7 bulan kemudian...
Orang tua para Genin berkumpul di pelabuhan Kuruzu. Mereka bermaksud untuk mengantar anak-anak mereka. Para orang tua itu menyunggingkan senyum kepada anaknya yang melambaikan tangan kepada mereka.
Ada juga yang mengecup kening putranya, memeluknya erat. Anak itu menangis di pelukan ibunya, seakan tak mau berpisah dengan keluarganya.
Namun, Kei ia hanya menatap mereka. Kei menunduk, menyipitkan matanya. Membuatnya teringat akan kedua orang tuanya.
Sakura menyentuh pundaknya perlahan, membuat Kei memutar tubuhnya. Kei tak menatap Sakura, ia langsung memeluk Sakura, membenamkan wajahnya pada perut Sakura yang membuncit.
Sakura membawa tangannya untuk mengelus rambut Kei, "Kau masih punya kami kan?, jadi jangan bersedih", ucap Sakura
Kei melonggarkan tangannya, menatap emerald Sakura yang berusaha menenangkan hatinya, "Anggap saja kami adalah keluargamu", ujarku.
Kei menatap kami secara bergantian, senyum tipis terukir di wajahnya. "Nee-chan, Hokage-sama. Selama ini, kalian sangat berjasa dalam hidupku. Terimakasih atas segalanya".
Sakura tersenyum, "Tidak perlu berterimakasih".
Kei memusatkan perhatiannya pada perut Sakura, membawa tangannya untuk membelai perut Sakura, "Aku menyayangimu, meskipun kau bukan saudaraku. Semoga Kami-sama mengijinkan kita bertemu. Aku tidak sabar ingin bertemu denganmu, tapi--. Sekarang aku harus pergi untuk sesuatu yang penting, tapi aku pasti akan kembali. Jadi, tunggu aku ya?, Aku menulis surat untukmu, kalau kau sudah bisa membaca nanti, jangan lupa dibaca ya?".
Kei menempelkan telinganya pada perut Sakura, menciumnya singkat. Sebuah tendangan lembut dari dalam membalas ciumannya.
"Eh, dia menendang pipiku", gumam Kei membuat Sakura terkekeh
Kei mengangkat kepalanya, memperhatikan gerakan yang tampak dari luar. "Dia lucu sekali", ujar Kei tersenyum lebar
Sakura memegang perutnya, mengusapnya lembut.
"Kei, ini ada gulungan segel. Pakailah apabila kau membutuhkannya", ujarku sembari memberikan gulungan kepada Kei
Kei mengangguk, "Terimakasih, Hokage-sama. Aku akan belajar sungguh-sungguh dan lulus lebih awal".
Aku membalasnya dengan seulas senyuman.
Suara bel kapal itu berbunyi. Menandakan kapal itu akan berangkat. Semua Genin berlarian memasuki kapal. Melambaikan tangan untuk yang terakhir kalinya.
Kei memasang tas ranselnya, menarik koper hitamnya, dan berlari menuju kapal. Ia melambaikan tangannya, "Nee-chan, jangan lupa berikan surat yang di atas mejaku pada Hatake kecil ya?!!", seru Kei
"Iya, aku tidak akan lupa..", jawab Sakura sambil membalas lambaian Kei
"Jaa, Nee-chan, Hokage-sama. Sampaikan salam ku pada Hatake kecil!".
"Hati-hati di jalan, Kei!".
Kapal itu semakin menjauh, hanya siluet nya yang terlihat.
"Ayo pulang", ujarku
Sakura masih menatap ke arah perginya kapal. Padahal kapal itu sudah menjauh.
"Sakura, ayo pulang".
"Apa mereka akan baik-baik saja?". Sakura menatap-ku, menautkan alisnya.
"Desa Sunagakure akan memastikan keselamatan mereka", jawabku
Aku mencoba meraih tangan Sakura, menggandengnya, "Ayo pulang. Kau tidak boleh kelelahan".
CITEȘTI
STEP WITH ME(KAKASAKU)
Fanfiction{On going in SATORU: HATAKE NEXT GENERATION} Melangkah lah bersamaku. Akan kupenuhi hari-harimu dengan cinta dan kasih sayang. Aku ingin menyatakan perasaanku yang sebenarnya kepadamu. Namun, ku tahu bahwa kau tak memiliki perasaan yang sama dengank...