Chapter 10 : A Promise

1.8K 292 25
                                    

••

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Langkah kakinya terdengar menggema di sepanjang lorong dengan warna putih bersih yang steril, bahkan bangku-bangku yang berada di setiap depan ruangan pun berwarna putih, menyajikan kesan yang menakutkan.
Pun keberadaan dirinya dengan pakaian serba hitam membuatnya bagai setitik noda tak diharap dan mesti dihapuskan. Wajah maupun surainya tidaklah tampak karena tertutup oleh masker serta topinya.

Hingga kemudian dia menghentikan langkah tepat di satu-satunya pintu yang berada di ujung lorong. Terdiam tak bergerak sesaat tangannya menggenggam kenop pintu di hadapannya.

Pria itu terlihat tengah meredam amarahnya, didasari oleh matanya yang menajam bagai sebilah pedang.

Beberapa saat kemudian barulah pria itu menarik kenop pintu dan segera mengedarkan pandangan.

"Kau datang juga ...." Uzumaki Naruto menghela napas lega saat melihat Uchiha Sasuke yang kini melepaskan maskernya dan menatap pada dinding kaca yang memperlihatkan seorang gadis bersurai panjang yang tengah diikat tangan dan kakinya di atas tempat tidur pasien. Meski dari jarak yang jauh, Sasuke mengetahui ada air mata yang mengering di pipinya yang tak lagi sempurna tanpa cela seperti dulunya.

Naruto mengikuti arah pandang Sasuke, dia lalu menekan pangkal hidungnya kuat.

"Perban yang menutupi wajahnya baru saja dilepas dan dia memaksa untuk bercermin, itu membuatnya marah dan mulai melempar barang dan melukai dirinya sendiri. Untuk itu perawat mengikatnya." Beritahu Naruto. Dia lalu menyipitkan mata saat wanita itu menoleh ke tempat mereka berdiri, karena memang ruangan pasien dilindungi oleh dinding kaca yang bisa diatur.

Wanita itu tampak terkejut saat mendapati Sasuke di sana, pupilnya membesar dengan riak takut yang mulai terpasang di wajahnya.

Sasuke kemudian melangkahkan kaki menuju pintu kaca yang menghubungkan dengan ruangan pasien, dia meletakkan jarinya terlebih dahulu pada alat yang berada di samping pintu. Hingga kemudian terdengar bunyian dan pintu itu pun terbuka secara otomatis.

Dengan langkahnya yang lambat Sasuke pergi mendekat, mengintimidasi dengan auranya yang begitu pekat.

Wajah pria itu datar, tetapi matanya tampak menilai pada sang wanita saat ekspresi wanita itu berubah. Mukanya memerah, dengan matanya yang balas menghunus tajam. Tampak menahan tangis dan amarahnya.

"Kau baru datang sekarang? Apa kau sama sekali tak memiliki rasa tanggung jawab?" Serbunya dengan memberi desisan saat selesai. "Percuma usahaku selama ini dalam membuat artikel-artikel baik untukmu! Kau yang asli, benar-benar berbeda dengan yang kau tampilkan di khalayak ramai."

"Seperti dirimu, 'kan? Mereka menganggapmu sebagai sumber informasi dan orang yang mereka pasangkan denganku, fans yang paling diirikan, tanpa tahu bahwa kau telah mengganggu privasiku." Sasuke menjawab dengan nada biasa, tetapi ekspresinya sangat kontras dengan nadanya itu. "Kau pikir apa yang akan disampaikan media dan para fansku saat tahu kau bahkan meletakkan kamera di setiap hotel tempatku bermalam? Atau bahkan percobaan meng-hack akunku?"

You Again (sasusaku)Where stories live. Discover now