23. Si Pengganggu

16 5 0
                                    

Selama bertahun-tahun bersekolah, baru kali ini Refi benci ke sekolah. Benci untuk bertemu Liya lebih tepatnya. Entah terbuat dari apa otak gadis itu sampai tak pernah lelah mengganggunya dan Jenisa, senantiasa setiap hari tanpa absen membuatnya hampir lepas kendali.

Sudah satu bulan berlalu sejak kepindahan Liya ke SMA Rajawali, selama itu pula Liya selalu mengganggu hari-harinya dengan Jenisa. Tak ada hari tenang seperti biasa, bahkan sekadar mencari tempat sunyi saja seperti mencari jarum di tumpukan jerami.

Seperti hari ini, Refi dan Jenisa terpaksa duduk di halaman belakang sekolah membawa bekal. Tadi mereka sudah ke perpustakaan, tapi ternyata Liya juga di sana, terus membuntuti Refi, menempel saat Refi duduk. Tak ingin membuat keributan di perpustakaan keduanya terpaksa pergi ke halaman belakang membawa bekal makanan yang Jenisa bawa.

"Kak, itu si Liya gila apa gimana, sih?!" Jenisa memasukkan makanan ke dalam mulut, sendoknya dia gigit kuat menandakan kekesalan yang membuncah. "Kesel gue lama-lama. Ganggu ketenangan aja. Andaikan bunuh orang nggak dipenjara, udah gue patahin tulang lehernya, abis itu gue tendang punggungnya, terus gue mutilasi dia! Kesel!"

Senyum Refi terkembang tipis, sedikit gemas melihat tingkah Jenisa. "Gue juga nggak ngerti apa mau dia."

"Kak, please, deh! Lo itu nggak bego! Jelas-jelas dia maunya elo, masih bilang nggak ngerti apa yang dia mau."

"Maksud gue, gue nggak paham dia itu mau apa dari gue. Dulu dia ninggalin gue, demi cowok lain."

"Cowoknya ganteng nggak, Kak?" Jenisa menatap penuh selidik ke arah Refi, penasaran laki-laki macam apa yang menjadi selingkuhan Liya di masa lalu. Refi merupakan laki-laki tertampan di SMA Rajawali, dia belum menemukan laki-laki yang lebih tampan dari Refi baik di SMP dulu atau di SMA lain. ---Mungkin kadar kebucinan Jenisa memang sudah tahap akut.

Refi menatap Jenisa balik, tapi gadis itu tetap menatapnya penuh selidik, seperti ingin tahu bagaimana rupa laki-laki yang merebut kekasih Refi.

"Gue nggak tau."

"Lah? Gimana bisa nggak tau, sih?"

"Gue nggak tau dia ganteng atau nggak. Tapi, kulitnya gelap, tinggi, gagah juga. Kalau lihat dari tubuhnya, tentu gue kalah. Rambutnya ... nggak rapi, bibirnya tebal, hidung---"

"Stop, Kak, gue udah bisa bayangin betapa buruknya dia. Tapi, Kak, lo kaya raya juga, 'kan? Kok, Liya masih lebih milih dia?"

"Gue udah bilang gue nggak tau, 'kan?"

Jenisa mendengkus, sepertinya percuma juga. Sekarang Jenisa sedikit banyak mulai paham. Jika Refi berkata tidak tahu, artinya itu hal yang tak ingin dia ucapkan secara jelas, misalkan jelek, hitam, tidak enak dipandang, merusak mata. Jika dia menjawab dengan benar, itu berarti bukan masalah. Baiklah, Jenisa akan menandai diri sendiri. Jika Refi menjawab tidak tahu, dia tak akan mendesaknya lagi. Deskripsi wajah selingkuhan Liya benar-benar buruk.

Foreign Accent Syndrome [COMPLETED ✔]Where stories live. Discover now