stories live. Discover now