10 - Aldrich vs Nindys

Start from the beginning
                                    

"Anyinggg pantesan!" laki-laki itu geleng-geleng kepala, takjub. "Butuh service enggak?!'

Nindys menggeleng. "Baru minggu kemaren. Entaran aja gue mampir deh ke tempat lo."

"Siap." ia mengacungkan kedua jempol sekaligus.

Tara Naufal Wijaya. Kenalan baik Billy dan Nindys. Asal dari Sukabumi tapi merantau ke Jakarta. Usianya hampir seumuran dengan Vanes. Dia bekerja di bengkel yang lumayan dekat dari sirkuit.

Awal bertemu sewaktu Billy dan Nindys dalam perjalanan pulang dari sirkuit dulu. Tiba-tiba motor Billy mogok, saat itu juga Tara datang menawarkan bantuan. Dengan senang hati pun mereka terima.

Mulai dari situ hubungan mereka berlangsung baik. Bahkan hingga kini masih sering berkomunikasi, sayangnya ada yang kurang, Billy.

•••

"Sakedap deui paling orangnya muncul, sabar." Tara menyeletuk. Seakan paham tujuan awal Nindys sebenarnya berkunjung. "Pasti dateng aing jamin."

"Emangnya siapa sih? Penasaran."

"Ceunah temennya temen gue. Nggak ngasih tau namanya." jawabnya. Dia memutar tubuh lalu menatap Nindys serius. "Maneh bener ieu hayang balap?"

"Heeh," Nindys manggut tanpa ragu. "Gue udah berusaha semaximal mungkin cari waktu yang tepat buat keluar masa iya enggak balap. Itung-itung ngelepas bosen."

"Aing teh panik," laki-laki itu membuang napas berat. Manik matanya memancarkan kepanikan—tepatnya khawatir.

"Kok panik? Artinya lo ngeraguin gue dong," ia bersedekap dada tidak terima.

"Sedikit." Nindys spontan melotot mendengar sahutan Tara diluar dugaan. "Ih nyebelin!" amuknya.

Suara bising orang-orang menyita perhatian. Disusul lima motor besar memasuki area sirkuit. Sedangkan Nindys mengernyit, seperti mengenali satu di antaranya.

"Nah tuh keknya mereka

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Nah tuh keknya mereka. Salah satunya bakal jadi lawan lo." Tara menunjuk objek yang menjadi perhatian.

Nindys terpusat cuma pada ninja merah. Apalagi ketika pemilik motor tersebut membuka helm. "Aldrich?!" kagetnya.

"Lah kalian saling kenal?"

"Orang satu sekolah." ia mendadak terserang panik. "Dari sekian banyaknya manusia di bumi ini kenapa harus dia anjir,"

Bukannya takut kalah, pikirannya nethink duluan. Gimana kalo Aldrich menyebarkan kepada anak sekolah bahwa dirinya ikut balapan? Mau dikata apa nanti?!

"Teu ngartos aing." mengangkat bahu lantas Tara melambaikan tangan pada temennya. "NATTT MARIH, KADIEU!"

Disambut baik oleh Nathan. Iya, si wakil Wynzelle, orang yang Tara calling barusan. Kenapa kok bisa kenal? Simple sih, karena Nathan pelanggan setia bengkelnya.

ALDRICHWhere stories live. Discover now