13. Calon Menantu

765 67 3
                                    

Keesokan harinya adalah pernikahan Naruto dan Hinata. Ku pakai yukata hitamku, tak lupa dengan masker andalanku.

"Wahh Hokage-sama kelihatan sangat tampan", puji Kei

"Setelah ini, apa kau mau ikut aku menjemput Sakura?".

Kei menggeleng, "Aku akan pergi ke sana bersama Tsukune".

Aku membuka pintu, "Baiklah, jangan melakukan hal yang aneh-aneh ketika di pesta".

Kei mengangguk mengerti

"Hokage-sama, hadiahnya hampir tertinggal", ucap Kei sembari mengambil sebuah kotak hadiah di meja ruang tamu

"Oh terimakasih. Hampir saja".

Aku hendak melangkah keluar, tapi Kei menahanku, "Hokage-sama".

"Hm?", aku menoleh kepadanya

"Hari ini aku ijin pulang terlambat ya?".

"Memang kau ada acara apa?", tanyaku

"Aku ingin bermain dengan Tsukune sampai malam di pesta pernikahan Naruto nii-chan", jawab Kei

"Sampai jam sepuluh malam saja, tidak boleh lebih dari itu".

Kei mengangguk, "Baiklah".

"Kalau begitu aku pergi dulu", ucapku

"Selamat bersenang-senang Kakashi-sama".

[]

Ku langkahkan kakiku menuju kediaman keluarga Haruno.

Aku menghela nafas, mencoba menenangkan diri sebelum mengetuk pintu, aku sedikit gugup.

Tok tok tok

"Iya sebentar".

Sepertinya bukan suara Sakura. "Eh, Hokage-sama. Ada perlu apa Anda datang kemari?".

"Ah jangan terlalu formal Mebuki-san. Apa Sakura ada di dalam?".

Mebuki mengangguk, "Ya, dia sedang berdandan. Apa Anda bermaksud menjemput Sakura?".

Aku mengusap tengkuk, canggung, "Ah ya. Aku ingin menjemput Sakura".

"Baiklah, akan aku panggilkan Sakura. Apa Anda mau masuk?".

"Aku menunggu di sini saja".

"Ayo masuk Hokage-sama. Aku merasa tidak enak kalau kau tidak mau duduk di dalam", ucap Mebuki sedikit memaksa

"Baiklah".

Dengan canggung aku berjalan masuk ke dalam. "Silakan duduk Kakashi-sama", ucap Kizashi

"Panggil Kakashi saja, aku tidak terbiasa".

Kizashi terkekeh.

"Anda ingin menjemput Sakura?".

Aku mengangguk, "Iya".

Lalu Mebuki datang membawakan dua gelas berisi minuman di atas nampan, "Ini minumannya Hokage-sama".

"Terimakasih", ucapku seraya menyunggingkan senyum

"Oh ya, Hokage-sama terimakasih karena saat itu Anda mau menemani Sakura di rumah sakit".

Aku mengusap tengkuk, "Ahh itu bukan apa-apa, Haruno-san, dan maaf jangan terlalu formal denganku".

Setelah menunggu beberapa menit. Sakura keluar dari kamarnya, ia memakai dress sabrina berwarna merah muda yang tampak serasi dengan warna rambutnya.

Rambut panjangnya yang disanggul meninggalkan beberapa helai rambut yang menampilkan leher jenjangnya,
membuat ku ingin mengecup lehernya, memakai anting bergandul bunga sakura dan memakai wedges berwarna putih membuat kakinya nampak indah, di tambah memakai make up yang natural. Hari ini Sakura begitu indah dipandang, rasa nya ingin mengecup bibir ranum pink nya dan memeluk tubuhnya yang harum. Namun saat ini aku harus menjaga sikap, aku tidak ingin terlihat mesum di depan calon mertuaku sendiri.

STEP WITH ME(KAKASAKU)Where stories live. Discover now