18. Dalam bahaya

531 53 0
                                    

3 bulan kemudian

"Ohayou, Kakashi-kun".

Aku membuka mataku perlahan, ketika merasakan telapak tangan yang hangat, membelai pipiku.

"Sudah pagi ya?", gumamku

Sakura menurunkan maskerku, mendekatkan wajahnya padaku, mencium pipiku singkat, "Sudah Sayang, sudah pagi. Kau tidak melihat sinar matahari itu?".

"Aku tidak bisa melihat matahari dengan jelas, karena ada dua matahari di hidupku".

Sakura mengernyit.

"Kau adalah salah satu matahariku, istriku. Kau membuat hidupku kembali terang".

Semburat merah muncul di pipi putihnya.

"Itu benarkan, sayang?", Aku menjawil hidungnya.

Sakura terkekeh.

Tanganku bergerak menggenggam tangannya, "Tanganmu, panas", gumamku

"Tanganmu yang dingin, Sensei".

Aku menggeleng, "Tidak, kau sakit?".

Sakura menurunkan alisnya, "Tidak, aku baik-baik saja. Sudah ayo bangun"

Aku mengangguk

••••

Setelah mandi, aku melihat Sakura yang sedang menyiapkan sarapan di meja makan.

Aku memeluknya dari belakang, menghirup aroma Cherry di lehernya, "Kau sudah mandi?", gumamku

Sakura melepaskan tanganku, "Tentu, aku selalu bangun pagi".

Aku mengangguk, lalu mencium pipinya, "Kalau lelah, beristirahatlah. Kau panas", gumamku

[]

Sesampainya di Kantor Hokage

Aku membuka handle pintu perlahan, "Ohayou, Shikamaru".

Shikamaru menyunggingkan senyum, "Pagi, Hokage-sama".

Shikamaru mengangkat sebuah dokumen di tangannya, "Ini daftar Genin yang akan di kirim ke Sunagakure, dan ini daftar Genin yang akan datang dari Sunagakure"

Aku mengangguk, "Baiklah, jadi ada berapa Genin yang akan dikirim?".

"Sekitar empat puluh Genin, di sini tertulis bahwa Genin akan dipulangkan sekitar sepuluh bulan setelah pelatihan, dan mereka akan di beri waktu libur di desa mereka. Kemudian mereka akan kembali ke Sunagakure setelah masa liburan itu habis".

"Hmm, lalu, apa ada lagi?".

Shikamaru mengangkat bahu, "Pertanyaanku adalah, apa Desa Konoha akan melakukan hal yang sama terhadap para Genin dari Suna?".

Aku mengusap dagu, "Hmmm, itu--

Tok tok tok

"Silakan, buka saja pintunya", ucapku

Dua pria berambut hitam dengan netra onyx-nya masuk ke ruangan-ku. Tatapannya sama datarnya.

STEP WITH ME(KAKASAKU)Where stories live. Discover now