45. Permintaan maaf

41.9K 3.7K 369
                                    

Haii selamat 200k untuk kita semua. Spesial 200k kalian akan mendapatkan kejutan dari aku dan Mas Gibran.




































"Aku penasaran kenapa kamu bisa seenggak tau diri kayak gini, ngejar-ngejar perempuan yang sudah bersuami."

"Aku minta maaf, Gib," kata Alan dengan suara pelan.

Naya yang sedari tadi memeluk lengan Gibran terkejut mendengarnya. Sampai ia langsung menatap Alan yang tengah menatapnya dengan tatapan amat bersalahnya.

"Aku minta maaf banget kalau selama ini aku sering jadi pengganggu dalam hubungan kalian."

"Akhirnya nyadar juga," gumam Naya.

"Aku mohon maaf banget sama kalian, maaf yang tulus dari lubuk hati aku yang paling dalam. Setelah aku fikir-fikir aku sadar kalau nggak seharusnua aku bersikap berlebihan sama kalian, hanya karena aku nggak bisa ngemiliki orang yang aku cinta aku sampai pura-pura nggak tau kalau apa yang aku lakukan salah.

Tolong jangan marahi Naya karena pulang bareng aku. Ini semua murni ajakan aku, tadi aku yang paksa sampai dia mau, semua salah aku Gib,  maaf."

Ada raut keterkejutan yang diperlihatkan Gibran, ia bisa melihat ketulusan dari sorot mata Alan terlebih lelaki itu sampai menitikkan air mata menyadari kesalahan yang selama ini telah ia perbuat.

"Tolong maafkan aku ya, kalian mau kan?"

"Kami memang sudah memaafkan kamu," jawab Gibran membuat Alan bernafas lega, senyuman tulus terpatri di bibirnya.

"Terima kasih ya, kalian baik sekali."

Gibran mengangguk, amarah yang tadi ia rasakan perlahan meluruh digantikan kelegaan luar biasa, entah karena ia menjadikan semua ini beban atau apa tapi Gibran merasa lega sekali dan berharap setelah ini tidak ada yang mengganggu hubungan mereka lagi.

"Alan, mencintai seseorang itu wajar tapi jangan sampai melakukan hal yang berlebihan apa lagi sampai mau memisahkan dari pasangannya."

"Iya Mas, lagian juga kenapa Mas Alan sampai segininya sih sama aku? Padahal di luar sana ada banyak banget perempuan yang lebih cantik, lebih pintar dan lebih segala-galanya dari aku dan pastinya yang sepadan sama Mas Alan—"

"Karena kamu beda, Nay, aku nggak butuh semua yang kamu sebutkan tadi, seandainya aku dikasih seratus orang seperti yang kamu sebutkan tadi aku akan tetap memilih kamu. Karena apa? Karena aku tau kamu akan tulus mencintai pasanganmu, mau diajak untuk terus maju, mau diajak untuk ke akhirat bersama-sama dan bisa ngertiin aku, yang paling penting kamu kuat, Nay, nggak pernah aku ketemu sama perempuan sekuat kamu selama ini.

Sayangnya kamu bukan jodohku dan aku sadar aku nggak bisa maksain itu. Maaf, Gib, kalau aku muji-muji istri kamu secara berlebihan tapi aku cuma mau mengungkapkan alasan kenapa aku bisa sampai tergila-gila sama istrimu. Kamu beruntung, Gib, mendapatkan Naya yang selama ini juga mencintai kamu."

"Aku berharap semoga kamu bisa secepatnya menghilangkan perasaan yang kamu punya sama istriku," balas Gibran sengit.

"Iya. Aku akan mulai belajar menghilangkan perasaan ini sama Naya, aku akan menerima tawaran ibu yang mau menjodohkanku. Doakan semoga melalui perjodohan ini aku bisa secepatnya menghilangkan perasaan aku sama Naya."

"Aamiin," ucap Naya dengan serius.

"Terima kasih ya untuk kebaikan kalian yang mau menerima permintaan maafku. Kalau begitu aku pamit, assalamualaikum."

"Waalaikumsalam," balas kedua orang itu secara bersamaan.

Naya menatap punggung Alan yang mulai menjauh. Ada sedikit rasa bersalah karena tadi ia bersikap kurang mengenakkan pada Alan, terlebih sebelum Alan berbalik tadi Naya melihat Alan yang menghapus air matanya yang jatuh.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Mar 08, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Sepupuku Suamiku Where stories live. Discover now