9. Pria Romantis

989 74 2
                                    

Aku dan Kei menikmati sarapan yang di bawakan Sakura. Suasana di meja makan sangat hening, tumben sekali, Kei tidak menggodaku.

Dan akhirnya dia berbicara, "Hokage-sama"

"Hn?".

"Apa sekarang Hokage-sama dengan Sakura nee-chan menjadi sepasang kekasih?", tanya Kei dengan mata berbinar-binar

Aku menatap Kei datar, "Kenapa kau bertanya seperti itu?".

Kei melipat tangan di atas meja, "Karena kemarin aku tahu ada yang sedang mengutarakan isi hatinya".

"Kalau benar begitu, Hokage-sama harus menjaga nee-chan sebagai seorang kekasih yang baik."

Aku mengukir senyum tipis, "Kau ternyata tahu banyak tentang cinta ya?, aku sudah pasti akan melindungi Sakura". jawabku

Kei terkekeh, "Itu tertera pada buku Icha-icha Tactics, dan aku membacanya meskipun baru empat halaman".

"Ternyata benar kau membacanya?".

Kei mengangguk, "Sebagai kekasih yang baik, Hokage-sama harus memperlakukan Sakura nee-chan dengan romantis, seperti menjemputnya saat akan berangkat bekerja, dan sebagainya".

"Tapi dia bisa berangkat sendirikan?, lagipula jarak rumah Sakura dengan rumah sakit desa tidak begitu jauh".

Kei merengut, "Katanya mau jadi pria yang romantis..".

Aku menghela nafas, "Baiklah, aku akan menjemputnya nanti setelah sarapan".

Kei mengacungkan jempolnya, "Sugoi Hokage-sama".

[]

Setelah sarapan.

Seperti yang di katakan Kei, aku harus berusaha menjadi pria yang romantis. Sudah ku putuskan, hari ini aku akan menjemput Sakura dan menemaninya berangkat ke rumah sakit desa.

Aku berada di depan apartemen keluarga Haruno sekarang, aku merasa sedikit canggung untuk mengetuk pintu apartemennya. Siapa yang akan keluar?, Sakura?, Kizashi-san?, ataukah Mebuki-san?. Aku berharap Sakura yang membuka pintunya.

Tok tok tok

"Iya sebentar".

Ku perhatikan handle pintu yang berputar, menandakan seseorang di dalam sana sedang membukanya.

"Kakashi-sensei?".

Aku bernafas lega, "Sakura, kau belum berangkat?".

Sakura menggeleng, "Belum"., "Kenapa Sensei ke-

"Aku ingin menemani-mu berangkat ke rumah sakit". Aku menyunggingkan senyum.

"Ah tidak perlu repot-repot, Sensei. Aku bisa berangkat sendiri nanti".

"Aku khawatir jika di jalan nanti ada orang jahat yang ingin menculikmu. Aku tak ingin kau kenapa-kenapa". Ucapku sambil menatap Sakura tajam

Sakura mengangguk canggung, "Ah iya, kalau begitu a..aku..ambil dulu peralatanku".

Sakura kembali masuk ke apartemennya. Samar-samar aku mendengar "Siapa yang datang, Sakura?. Kenapa tidak di suruh masuk?".

"Naruto, Kaa-san. Dia mengajakku ke rumah sakit".

Aku mengernyit, "Naruto?, kenapa dia tidak jujur saja?", batinku

STEP WITH ME(KAKASAKU)Where stories live. Discover now